Part 10

1.2K 126 20
                                    

SUARA alarm yang berasal dari ponsel Taeyong membuat lelaki itu terbangun dari tidurnya. Mata bulatnya mengerjap sebentar dan menatap sekitar sampai kemudian tangannya terasa menekan atau lebih tepatnya memeluk punggung seseorang.

Oh tidak, tidak! Ini sangat buruk! Kenapa bisa-bisanya Taeyong tertidur nyenyak dengan posisi sambil memeluk Jaehyun dari belakang.

Taeyong buru-buru melepas pelukannya dan tersadar dengan bunyi alarmnya yang tidak berhenti dan mulai mencari ponselnya yang entah berada di mana.

"Cepat matikan alarmmu, Taeyong! Kau merusak pagiku!" Gerutu Jaehyun dengan suara seraknya.

"Ma-maaf Jaehyun," ujar Taeyong lalu langsung mematikan alarmnya ketika menemukan ponselnya berada di atas nakas di dekat meja kerja Jaehyun.

"Jam berapa sekarang?" Tanya Jaehyun dengan suara seraknya tanpa menatap Taeyong.

"Setengah empat," Jawab Taeyong pelan sambil melangkahkan kakinya kembali ke ranjang.

"Sekolahmu masuk jam berapa?" Tanya pria itu lagi.

"Jam 7 pagi,"

Jaehyun menggertakkan giginya. "Mulai sekarang kau tidak perlu lagi bangun sepagi ini hanya untuk menghindariku, Taeyong."

"Tidurlah lagi dan bangun di jam yang sewajarnya!" Lanjut Jaehyun dengan nada memerintah.

"Baiklah..."

"Dan kau bisa memelukku lagi seperti tadi, jika kau ingin tidurmu nyenyak." Jaehyun melanjutkan lagi sambil akhirnya memejamkan matanya kembali.

Taeyong yang mendengarnya pun hanya bisa merona malu lalu merebahkan dirinya lagi sambil memunggungi Jaehyun.

===

"Ada apa dengan lehermu? Kau terluka atau bagaimana?" Pertanyaan Jaehyun membuat Taeyong hampir tersedak susu kehamilan yang ia minum.

Keduanya saat ini sedang berada di meja makan untuk sarapan bersama. Jaehyun turun lebih dulu, diikuti Taeyong yang bersiap lebih lama karena harus mengurusi perlengkapan sekolahnya.

Lebih tepatnya Taeyong lama bersiap karena pusing memikirkan bagaimana cara menutupi bercak kemerahan yang ia temukan saat mandi tadi di lehernya.

Dan itu adalah hasil dari ulah Jaehyun semalam pada lehernya.

Taeyong berpikir keras bagaimana cara menutupi bekas itu dan memutuskan untuk menempeli lehernya dengan plaster luka saja. Semoga saja teman-temannya di sekolah tidak curiga dengan keadaan lehernya yang dihiasi plester.

"Kau masih bertanya Jaehyun? Ini semua ulahmu! Aku kebingungan bagaimana cara menutupi hasil perbuatanmu ini!" Taeyong berujar kesal sambil menusuk-nusuk sayuran di piringnya.

"Kusarankan kau tidak usah menutupinya dengan plaster atau apapun itu. Orang-orang akan fokus ke situ jika kau meletakkan sesuatu yang mencurigakan di lehermu." Saran Jaehyun.

"Lalu maksudmu aku harus memamerkan perbuatanmu kepada semua orang?!" Taeyong yang kesal dengan Jaehyun pun langsung beranjak dari meja makan dan menarik tas sekolahnya.

Jaehyun hanya menggelengkan kepalanya ketika melihat tingkah kekanakan Taeyong. Pria itu memperhatikan suaminya sampai punggung kecil itu menghilang di balik tembok.

===

"Kenapa dengan lehermu? Kau terluka?" Tanya Winwin membuat Taeyong tersedak makan siangnya sendiri.

"Uhuk...uhuk.." Taeyong meraih minumnya yang disodorkan oleh Winwin dengan wajah memerah. Sial sekali! Kenapa pertanyaan Winwin bisa sama dengan suaminya itu tadi?!

Marry Him [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang