Ulang Terus

47 20 1
                                    

Siapa sih, yang gak pernah lupa? Semua manusia pasti pernah lupa. Maka, setelah menghafal terbitlah murajaah hafalan, yaitu pengulangan hafalan yang sudah dihafal. Tujuannya tentu agar semakin mengakar di otak.

Dari Ibnu Umar radhiyallaahu 'anhuma, bahwa Rasulullah shallallāhu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya perumpamaan penghafal Al Qur'an adalah seperti seorang yang memiliki unta yang terikat, jika dia selalu menjaga untanya, maka dia akan menahannya, namun jika dia melepaskannya, unta itu akan pergi." (HR Bukhari)

Kenapa unta yang diikat? Unta adalah binatang jinak yang mudah dipelihara jika dijaga dengan baik (dijaga ikatannya), tapi saat dia sudah lari dari ikatannya maka menangkapnya akan susah. Nah, begitu pula dengan hafalan. Jika dijaga dengan sungguh-sungguh maka dia akan melekat lama sedangkan jika hafalan itu tidak dijaga alias tidak diulang (murajaah) maka akan susah menghafalnya lagi.

Mungkin contoh lainnya gini, kamu punya motor terus diparkir. Kalau tidak dikunci, maka akan gampang dicuri, kan? Rawan hilang, deh. Begitu pula dengan hafalan Qur'an yang tidak dikunci dengan benar. Kuncinya adalah murajaah.

Terus gimana cara ngatur hafalan dan murajaah? Mana yang harus diprioritaskan?

Tentu keduanya adalah prioritas. Maka buatlah jadwal untuk menghafal dan murajaah. Misal, kamu sudah terbiasa menghafal setelah salat fardu. Lalu saat selesai salat zuhur dan isya' digunakan untuk murajaah, ditambah saat malam sebelum tidur. Jadi, selesai salat subuh, asar, dan maghrib digunakan untuk menambah hafalan, sedangkan setelah salat zuhur, isya', dan ketika hendak tidur digunakan untuk murajaah (mengulang hafalan).

Gimana? Ada gambaran, kan?

Yassarallah, guys!

Zinnia Wafa - 15 Maret 2024

Menjadi Hafidz Qur'an di Tengah Huru-hara DuniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang