Prolog

195 15 4
                                    

Saga abimanyu adalah pria berumur 26 tahun, istrinya meninggal setelah melahirkan 2 buah hati mereka.

Binar Adiratna, seorang mahasiswi S2 berumur 20 tahun. Saga sangat mencintai Binar, ia tidak menyangka jika Binar akan meninggalkannya.

Kini ia tengah melakukan aktifitas seperti biasa, mandi membersihkan diri. Terkadang dia lupa kalau sekarang ia memiliki anak. Lekas menuju Box bayi besar yang ada di sudut kamarnya.

Pagi pagi, saga sudah memandikan Xowy dan Xyan. Memberi susu dan mendandani bayi bayinya yang kini berusia 6bulan.

6bulan sudah kepergian Binar, selama itu juga Saga mengurus Xowy dan Xyan sendirian.

Tak perduli lelah dan mengantuk, Saga lebih percaya jika ia sendiri yang mengurus buah hatinya.

Dibanding harus menyewa baby sister.
Saga akan membawa 2 anaknya ke kantor, toh itu kantornya sendiri tak akan ada yang melarang jika saga membawa bayi.

"Okey boy, kita harus berangkat!." Saga menggendong Xowy dan menciumi pipi tembemnya Xowy masih mengantuk matanya saja tidak bisa terbuka dengan benar.

Saga tertawa kemudian menaruhnya digendongan badan depan bersama Xyan tangan kekarnya mampu menjaga mereka bahkan ketika mereka menggeliat.

Saga menaiki mobilnya, dengan perasaan bahagia setiap hari. Ya... melihat anaknya sudah cukup membuat dia senang.

Sisi buruk saga adalah sebenarnya dia mudah marah jadi ketika moodnya buruk Xowy dan Xyan akan dititipkan ke ibunya. Tentu ibu Saga tidak akan menolak karena Xowy dan Xyan adalah cucu kesayangan mereka.

Tempramen saga itu terkadang tidak stabil, dan hanya saga yang mengetahuinya bahkan Binarpun tidak tau. Binar hanya tau saga adalah pria dewasa yang sangat sabar dan tidak mudah marah.

Saga 3 bersaudara, semua sudah menikah. Semua memiliki 2 anak tapi kakak kakak saga memiliki masing masing 2 anak perempuan.
Jadi sagalah yang tidak memiliki anak perempuan.

Saga berpacaran dengan Binar sejak binar 17 tahun. Dan saat itu saga berumur 22 tahun, 24 tahun Saga meminang Binar dan menjadi istri sah kecil yang berumur 19 tahun.
Saga sangat mencintai Binar, Binar dijadikan sebagai tuan putri dan ratu bahkan saat awal berpacaran.

Tapi Saga tidak menyangka, ia akan kehilangan kekasihnya sangat cepat.
Menjaga mereka sekarang tambah sedikit sulit. Sebab mereka sudah bisa merangkak.

Dulu mereka hanya bayi merah yang hanya bisa menangis.
Saga dengan senang hati memenuhi semua kebutuhan bayinya dari mencari Ibu Asi pengganti Binar, walau sempat uring uringan karena 2 hari baru dapat ibu asi.

Saga itu pemilih, sangat pemilih. Jangan kau kira dengan wajah tampan dan senyum manis itu saga adalah orang yang sederhana. ia tak segan segan mengeluarkan banyak uang demi menjamin kesehatan bayinya.

...

Seperti biasa setiap hari selama kurang lebih 7 tahun. Aku akan bolak balik kemari. Tempat dimana aku mencari pundi pundi kertas, yang menghidupi keluarga kecil kami.

"Dada da!" Xyan berceloteh sendiri didalam mobil tak lama disahuti Xowy. Mereka itu cerewet sama seperti Binar.
Aku mengambil mereka dari dalam mobil dibelakang dibantu sekretaris lelakiku Amaar.

Btw, aku ini berposisi sebagai Bos. Jadi wajar ketika aku sampai langsung disambut anak buahku.

Amaar menggendong Xowy, sementara aku membawa Xyan. Dia itu sekretaris tapi kau akan tau bahwa ia tak jauh dari pekerja serabutan.

Karyawanku semua berdiri menyambutku datang. Aku tersenyum pada mereka.

"Dada ci tu..ci ci!" Pekik Xyan tangannya menggapai gapai sesuatu. Aku berhenti dan melihat kearah mana Xyan menunjuk.
Boneka kelinci Pink diatas meja salah satu karyawan.

"Itu punya kakak, nanti Dada belikan." Karyawati yang bisa aku simpulkan anak baru, sebab memakai baju yang bukan dari perusahaan menatap Xyan boneka dan aku bergantian.
Aku pun melangkah pergi, namun Xyan mengamuk.

"Sttt, jangan rewel nanti dada buang kamu." Aku bercanda namun Xyan langsung diam. Mungkin karyawati itu kasihan pada Xyan. Hingga mencegahku berjalan.

"Ini tidak apa apa, pinjamlah nanti kembalikan ya.." gadis itu berdiri dihadapanku yang menggendong Xyan.
Xyan bisa kulihat menatapku.

"Ambil, nanti siang kita kembalikan" xyan mengambil boneka kelinci dari gadis itu dan tersenyum.

"Terimakasih, aaa Chandie." Jedaku sebab name tag didada gadis pendek ini membuatku sedikit sulit membaca.
"Sama sama bos."

...

" Wah, anak baru berani banget lo ngomong sama pak saga." Puji aadina karyawan tetap yang menjadi teman Chandie.

"Memangnya kenapa, toh pak Saga kelihatan seperti manusia." Jawab Chandie membuat Aadina gemas. Apakah Chandie tidak terpesona dengan Saga?..

"Pak Saga itu ganteng banget kan?" Tanya Aadina sembari mengetik.

"Iya, lumayan. Tapi kenapa pak saga bawa anaknya kekantor, istrinya kemana?." Tanya chan ya dia hanya fokus untuk bekerja jadi hampir 2 minggu bekerja baru ia sadar jika Saga selalu membawa 2 anaknya ke kantor.

"Pak Saga itu duda, udah 6 bulan dia masa berkabung."

"Hah, astagfirullah jadi meninggalnya karena apa?." Chan mulai kepo.

"Meninggal setelah melahirkan Xowy dan xyan. Gue heran banget sama pak saga, 3 bulan pak saga gak pernah lagi ngantor setelah meninggalnya bu Binar. Dan baru 3 bulan ini dia masuk lagi, dan lo tau alasannya karena jaga si kembar. Cowok idaman banget. Btw gue dah kerja disini selama 3 tahun, dan umur gue sama dengan pak saga 25 tahun, gue tau seberapa bucinnya Pak saga ke Binar sampe waktu pacaran setiap jam makan siang dia bakal nyuruh salah satu dari kita buat nganter makanan ke bu binar." Cerita Aadara.

"Orang kaya seperti pak saga gak pake baby sister apa?." Aadiya menggeleng, membuat Chan kagum. Pasti melelahkan menjaga 2 anak sambil bekerja.
Pukul 12.00 jam istirahat berbunyi, seluruh karyawan istirahat.

...

Chandie tidak sengaja melewati ruang kantor Saga yang terbuka. Mengintip sekilas. Bapak 2 anak itu duduk dibawah lantai beralas kasur tipis, dengan 2 balita yang tertidur disebelahnya.

Saga mengerjakan tugasnya membaca file dengan bersandar disofa, sementara sekretaris duduk tak jauh dari dirinya.

Amaar berdiri dan hendak berjalan keluar untuk makan siang namun ia tak sengaja melihat Chandie yang memperhatikan mereka.

"Chandie." Tegur Amaar yang sedikit melamun bahkan tak sadar jika Amaar berada di sampingnya saat ini.

"Eh kak Amaar, aku gak sengaja lewat dan pintu nya gak ditutup." Jelas, Chandie.

Chandie amaar akui gadis yang pemberani sebab Chandie berkata apa adanya. 2 minggu bekerja, Chandie sudah bisa dikatakan berprestasi. Apalagi skillnya dalam bidang promosi dan pengiklanan.

"Ayo makan siang bersama, tapi sebelum itu aku mau ngambil makan siang buat pak saga dulu." Ajak Amaar dan Diangguki Chandie. Jam makan siang dikantor lumayan banyak, jadi tak perlu terburu buru untuk cepat selesai.

Ibu sambung // Author Irs // BersambungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang