Pukul 02.00 saga turun menggunakan Life untuk mencapai lantai dua dari lantai tiga. Ia menggendong Xowy di tangan kirinya sementara tangan kanan mengetik tombol lif.
Xowy sibuk mengenyot dot susu kecilnya sendiri. Meminum susu dengan lahap. Saga sangat bahagia hanya dengan melihat anaknya yang lahap sekali meminum susu.
Bangun dari tidur siang Xowy merengek, kebetulan dirinya tengah memindahkan Asi murni kedalam botol dari kulkas ruangannya.
Langsung saja, sebelum mendengar tangisan nyaring. Saga mengangkat Xowy dari Box bayi dan menimangnya dengan memberikan susu.
Dari lahir Xowy dan Xyan tidak pernah melihat ibunya. Jadi tidak ada drama tidak mau menyusu karena tidak melihat wajah sang ibu.
Mereka sudah sangat terbiasa melihat saga setiap hari dari bayi merah. Sampai kini mereka bisa merangkak dengan aktif.
Yang membedakan Xowy dan Xyan yang kembar adalah Xowy memiliki tanda lahir kecil di punggung kirinya. Beruba 2 bulatan kecil yang sejajar.
Setelah sampai di lantai dua, ia akan melihag jajaran meja dan kursi serta ruangan yang didominasi warna biru putih dengan jendela kaca besar menghadap ke bangunan lain di depannya.
Pegawai pria dan wanita sudah mengisi tempatnya masing masing, sebab jam makan sianh sudah selesai.
Langkah kaki saga dibawanya untuk menyusuri ruang luas tersebut. Yang terdapat cafe mini di sudut ruangan.
Ia mencari gadis pendek tadi pagi, tapi di mejanya ia tidak mendapati siapapun, mendengar langkah kaki ia memutar badan dan..
...
"Aduh pak maafin saya, saya gak sengaja!." Chandie yang memang tengah tidak fokus. Malah membuat masalah dengan menumpahkan ice cofenya ke kemeja putih Saga.
Jatungnya berdegup kencang takut takut dipecat. Tangannya refleks mengambil tissue dan membersihkan lengan baju saga yang terkena tumpahan Coffe.
Dapat ia lihat kemeja putih itu kini menjadi menerawang. Chandie meneguk ludah saat melihat tangan saga yang begitu putih, dengan urat menonjol di punggung tangannya.
"Eng, ini tidak akan hilang dengan sapuan." Gelagat Chandie membuat Saga menggelengkan kepala.
"Sudah tidak masalah, saya bisa ganti baju." Kata saga setelah sekian lama diam, suara baritonnya yang serak basah membuat telinga Chandie bergidik ngeri.
'Eh bus*t nie pak bos kaya abis nganu' chandie membayangkan hal yang tidak tidak.
"Saya mau kembalikan boneka kamu." Saga mengulurkan tangan kanannya. Yang tadinya berada dibawah panta* Xowy. Xyan masih tidur dijaga Wira didalam kantornya.
"Oh, iya terima kasih." Saga menyernyitkan alis nya saat kata itu terlontar dari bibir Chandie.
"Saya yang berterima kasih, kebalik kamu." Tegurnya dan diangguki Chandie dengan sedikit deheman. Canggung sekali.
"Kamu bisa jaga anak saya sebentar, saya mau kemobil. Mengambil kemeja, kalau saya ke ruang saya nanti kelamaan." Chandie terkaget sebentar, menatap bayi gembul dengan mata bulat sedang menyusu dan baju hitam dilengan saga. Bayi itu menatap Chandie polos.
"Bi..bisa kalo gak nangis" jawabnya dan saga mengulurkan tangannya untuk menyerahkan Xowy. Botol dot Xowy hendak terjatuh namun dengan cepat saga menangkapnya
"Xowy sama tante Chandie dulu, Deddy mau ke toilet." Katanya sambil mengusap kepala Xowy, Xowy tidak protes sebab dia memang suka bertemu orang baru apalagi Chandie yang langsung mengajaknya bicara.
Sagapun tak lupa memberikan dot Xowy yang tinggal sedikit pada Chandie dan Chandie meletakkan itu keatas mejanya.
"Uh, kamu imut banget ya Xowy" Chandie memuji 2 pipi bulat Xowy yang memerah. Sementara bayi itu tersenyum lebar gigi yang baru tumbuh 2 kecil sekali. Membuat Chandie ingin mencium brutal bayi bosnya.
Chandie mencium Xowy ringan dan menikmati wangi has bayi.
"Dada" ocehnya, Chandie mengangkat tinggi tinggi Xowy dengan menyelipkn kedua tangan di masing masing ketiak Xowy.
"Bukan dada tapi, tante.. tante chandie" Chandie menggelitiki perut berisi Xowy membuat Xowy terkikik.
"Te wi haha ca!" Omel Xowy yang tidak suka digelitik.
"Haha maafkan aku, aku jadi rindu adik kecilku." Chandie duduk di kursi kerjanya sambil memangku Xowy. Menimbulkan ke irian dari gadis gadis lain.
Suga memaki didalam hatinya, bisa bisanya dengan se enak jidat salah satu kolega membatalkan pesanan yang berjumlah ribuan Pcs.
"Biad*p manusia tua bangka. Dia fikir aku siapa, sangat tidak menghargai pekerjaan orang lain." Ia berniat untuk menelpon balik, salah satu prusahaan pemasar yang 1 minggu lalu memesan stok boneka beruang sebanyak 1000 buah. Pengerjaan sudah selesai, malah pemesanan dibatalkan sepihak.
Tuuut
Tuut"Hal"
"Bac*d, maksud anda apa membatalkan pesanan. Apa anda fikir bahan yang saya gunakan untuk produksi dan tenanga karyawan saya anda fikir itu tidak ada harganya."
Sapaan yang bagus bukan? Tidak ada yang akan mengira bos perusahaan akan memaki. Serangan saga dengan menggebu saat mendengar telponnya diangkat.
Sudah ku katakan tempramen saga itu buruk, ia tidak akan memproses apa yang ia katakan. Jika sudah terpancing.
Dia benci, benci orang orang yang meremehkannya menggampangkan dan memandang sebelah mata.
Disebrang begitu terkejut dengan perkataan kasar yang terlontar ke dirinya.
"Maaf pak, saya sudah menanamkan uang untuk membeli boneka bapak ke perusahaan lain jadi-"
"Saya gak mau tau, anda harusnya punya otak. Itu sama saja anda meremehkan saya, sekarang pilihannya hanya 2 anda ambil pesanan anda yang seharga 75jt lebih itu. Atau bertemu dipengadilan."
Pip
"Kebiasaan ini, sudah diberi keringanan dikasi hati mita jantung." Saga mengumpat, lalu melanjutkan kegiatannya hendak membuka pintu mobil.
Didalam mobil ia mencari paper bag yang biasanya ia taroh untuk tempat menyimpan pakaian ganti, kalau kalau 2 bayinya akan memuntahi pakaian kerjanya.
Setelah dapat, ia masuk kedalam kantor dan menuju toilet. Saga berganti pakaian di toilet lantai satu, kebetulan ada pesan kalau paket boneka kelincinya sampai.
Ia membeli boneka dari perusahaannya sendiri yang berada di tempat lain. Efesien sekali.
Dari pada menyuruh orang untuk mengantarkannya sekalian saja ia turun untuk mengambil sendiri. Sesekali berkeliling tidak masalah.
Di dalam toilet ia lagi lagi mendapar panggian dari sekretarisnya kalau Xyan menangis histeris dan sekarang mereka ada bersama Chandie
Ia lekas kembali dari kejauhan memandang Chandie yang menggendong Xyan yang tidak menangis tapi masih sesunggukan Xyan memeluk leher chandie,
Xowy tak berbeda jauh ia juga berhidung merah tapi berada digendongan sekretarisnya
"Daddymu sebentar lagi kesini, sabar ya" Chandie menepuk nepuk sayang pant*t Xyan
"Dy!" Pekik Xyan saat melihat ayahnya mendekat dan merentangkan tangan. Saga pun mengambil Xyan dari Chandie.
"Maaf, mereka merepotkanmu." Ujarnya dan Chandie menggeleng.
Xyan menyamankan posisinya di dada bidang saga.
"Dy tutu hiks." Ujarnya sambil menyembunyikan wajah di dadanya. Chandie menatap gemas Xyan.
"Ini" menyerahkan botol susu yang masih terisi penuh milik Xyan.
Alasan Xyan menangis adalah, bagun tidur ia tidak melihat deddynya. Dan hanya melihat pria yang biasa menggendong Xowy ia takut padanya.
Xyan menyesap susunya dengan hidung yang masih memerah.
"Uh" Xowy menggeliat, di dalam gendongan sekretaris.
"Dada!." Pekiknya hendak bersama saga juga. Jadi saga sekarang membawa 2 bayi di dua lengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ibu sambung // Author Irs // Bersambung
Fanfiction"Saga menurut mama, kamu harus cari pengganti Binar nak. Kasihan Xowie dan Xyan." Ujar mamaku. Ya memang benar, sangat sulit untuk menjaga bayi bayi sendirian. Tapi aku tidak akan sanggup jika harus mencari pengganti Binar. Binar tidak akan terganti...