03. First, then bye

65 3 0
                                    

"Kenapa kamu bilang ke guru kalo kamu diajarin pacar kamu?"

Hanan yang kini tengah fokus pada jalanan dari mobil yang dikendarainya tampak terkejut mendengar pertanyaan Mia. Gadis itu terlihat penasaran sehingga menunggu penjelasan Hanan.

"Oh itu... Supaya seru aja. Waktu itu suasananya tegang banget jadi aku bercanda aja." jelas Hanan dengan penuh kehati-hatian.

Mia memangut-mangut. "Hm. Kirain emang kamu caper aja."

Hanan tertawa. "Oh, kamu ngerasa itu buat kamu Mi?"

Mia menatap tajam ke arah Hanan. "Emang kamu lupa waktu di perpustakaan kota kamu nyatain perasaan kamu ke aku? Ya wajar dong aku mikir gitu."

Hanan sedikit salah tingkah dengan ucapan Mia. "Yah~ Kalo kamu jadi suka juga nggak apa-apa."

"Apa? Suka? Aku?"

"Udah-udah. Kamu mau makan dulu atau mau langsung main?" Hanan mengalihkan pembicaraan.

"Langsung aja. Kamu nggak bilang ada agenda makan sebelumnya."

Hanan terkekeh. "Iya, iya, siap."

Hanan dan Mia telah tiba di tempat tujuan. Hanan dan Mia keluar bersamaan dari mobil milik Hanan. Hanan memperhatikan penampilan Mia yang terlihat baru di mata Hanan. Mia menyadari bahwa dirinya tengah diperhatikan oleh Hanan. "Kenapa liat-liat?"

"Aku nggak tahu kalo style kamu boyish aslinya. Cakep Mi." Hanan mengacungkan jempolnya.

Mia memang mengenakan pakaian yang cukup maskulin dengan kemeja berbahan denim dan celana cargo berwarna bumi sehingga gadis itu terlihat cukup tomboy untuk seukuran perempuan berwajah ayu.

"Kamu juga kenapa pake jaket denim segala? Ngintip pas aku ganti baju, ya?" Mia menuduh Hanan.

"Sembarangan! Kalo nuduh tuh yang manusiawi dikit Mi jangan bikin aku kaya mesum."

Mia tertawa. "Yuk ah. Itu tempatnya?"

"Iya. Ikut aku."

Mia baru pertama kali mengunjungi tempat bowling sehingga gadis itu cukup berdebar karena artinya dia harus belajar dari Hanan cara bermain bowling. Mia mengikuti Hanan yang tengah memilih sepatu khusus bowling. "Udah dapet ukuran kamu?"

Mia menganggukkan kepalanya dan kembali mengekori Hanan menuju tempat bermain mereka. "Emang ini seru ya?"

"Seru banget Mi. Nanti kamu liatin aku main terus kamu tinggal ikutin gaya main aku aja. Aku yakin ini pertama kalinya kamu ke tempat kaya gini." Hanan setengah meledek Mia.

Mia mendengus. "Kamu tahu 'kan aku belajar 20 kali lebih cepet dari kamu?"

Hanan tertawa karena melihat betapa gemasnya gadis itu membela diri. "Tahu banget, Mi."

Kedua anak muda itu menghabiskan waktu bermain bowling hingga kini Hanan harus termangu karena Mia mencetak poin lebih tinggi dibanding dirinya. Hanan hanya tertawa masam ketika melihat wajah bahagia Mia ketika menjatuhkan pin berkali-kali. "Mi. Kamu boong ya baru pertama kali main? Boong dosa loh."

Mia terkekeh. "Gimana? Burgernya jadi 'kan?"

Hanan yang kalah telak harus membeli makan siang dari uangnya untuk Mia dan dirinya. Hanan hanya dapat menggelengkan kepalanya melihat bagaimana Mia masih tersenyum bahagia atas kemenangan sederhana itu. "Seneng Mi?"

"Udah biasa."

Hanan berdecak. "Emang sombongnya udah mendarah banget ya."

Mia tidak peduli dengan ucapan Hanan. "Mau es krim? Nanti aku yang bayarin. Aku nggak suka berhutang budi."

Our SmiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang