Ailyla 08🦖

83 45 22
                                    

◕ℍ𝕒𝕡𝕡𝕪 𝕣𝕖𝕒𝕕𝕚𝕟𝕘◕

_____ᕙ𝔏𝔲𝔨𝔦𝔰𝔞𝔫 𝔱𝔢𝔯𝔞𝔨𝔥𝔦𝔯 𝔄𝔦𝔩𝔶𝔩𝔞ᕗ_____

+62 859-****-****

Balas dendam atas kepergianya. Atau hidup menderita selamanya, dalam penyesalan yang tidak pernah kau perbuat

Bunuh mereka⚝๋࣭ 

Read.

Ailyla mengigit bibir bawahnya yang bergemetar, ia terus menatap isi pesan itu dengan rasa gelisah.

Setelah kepergian bundanya dari rumah, sepuluh tahun yang lalu. Ailyla hidup menderita, dengan siksaan dari keluarganya, dan sudah limat tahun, setelah mendapat kabar atas meninggalnya bundanya. Ia selalu mendapatkan pesan anonim dari seseorang yang tidak dikenal

Sudah berbagai cara ia menghindar, dari pesan anonim yang menakutkan itu, dari Menganti nomor ponselnya, dan memblokirnya beberapa kali. Namun pesan anonim itu selalu muncul

"T-tenang... Tarik nafas... Ini cuman pesan biasa Lila." Ucapnya dengan nafas yang ternganga.

Tok! Tok! Tok!

"Apa non Lila sudah bangun?" Panggil mba Tarmi, dari balik pintu kamar Ailyla

"Iya mba... Lila udah bangun!" Teriak Ailyla, dari dalam kamarnya

"Bibi sudah nyiapin sarapannya... dimeja juga sudah kumpul semua non." Ucap mba Tarmi, sebelum pergi.

⁠✧✧✧✧

Ailyla sedang berjalan di koridor sekolahnya dengan lesuh, "Siapa orang dibalik pesan itu?" Gumamnya, bertanya-tanya soal pesan anonim itu.

Bruk

Ailyla terjatuh, ketika seseorang dengan sengaja menabraknya

"Liat... siapa yang lagi sujud dikaki gue gais." Ucap gadis yang menabrak Ailyla, dengan bersedekap dada, tersenyum menatap Ailyla yang terduduk dilantai 

"Cih... Jangan ngarep gue sujud dikaki Lo!" Ucap Ailyla, dengan tegas lalu berdiri, dan merapikan seragam sekolahnya yang berantakan

Siswi yang tadi menabrak Ailyla, menggertakkan giginya dengan marah, lalu menderong Ailyla kembali dengan sangat keras, membuat bokong Ailyla, berdenyut nyeri akibatnya

"Jangan sok, jadi orang!" Ucap siswi itu, sambil menekan kedua pundak Ailyla, yang sedang terduduk dilantai.

Ailyla melirik name tag ketiga siswi itu, satu persatu, lalu tersenyum smirk. "Windi... Salsa... Erica... Gadis penjilat!" Ucap Ailyla, lalu menyetakan kedua tangan Windi, yang berada di pundaknya

"Gue ga tau masalah kalian sama gue apa, tapi hari ini gue lagi ga mood buat ribut." Ungkap Ailyla, lalu beranjak pergi

"Kita penjilat... Dan lo pembully, yang tega ngebully adik tiri Lo sendiri... Cuman gara-gara satu cowok..." Ucap Salsa, yang sedari tadi hanya tersenyum sinis melihatnya 

Lukisan Terakhir Ailyla [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang