06. kill me

442 61 3
                                    

cw// blood, 18+, rape, rough sex, slight BDSM
harshword, mentions death

take own your risk
.







.










.








.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Sunghoon mendudukkan dirinya di kursi dimana ia langsung dihadapkan dengan berbagai macam make up untuk merias diri. Sudah lama sekali ia tak menyentuh peralatan tersebut.

Ia menatap lurus wajahnya, penuh goresan luka pipinya pun semakin tirus. Jelek sekali, pantas saja suaminya sangat membencinya. Sunghoon mulai merias dirinya entahlah ia hanya ingin.

Wajah kecilnya begitu manis dengan polesan tipis make up. Si cantik pun tersenyum ramah menerbitkan lesung pipinya, dirinya sangat cantik. Sunghoon merasa sangat senang sampai tak menyadari Jake berdiri angkuh menatapnya lurus.

"Sejak kapan kau pandai merias diri." Sunghoon terkejut merasakan deru napas hangat suaminya menyapu leher jenjangnya, lengan kekar itu entah sejak kapan telah melingkar di perutnya.

Sunghoon mengerti melihat gelagat suaminya, bahkan aroma alkohol tercium begitu kuat melalui indranya. Ia menghela napas berat menerka-nerka apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Sepertinya kau mabuk tuanku, aku akan menyiapkan air hangat." Sang dominan tak mengindahkan istrinya beranjak, Ditariknya badan ramping itu telentang dibawah kukungannya.

"Kenapa aku baru menyadarinya, wajahmu sangat cantik tubuhmu.. "

Srek!
Dalam satu tarikan kemeja putih yang Sunghoon kenakan tercabik compang-camping, tubuhnya mulai bergetar jemari lentiknya sia-sia menutupi bagian atas tubuhnya yang sudah telanjang.

"B-berhenti.."
"Indah, lihatlah sayang hanya tubuhmu membuatnya keras."
Sunghoon memejamkan matanya enggan menjawab kala jemari lentiknya dibawa meraba kejantanan suaminya.

"Kau menginginkan anak bukan? Kali ini ku turuti keinginanmu, sekarang buka kakimu dan mendesahlah." Jake mulai menelanjanginya Sunghoon yang masih diam tak memberi respon.

Si cantik sudah hafal diluar kepala, ini bukanlah yang pertama kali ia dirayu begitu manis. Semuanya dusta, nyatanya Jake tidak pernah menepati janjinya. Bayi tak berdosa itu selalu menjadi korban keegoisannya, Sunghoon tidak akan berharap apapun darinya. Lagi pula dirinya tak memiliki hak atas dirinya sendiri, ia hanyalah barang pemuas nafsu tuannya.

"Mengakanglah dengan benar sayang, lihatlah lubangmu begitu merindukan penisku." Jake menahan kedua paha istrinya untuk tetap melebar, Sunghoon meringis cengkraman pada pahanya begitu kuat lubangnya berdenyut dipaksa melebar tidak pada kapasitasnya.

Please love me, Jake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang