"Aku tak mau masuk kedokteran!!" Taehyung sudah benar-benar tak bisa lagi menahan tekanannya.
"Kau tidak boleh seperti itu! Tidak bisakkah kau menurut sekali ini saja?!" ucap Jin yang sudah dibuat pusing dengan adiknya yang susah diatur itu.
"Hyung! Apa masalahmu sih, tiba-tiba saja kau sudah mendaftarkanku disana. Aku tak ingin diatur-atur olehmu. Aku ingin memilih jalanku sendiri! Sudah cukup 19 tahun ini aku mengikuti semuanya, sekarang aku sudah lelah, aku bukan lagi anak kecil ! Kau tak pernah memikirkan perasaanku!" luap Taehyung.
"Ada apa ini?" ayahnya yang baru saja pulang bersama Nam Joon dan ibunya mendengar perdebatan itu dan langsung menghampiri mereka diruang tengah.
Taehyung terdiam memalingkan wajahnya. Jin membungkukkan badannya memberi hormat pada ayahnya yang baru saja datang. Ayahnya menatap tajam Taehyung.
"Taehyung..." kata ibunya pelan.
Taehyung melirik ibunya yang memberikan isyarat agar dia memberi salam pada ayahnya dia pun membungkukkan badannya sedang tak berniat.
"Jin?" ayahnya meminta penjelasan.
Jin melirik Taehyung sesaat. "Ini Taehyung mencoba mengundurkan diri dari Min Woo. Untung saja Yoongi melihatnya, dan cepat menarik Taehyung keluar" jelas Jin.
"Kenapa kau melakukkan itu?" tanya ayahnya.
"Aku kan sudah pernah bilang aku tak ingin sekolah kedokteran, tapi apa ayah tau? Jin hyung mendaftarkanku begitu saja tanpa sepengetahuanku." Taehyung mencoba tenang sebisa mungkin.
"Ayah yang menyuruhnya" ucap ayahnya sambil melewati Taehyung menuju ruangannya.
Taehyung pun terkejut. Dia tidak mengetahui itu.
"Kenapa semuanya suka mengatur hidupku? Apa aku tak boleh bebas memilih? Apa hanya aku yang tidak bahagia disini?!" kata Taehyung sambil membalik pada ayahnya."Hidupku tidak boleh diatur siapa-siapa lagi. Aku bukan robot!"
"LANTAS KELUARLAH! Keluarlah dari rumah ini!" bentakkan ayahnya membuat semua orang tercengang.
Jin menghampiri ayahnya berusaha menggiring ayahnya masuk ke ruangnnya untuk menenangkan diri. "Ayah ayo tenangkan dirimu."
"Taehyung minta maaf padanya, kau jangan keras kepala seperti ini nak. Minta maaf padanya" ibunya gelisah.
"Aku tak peduli" Taehyung pun berlari naik, menuju kamarnya.
"Taehyung, taehyung!" ibu memanggilnya dengan perasaan yang tak menentu dia benar-benar takut karena tadi suaminya benar-benar sangat marah.
"Bagaimana ini? Kenapa jadi seperti ini?" ibu terduduk resah gelisah.
"Eomma sudahlah, tenangkan dirimu dulu" kata Nam Joon berlutut didepan ibunya mengusap pundak ibunya.
***
Sore ini, kakeknya dan neneknya akan datang karena natal 2 hari lagi. Dia sekarang sedang menggoes sepedanya menuju kedai kecil, kepunyaan bibi Wei. Hyo Ri bertemu bibi Wei 3 tahun yang lalu, 6 bulan sebelum dia ke Amerika. Waktu itu Hyo Ri melihat seorang bibi yang belanjaannya jatuh karena memang jumlahnya yang tak sedikit, dia pun membantu bibi Wei dan mengantarkannya sampai ke rumah sekaligus kedai milik bibi Wei. Setelah itu Hyo Ri jadi sering mengunjungi kedai kecil milik bibi Wei. Di kedai itu bibi Wei menyajikan masakan Jepang. Hyo Ri pernah sekolah di Negri Sakura itu, jadi dia pun sudah pernah mencicipi makanan disana yang menjadi cocok dilidahnya.
"Ya ampun, Hyo Ri-ku. APA INI MIMPI?!" bibi Wei mencubit-cubit pipi Hyo Ri.
"Kau tidak bermimpi bibi Wei ini aku" kata Hyo Ri sembari memeluk wanita yang terbengong dihadapannya.