- part 2

205 14 4
                                    

✯~happy reading~✯






Vano,Riski,dan Romi pun duduk di kursi yang kosong di sebrang kursi Azka,hingga ada seseorang yang menggebrak meja itu dan membuat mereka semua kaget

~~~~~

"Heh lo siapa hah berani duduk semeja sama Azka dkk!"

"Maksudnya?" tanya Riski menatap kedua perempuan yang sudah mengebrak meja tadi, sedangkan yang lainnya hanya menatap kedua nya malas(-vano and Romi)

"Ga usah sok polos deh lo,pokoknya ga ada satupun yang boleh duduk semeja sama Azka dkk selain gue!" ucap Siska penuh penekanan

Siska dan temannya raya merupakan murid pembully di ARD HIGH SCHOOL banyak yang tidak mau berurusan dengan nya karna takut.Siska juga terobsesi kepada Azka namun Azka tak pernah memperdulikannya bahkan Azka sudah menolak Siska banyak kali tapi siska tak pernah putus asa untuk mendapatkan cinta dari Azka.

"Heh,mak lampir ada hak apa lo ngusir ngusir kita?" tangtang Vano kepada Siska

Siska yang geram pun langsung melayangkan tangannya untuk menampar Vano-

Vano yang melihat itu memejamkan mata,namun dia tidak merasakan tamparan sama sekali,karna penasaran ia pun membuka matanya dan ternyata tangan Siska sudah di cekal erat oleh Azka

"Sekali aja lu nyentuh adek gue,habis lu sama gue" ucap Azka emosi dengan menekankan kata adek lalu Azka melepaskan tangan Siska dengan kasar

Siska yang sudah merasa malu kemudian berlalu dari sana bersama Raya

Sepeninggalan Siska dan raya mereka sibuk dengan pikiran masing masing sampai makanannya pun dulupakan

"E-eh kok jadi pada diem gini," ucap Miftah salah satu sahabat Azka yang memecah keheningan

"Vano kesini mau minta tandatangan nih," ucap Vano kemudian memperlihatkan bukunya

"Sini" ucap Azka pada Vano

"Iya bang" vano langsung menghampiri Azka dengan membawa bukunya

"Kamu gapapa kan dek,ga ada yang luka kan sini abang liat," cerocos Azka saat Vano sudah berada di depannya.Azka memang cerewet jika sudah berhubungan dengan Vano

"Gapapa kok bang aman" ucap Vano

"Lain kali ga usah berurusan sama dia lagi ya,abang ga mau kamu kenapa napa"

"Iyaa abang"

"Sini bukunya," ucap Azka kemudian memberikan tandatangannya pada buku Vano yang disusul oleh ke empat temannya untuk memberikan tandatangan juga Azka mengusap lembut rambut Vano

Selesai dengan buku Vano,Azka dkk juga menandatangani buku milik kedua teman Vano

Azka dan keempat temannya memang sama sama anggota osis,karna keempatnya ngikutin Azka buat jadi osis

"Eh si bos kalok sama adeknya bisa lembut gitu ya?" ucap kemal

"Biasalah namanya juga saudara" jawab Dafin

I'm VanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang