Aveza

29 3 0
                                    


Chandie mengintip interaksi mereka berdua bersama dengan Jaemin diam diam dari balik dinding.

Chandie memperhatikan tanpa berkedip bagaimana Aveza memeluk Saga dan Saga diam saja. Dimana Aveza meminta untuk memaafkan Saga.

Melihat kemarahan Saga dan wajahnya yang dingin sudah dipastikan bahwa Saga kecewa pada Aveza. Saat melihat Saga hendak kembali keladalam ruangan.

Jaemin lekas menarim Chandie agar bersembunyi dibalik tembok yang dilewati Saga.

"Jae" Chandie mendongak melihat Jaemin, jaeminpun sedikit menundukkan wajahnya. Ia melihat wajah Chandie yang sedikit hawatir.

"Jika kau penasaran, nanti kalau kalian bersama dia pasti akan menceritakan masa lalunya. Aku tidak berhak memberitahu tentang Aveza, yang jelas mereka sempat berpacaran 3 tahun lamanya." Chandie membolakan mata. Tiga  tahun?...

Derap langkah kaki sedikit tergesa membuat Chandie menyadarkan diri dari lamunan. "Jae, chandie kenapa kalian masih disini. Pesta minum akan dimulai?." Taresa mengingatkan.

Jaemin tersenyum, sementara Chandie yang tidak mengerti hanya memperlihatkan wajah kebingungannya.

"Chandie ayo, sekarang pesta husus kaum muda!." Seru Jaemin sementara ia menarik lengan kecil Chandie kembali menuju ruangan.

Mereka membuka pintu ruangan, dan pemandangan yang ia lihag sekarang adalah ruang pesta sudah berubah pemandangan dengan lampu yang menyala berwarna warni seperti Bar.

Chandie merotasikan matanya kesana kemari dan tak melihat siapapun yang lebih tua disini. "Kita akan pesta minum, ayo." Tarik Taresa pada lengan Chandie. Chandie hanya ikut dan tertegun.

"Ayo bersulang untuk Bos besar, Sahabat, Teman kita Bapak Saga Abimanyu!." Mc berseru melalui Mic dan tamu undangan pun sama. Di tengak kerumunan Saga mengangkat satu gelas berisi minuman memabukan.

Dan yang lain bercirs ria bersama, sedangkan Chandie ia melakukan apa yang Jaemin dan Taresa suruh. Tanpa meneguk isi gelasnya.

"Akh ini nikmat!." Jaemin bersemangat, inilah yang dia tunggu. Menikmati minuman kesukaannya bersama teman teman mereka.

"Ini begitu enak" Taresa memutar mutar gelasnya setelah meminum sedikit minumannya. Chandie hanya melihat gelasnya yang berisi cairan kekuningan.

"Hey, minumlah apa kau tidak pernah?." Taresa bertanya pada Chandie, dan Chandie mengangguk.

"Cobalah, ini tidak mematikan" Jaemin menambahi, meyakinkan Chandie untuk meminumnya.

Chandie dengan ragupun mencoba meminumnya dengan hati hati, aroma mengengat dari gelasnya membuatnya sedikit mengerutkan dahi.

Ia meyakinkan diri untuk meminumnya dengan hati hati, sementara Jaemin dan Taresa melihat reaksi Chandie yang mengecap dan mengerutkan dahinya.

Awal yang Chandie rasakan adalah rasa pahit namun lambat laun ia merasakan manis dan tenggorokannya yang menghangat.

"Bagaimana?" Taresa bertanya pada ekspresi Chandie yang aneh. "Ini agak aneh" berkata demikian namun karena penasaran Chandie melanjutkan minumnya.

"Dia memang lucu." Jaemin mengalihkan pandangan mencari dimana keberadaan sepupunya. Ia sedang melihat Saga yang berbicara dengan Bogdan, orang yang beberapa waktu lalu berdansa dengan Chandie.

"Aku kesana dulu ya." Jaemin menunjuk Saga yang berbicara dengan Bogdan sementara itu mendengar ijin Jaemin, membuat Chandie dan Taresa mengangguk.

Dua gadis itu kemudian duduk di kursi mereka sambil menuangkan minuman lagi kedalam gelas mereka masing masing.

Ibu sambung // Author Irs // BersambungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang