Pak Saga menyuapi Xyan dengan telaten karena ini jam makan Siang, ia harus menjeda pekerjaannya untuk menyuapi kedua buah hatinya dengan sangat hati hati.
Bubur bayi pendamping asi, rasa Abon ayam. Mereka makan dengan lahap membuat pipi kedua bayi itu menggembung lucu.
Pintu Ruangan Pak Saga terbuka membuat Saga menolehkan mata. Melihat siapa kiranya manusia tak memiliki sopan santun yang masuk kedalam ruangan tanpa mengetuk pintu.
Pak Saga mendengus tak suka, ia menaruh mangkuk buburnya diatas meja dan menggulung kemejanya menjadi setengah lengan.
Sungguh tak berfungsi sekali Ac diruangan Hingga Saga memilih membuka 2 kancing kemejanya.
"Kalau masuk ketuk pintu dulu. Sadar diri jadi manusia." Sarkas Pak saga, pemuda hendak 27 tahun itu kembali melanjutkan menyuapi Xowy dan Xyan.
"Hehe, Hyung karyawatimu cantik cantik ya." Menolog Jaemin membuat Pak Saga memiringkan sebelah bibir atasnya. Memang benar semua karyawati dikantornya cantik cantik.
"Jaga etikamu, walau aku sepupumu paham?." Saga mengelap mulut Xowy dan Xyan dengan kain halus mereka. Mereka sudah menghabiskan makan siang.
Dan mungkin, ini saatnya tidur sebab mata mereka sudah mengantuk.
"Dada." Xyan menguap bergantian dengan Xowy.
Posisi mereka adalah bersebelahan dengan kaca. Angin sepoy sepoy mampu membuat kantuk mereka semakin menyerang.
Saga memilih untuk menidurkan mereka dulu sambil memberikan masing masing dot susu. Kemudian membaringkan mereka ke karpet bulu sebelum dipindahkan ke box bayi di sebelahnya.
Ikut berbaring dan menepuk nepuk pant*t kedua bayinya sayang. Hal itu tak terlepas dari netra Jaemin yang bermain ponsel dikursi kebesarannya.
Tipikal bapak bapak rumah tangga yang sayang keluarga. Bapak posesif yang rela melakukan apa saja agar keluarganya bahagia.
Pak saga ikut terlelap, bersama dengan kedua bayinya. Jaemin memotret pemandangan itu dengan ponselnya. Lalu mengirimkan pada seseorang.
Dengan pesan.
Lihat, apa menurutmu dia tampan Chandie ahSend a picture
Chandie: lumayan, tapi aku lebih kasian padanya Oppa. Tidak bisakah dia menyewa baby sister saja.
Jaemin: Dia keras kepala, aku dengar dia akan mencari ibu sambung untuk Xowy dan Xyan. Bagaimana menurutmu?..
Chandie: itu lebih bagus untuknya.
Entah apa yang dirasakan oleh Chandie tapi kini ia tersenyum kecut. Dan bahagia. Perasaan cambur aduk yang membuat dirinya tidak nyaman.
Chandie tidak tau, perasaan apa yang ia alami. Dan kenapa. Chandie lebih memilih mematikan ponsel dan melanjutkan makan siang yang tertunda.
"Ada apa chan, kenapa kamu melamun?." tanya Abelyn penasaran Abelyn adalah ketua devisi pemasar yang dianggotai oleh 5 orang salah satunya Chandie. Menatap chandie yang tumben melamun di jam makan siang.
Biasanya Chandie akan cerewer, sebab chandie memang tipikal gadis cerewet yang mengomentari apapun yang menarik.
"Tidak apa apa." Chandie pura pura tersenyum. Menutupi perasaan gundah gulana yang ia hadapi, perasaan senang dan sedih bergantian. Perasaan tidak terima dan sadar diri yang kentara.
'Apa dia menyukai Pak Saga, pada pandangan pertama?.' Chandie menggelengkan kepala.
'Biarpun aku menyukainya, aku bukanlah siapa siapa. Orang tuaku tinggal didesa, tidak seperti Bu binar yang orang tuanya seorang guru. Dari sisi manapun aku tidak pantas, aku hanya Mahasiswi semester pertama yang dari desa ke kota untuk merubah nasib.'
Chandie menyantap makanannya dengan tidak nafsu. Hari ini ia merasa kesal juga senang.
...
Chandie pulang ke rumah Kos nya, Kos bebas dengan harga yang ramah dikantong. Merebahkan tubuh yang lelah keatas ranjang kecil yang ia miliki.
Tak lupa melepas Highles dikakinya. Chandie menatap langit kamarnya yang berwarna putih.
Kling
Suara notifikasi dari ponsel membuyarkan lamunan chandie ia membuka ponselnya dan tertera nama.
Kim Jaemin.
Pesan
Jaemin: angkat telponku :) kau sudah pulangkan. Ayo aku ajak jalan.Jaemin
Calling"Annyeong haseo" sapa Jaemin dari sebrang.
"Annyeong Haseo Jaemin Oppa, apa kau akan menjemputku?." Tanya Chandie.
"Ya, jika kau mau. Sejujurnya aku tidak menerima penolakan hehe, anggap saja ini awal pertemanan. Aku tidak akan lama di Indonesia, jadi temani aku jalan jalan oke?."
'Lumayan juga refreshing'
"Ne, aku siap siap dulu ya Jae Oppa. Aku akan Sharelok nanti."
"Ne, dandanlah yang cantik."
Jaemin mematikan sambungan telpon, bersamaan dengan pintu kamar mandi yang terbuka. Menampilkan sosok tubuh tinggi besar pak saga yang mengeringkan rambut dengan handuk.
"Siapa?." Tanyanya kepo dengan ekspresi datar kemudian berjalan kearah lemari untuk mengambil pakaian.
"Chandie Abhyaksa." Jawab Jaemin, yang seperti tidak asing ditelinganya.
"Dari mana kau mengenalnya?." Tanya saga kemudian sembari memakai Piyama biru malam.
"Dikantormu tadi pagi." Jawabnya seadanya. Kemudian berdiri dan sedikit meminta agar saga sedikit menjauh dari lemari.
'Chandie boneka kelinci itu?' Batin Saga
"Aku pinjam bajumu dulu ya hyung. Aku malas membuka koperku." Badan Jaemin dan Saga itu sama. Jadi tidak masalah untuk meminjam baju darinya, itung itung mengawetkan pakaian.
"Dari 2 hari yang lalu, kau memakai najuku Jaemin." Sarkas Saga, bisa bisanya meminjam pakaian padahal pakaianya sudah dilajahi dan di pakai sejak pertama kali dia datang.
"Hehe, kau yang terbaik Hyung." Jaemin mengambil Sweeter Cream dengan garis gradasi horizontal dengan warna biru muda dan merah. Serta celana jeans ketat dan sepatu santai olahraga ber Hak belakang
Jaemin menyisir rambutnya rapi dengan poni belah samping, rambut hijaunya benar benar cocok dengan wajah tirus yang ia miliki.
Tak lupa memilih Parfum yang tersedia di meja Rias saga. Memilih arloji juga kacamata.
"Kau merampokku." Ledek Saga dan hanya mendapat cekikikan Jaemin saja.
"Jangan pelit, nanti jodohmu sempit." Lalu Jaemin pergi dan meminjam mobil Saga juga.
Sementara Saga memilih merebahkan diri bersama Xyan dan Xowy.
"Kalian ingin mama baru tidak?" Entah Xyan dan Xowy tau apa itu mama yang pasti fikirannya melayang jauh.
"Tidak usah ya, kalian dengan deddy saja. Tumbuh besar dan bahagia bersama deddy."
"Ah entahlah, aku lelah. Selamat tidur sayang." Saga mencium 2 putranya bergantian lalu memejamkan mata dengan posisi tidur menyamping kearah si kembar.
...
Mengendarai mobil tanpa atap, Jaemin menyusuri alamat. Yang sudah di share oleh Chandie.
Ia berhenti disebuah bangunan Oranye dengan gerbang besi, kebetulan orang yang ingin ia temui berjalan keluar dari dalam.
"Chan!." Serunya dan Chandie mendongak.
"Jae Oppa, aku fikir kau akan terlambat tadi." Chandie sedikit berlari dan menghampiri Jaemin. Jaemin mengisyaratkan agar Chandie masuk dan duduk disampingnya.
Chandie mengangguk dan masuk kedalam mobil duduk duduk di sebelah Jaemin.
"Aku tidak suka terlambat." Jaemin mengusak pucuk kepala gadis yang lebih muda 5 tahun darinya. chandie menyukai wangi parfum yang Jaemin kenakan. ini mirip..
"Baik, ayo kita berangkat." Chandie mengangguk dengan senyum manisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ibu sambung // Author Irs // Bersambung
Fanfic"Saga menurut mama, kamu harus cari pengganti Binar nak. Kasihan Xowie dan Xyan." Ujar mamaku. Ya memang benar, sangat sulit untuk menjaga bayi bayi sendirian. Tapi aku tidak akan sanggup jika harus mencari pengganti Binar. Binar tidak akan terganti...