1. PROLOG

2K 27 0
                                    

.
.
.
___________________

" Cinta itu rumit. Andai aku tau jika cinta serumit ini, maka aku akan berfikir ulang untuk kembali jatuh cinta."

_Nayla Anggita Azhari_

*

____________________

Langkah Nayla bergerak perlahan menyusuri rak-rak yang dipenuhi berbagai jenis buku. Matanya bergerak liar memindahi cover buku yang menurutnya lucu. Hari ini setelah pulang sekolah Nayla memilih menghabiskan waktunya ditoko buku. Lagipula Ayah nya akan pulang terlambat hari ini. Nayla tidak menanyakan alasannya, hanya saja Ayahnya bilang ada banyak hal yang mau diurus hari ini.

Dari pada ambil pusing, lebih baik ia refresing otak. Mencari buku baru untuk mengisi waktu kosongnya. Nayla sudah lama tidak membeli buku, ia butuh menjernihkan otak sebelum ujian akhir tiba. Aneh ya, bukan belajar Nayla malah menghabiskan waktunya berkutat dengan berbagai jenis novel kesukaannya.

Ntah karena terlalu asik dengan dunianya, tubuh Nayla tersentak saat sesuatu yang keras menabrak hingga ia terjengkang kebelakang. Buku-buku yang ada digenggaman nya berhamburan sudah. Keningnya terasa sedikit ngilu.

" Sakit... " Ringisnya pelan. Tangannya mengusap kening yang berkedut ngilu, menatap kedepan berusaha memastikan apa yang ditabrak nya.

Dari bawah Nayla bisa melihat sepasang sepatu kulit, tatapannya beralih keatas mendapati seorang pria dengan setelan jas rapi yang tengah menatap nya datar. Berbanding terbalik dengan dirinya yang meringis ngilu, pria itu tampak baik-baik saja. Sangking baiknya pria itu malah masih asik menatap ponsel digenggaman nya.

Dasar gila! Nggak lihat ada korban didepannya apa? Kesal Nayla sambil berusaha berdiri.

" Kamu baik-baik saja? " Tanya Bagas yang hanya melirik sekilas.

" Menurut om? " Sewot Nayla kesal. Ia segera mengutip buku yang berserakan dilantai.

" Om? " Kening Bagas berkerut seakan tak suka pada panggilan yang Nayla sematkan.

" Iya! Kenapa? "

" Menurut saya kamu baik-baik saja." Balas Bagas datar.

" Ini semua salah Om! Makanya kalo jalan jangan sambil mainin ponsel! " Omel Nayla kesal. Tapi Bagas tampak biasa saja tanpa raut bersalah.

" Salah kamu karna punya mata hanya dijadikan pajangan saja."

" Apa? " Amarah Nayla sudah naik ke ubun-ubun. Padahal tadi pria ini yang menabrak, kenapa jadi Nayla yang salah.

" Jelas-jelas om yang nabrak saya, kenapa jadi saya yang salah? "

" Lalu, saya harus melakukan apa untuk menebus kesalahan saya? "

" Om harus tanggung jawab! " Tekan Nayla.

Pria itu hanya mengangguk, merogoh saku celananya dan mengeluarkan dompet kulit dari sana.

" Ini, cukup? " Tanyanya sambil menyodorkan beberapa lembar uang merah kearah Nayla.

Melihat itu Nayla berdecak pinggang, menatap pria itu tajam. Walaupun tinggi mereka yang terlihat sangat jomplang tidak membuat nyali Nayla ciut sedikit pun.

" Menurut om uang bisa menyelesaikan segalanya?"

Pria itu menghela, " Saya tidak punya banyak waktu. Jadi cepat terima atau tidak sama sekali." Ucapnya tajam.

MY SECRET WEEDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang