20. Lupa (2)

173 20 4
                                    

Pagi ini Shen Qingqiu berinisiatif membuat sarapan. Dia menyajikan sepiring kue dan satu gelas susu. Lalu duduk menemani Liu Qingge di meja makan.

Shen Qingqiu menatap orang itu tanpa berkedip, dia sangat menyukai cara Shidi mengunyah kue dan menelan susu dengan elegan.

Ada bekas yang tertinggal di mulut gelas. Itu bekas bibir Liu Qingge. Shen Qingqiu meliriknya agak lama, lalu minum dari tempat yang sama.

Dia memang sengaja dan Liu Qingge menyadari itu. Bulu mata Shidinya agak gemetar, kemudian orang itu membuang muka.

Liu Qingge telah makan tiga kue lagi, jadi tenggorokannya agak serat. Dia meraih gelas susu dan langsung minum dari sisi yang tak berbekas.

Liu Qingge sengaja dan Shen Qingqiu menyadari itu. Sinar di mata orang lain langsung meredup.

Setelah sarapan berakhir, Shen Qingqiu mengantar kepergian Shidinya sampai ke pintu. Dia melambaikan tangan dengan penuh senyuman.

Shen Qingqiu mengunci pintu rapat dan kembali berbaring di ranjang depan. Dia memikirkan cara apa yang bisa dilakukan agar ingatan Liu Qingge terstimulasi dan perlahan bisa kembali?

Lalu dia menemukan sebuah ide, dan langsung beranjak dari kasur untuk menuju gudang.

Ruangan itu sangat berdebu, Liu Qingge mungkin tidak pernah membersihkannya. Shen Qingqiu mengitari setiap sudut untuk menemukan peralatan melukis.

Dia berencana untuk merekam ulang semua kejadian di masa lalu di atas puluhan lembar kertas itu. Shen Qingqiu mulai membuka kotak tinta untuk memeriksa isinya. Dia juga menggoyang pelan gagang kuas yang baru ditemukan untuk menghilangkan semua debu.

Kemudian dia beranjak dari tempat berjongkok untuk membawa semua peralatan ke kamar depan. Shen Qingqiu menghabiskan waktu seharian untuk melukis semua kenangan tentang dirinya dan Shidi.

Rumah sewa Liu Qingge tidak memiliki satu pun jendela. Sehingga cahaya dari luar tidak bisa masuk sama sekali. Lampu minyak di seluruh ruangan perlu dinyalakan hampir sepanjang waktu.

Jari-jari Shen Qingqiu mulai terasa pegal. Dia tidak memiliki pengetahuan akan konsep waktu di alam ini. Namun secara ajaib, intuisinya dapat menebak dengan akurat bahwa sudah waktunya Liu Qingge kembali.

Lalu terdengar samar suara wanita yang mendekati pintu depan. Jantung Shen Qingqiu berdetak lebih kencang, dia menyimpan semua peralatan di dalam laci. Lalu berlari ke arah pintu untuk membukanya dengan terburu-buru.

Di lorong gedung menuju rumah mereka, seorang wanita tengah mengekori Liu Qingge dengan wajah berseri-seri. Bibir merahnya tanpa henti mengucapkan nama Tuan Liu ini Tuan Liu itu. Hati Shen Qingqiu terasa mendidih, tanpa sadar matanya menatap tajam si wanita.

Tiba-tiba dia berkedip, sebuah jari memberi jentikan pada keningnya. Liu Qingge ingin menggoda karena melihat betapa tegang alisnya. Shen Qingqiu hendak meraih jari orang lain, namun masih kalah cepat. Liu Qingge melewati ambang pintu lalu menuju kamar belakang dan mengunci rapat ruangannya.

Shen Qingqiu tidak mungkin salah lihat, Liu Qingge baru saja tersenyum? Tapi itu tidak mungkin, mungkin dia menyeringai?

Shen Qingqiu masih memikirkan ekspresi Shidi, lalu merasakan kedua tangannya digenggam erat. Ternyata pelakunya adalah si wanita. Dia menatap Shen Qingqiu dengan penuh syukur.

"Jiejie! Ternyata rumor itu memang benar. Semua warga distrik hanya salah paham pada Tuan Liu! Kami mengira dia mengalami disfungsi seksual.. tapi lihatlah sekarang, kamu masih disini! Masih disimpan Tuan Liu sebagai penghangat tempat tidur!"

Shen Qingqiu segera menarik kedua tangannya. Alisnya berkedut mendengar perkataan itu. Dia berdehem, mengatur suaranya agar sedikit merendah, untuk menyerupai suara wanita.

Liu Qingge x Shen Qingqiu (Shen Yuan) The Scum Villain's Self-Saving SystemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang