05. Change to meet you

39 4 3
                                    

Mia membuka jas putihnya dan menyimpannya di dalam lokernya. Gadis itu bersiap untuk pulang setelah melakukan shift-nya. Setelah beberapa jam, Mia baru membuka ponselnya dan melihat sang ibu yang memberinya pesan.

Jangan lupa makan malam besok. Berdandanlah yang rapi dan cantik.
- Mamah

Mia hanya menghela nafasnya dan memasukkan ponselnya. Mia yang masih menggunakan motor vespa hitam kesayangannya mulai melajukan kendaraannya menuju apartemennya. Tatapannya selalu datar dan tampak kosong seperti biasanya sehingga beberapa petugas di apartemen yang menyapa Mia selalu merasa segan. Mia baru saja akan membuka pintu unit apartemennya namun matanya menangkap sebuah kantung plastik yang menggantung di gagang pintunya. Mia melihat isinya dan beberapa camilan ada di sana. Matanya melihat coklat yang familiar itu dan kemudian melihat ke sekeliling. Sedikit takut, Mia segera masuk ke dalam dan duduk di dapur mininya itu. Gadis itu memperhatikan setiap camilan itu karena mungkin saja ada surat tersembunyi. Terutama pada coklat yang dahulu sering ia konsumsi bersama orang itu. Tapi tidak ada apa pun sehingga Mia segera menelepon Dipta.

"Halo?"

"Halo, Dip. Maaf tengah malem nelpon. Kamu pasti udah tidur ya?"

"Nggak apa-apa Mi. Ada sesuatu?"

"Mau nanya aja sih, Dip. Aku baru aja pulang shift dan aku liat di depan pintu apartemen aku ada banyak camilan. Itu dari kamu?"

"Oh bukan Mi. Itu camilan apa?"

"Camilan manis gitu yang sering ada di supermarket. Ada coklat kesukaan aku juga sebenernya, tadinya kalo kamu yang kasih jadi aku mau bilang terima kasih."

"Oh... Tapi maaf itu bukan dari aku. Apa mamah kamu?"

"Hm... Bisa aja sih. Aku coba tanya mamah. Kalo gitu makasih ya Dip. Maaf banget aku ganggu kamu."

"Sama-sama Mi. Jangan minta maaf."

Mia tidak ingin menerka terlalu jauh hanya karena melihat coklat itu. Gadis itu memilih untuk menyantap panganan itu karena perutnya sedikit kosong. Memorinya kembali mengingat ketika dirinya bertemu kembali dengan Hanan di pameran temannya Dipta. Sebuah pertemuan yang sangat tidak Mia sangka akan terjadi saat itu. Ditambah, Mia diberitahu oleh Dipta bahwa Selma adalah calon tunangan Hanan. Hati Mia merasa hampa hanya dengan membayangkan Hanan yang menggandeng gadis lain. Tetapi Mia pun harus sadar diri karena dirinya tidak berbeda seperti Hanan.

Di sisi lain, Hanan tengah mendapat telepon dari ibunya.

"Mamah denger kamu pindah ke Jakarta."

"Maaf aku nggak langsung kabarin mamah. Aku sekalian mantau proyek di sini."

"Ada yang lebih penting dari itu Hanan. Gimana tentang Selma? Dia udah tahu kamu pindah ke Jakarta?"

"Belum mah. Tapi Hanan di sini cuma dua bulan aja. Tentang Selma juga itu urusan Hanan aja mah."

"Hanan. Mamah tahu kamu ke sana mau apa. Mamah cuma khawatir sama perasaan Selma walaupun kalian emang belum resmi tunangan."

"Maafin mah. Tapi Hanan harus ngelakuin ini. Dari awal, mamah juga tahu semuanya 'kan?"

"Hanan..."

"Aku harus balas budi ke mamah yang udah jaga rahasia aku dan Mia selama ini. Sebagai gantinya, aku bakal bawa Mia balik lagi ke keluarga kita."

.

Hari ini Mia datang ke rumah sakit dan gadis itu melihat Dipta yang sudah berada di meja kerjanya. Mia duduk di sebelah Dipta karena meja gadis itu bersebelahan dengan meja Dipta.

Our SmiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang