Empat tahun telah terlewati dan kini Hanan menjadi mahasiswa tingkat akhir yang tentunya di jurusan yang dia dambakan yakni jurusan teknik mesin. Hanan tengah mengotak-atik objek untuk tugas akhirnya. Pemuda itu tidak menyadari ada yang memasuki bengkel di kampusnya sehingga pemuda itu terkejut ketika seseorang menepuk pundaknya.
"Eh, Sel. Kirain siapa."
Gadis yang bernama Selma itu terkekeh. "Serius banget kayanya."
"Yah, namanya juga tugas akhir. Kamu kenapa di sini? Mainnya kejauhan banget dari fakultas seni ke fakultas teknik." sahut Hanan sembari bangkit untuk istirahat sebentar.
"Penasaran aja sama kerjaan calon tunangan aku." ucap Selma yang mengundang tawa Hanan.
"Kamu sendiri gimana? Udah siap lulus?" Hanan mengalihkan pembicaraan mereka.
Selma mengangguk. "Nanti dateng ya ke pameran jurusan aku. Kalo nggak, nanti aku minta ayah aku buat batalin kontrak perusahaan orang tua kita."
"Kejam bener Sel. Nanti papah aku yang nangis."
Selma tersenyum. "Ngomong-ngomong, mau makan malem bareng? Aku laper tapi nggak pengen makan sendiri."
"Ayo aja. Tapi tunggu aku mandi bentar nggak apa-apa?"
"Hm? Kenapa mandi segala?"
"Badan aku bau oli, Sel. Nanti yang ada aku diusir dari restorannya." tukas Hanan.
Mendengarnya membuat Selma tertawa. "Iya deh. Aku juga mau main hp dulu."
"Sip. Bentar ya."
Tadinya Selma tidak akan melakukan tindakan impulsif tetapi gadis itu menahan tangan Hanan dan menarik pemuda itu untuk menghadap ke arahnya. Hanan membulatkan matanya ketika Selma mencium bibirnya walau hanya 30 detik. Selma tersenyum setelah melihat wajah terkejut Hanan. "Aku main hp di luar ya. Sambil cari udara seger."
Hanan hanya terdiam ketika Selma keluar dari bengkel yang sepi itu. Hanan tidak tahu mengapa otaknya tidak mengirim sinyal bersemangat kepada hatinya sendiri. Hanan baru merasakan dirinya sedih sembari membayangkan wajah orang lain. Sebelum Hanan berpikir terlalu jauh tentang orang itu, Hanan berusaha menghalaunya dan mengusirnya dengan guyuran air dingin ketika mandi. Padahal, Hanan tahu bahwa dirinya tidak bisa melupakan wajah dan tubuh seseorang yang menjadi masa lalunya. Tetapi setidaknya dia berusaha dengan menerima gadis pilihan ayah sambungnya itu.
.
Anselma atau yang lebih akrab disapa Selma adalah seorang anak dari investor terkaya di kota itu. Dia adalah gadis tercantik di kampus dengan wajah bagai boneka dan tubuh bak gitar spanyol. Kepribadiannya pun menyenangkan karena dia mudah bersosialisasi sehingga mudah baginya dekat dengan Hanan yang akan dijodohkan dengannya. Awalnya Selma masa bodoh dengan perjodohan bisnis itu, tetapi setelah melihat wujud Hanan yang menggoda hatinya membuat Selma merasa beruntung terlahir sebagai anak konglomerat. Apalagi mereka berada di kampus yang sama sehingga Selma tidak menyia-nyiakan kesempatannya untuk merengkuh Hanan seperti sore tadi ketika dirinya mecumbu bibir Hanan. Kali ini pun Selma tidak henti-hentinya menatap Hanan yang asyik menyantap makanannya. Wajah tampan pemuda itu cukup membuat Selma kenyang dengan kegiatan visualisasinya hingga tidak memperdulikan makanannya.
"Kenapa nggak dimakan Sel?"
Selma berdehem. "Kenyang. Mau abisin nggak?"
"Mau dong. Sini."
Acara makan malam mereka telah selesai yang kemudian Hanan mengantar Selma pulang ke apartemen gadis itu. "Mau mampir nggak?"
"Nggak usah Sel. Kamu istirahat aja." Hanan menolak dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Smite
RomanceMia dan Hanan tidak akan menyangka keduanya akan jatuh dalam keadaan yang rumit. Mia yang selalu bungkam dan impulsif harus merasakan kupu-kupu di dalam perutnya ketika bertemu dengan Hanan yang persuasif. -Bahasa- (You can check the tags for the ca...