prolog

1.9K 170 3
                                    

☊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tetesan air hujan turun membasahi bumi, para siswa-siswi SMA Taruna Nusantara kini menyibukkan diri dengan memerhatikan guru mengajar, mendengarkan musik sembari bermain game, tidur dan banyak hal lagi di berbagai kelas.

di kelas XI MIPA 1, guru tidak masuk karena ada keperluan dan hanya memberikan tugas saja. Kelas tidak begitu ramai, siswa maupun siswi lebih banyak memilih tidur karena suasana sejuk yang membuat mata mereka mengantuk tapi ada juga yang mendengar kan musik menggunakan earphones dan mata yang melihat tulisan tulisan dibuku novel ataupun buku sekolah.

Seperti Raden Mahendra, siswa yang jarang berinteraksi dengan teman kelas nya ini memilih menyendiri di tempat duduk seraya membaca novel tebal ditangan nya. Remaja berusia 16 tahun tersebut memiliki julukan wibu kutub karena sikap dingin sekaligus acuh dan wajah yang selalu tertutup masker.

Tapi dibalik sikap dingin dan wajah yang tertutup masker terdapat kepolosan disertakan wajah manis yang menambah kecocokan antara keduanya. Raden sendiri bersikap dingin dan acuh karena tidak ingin menjadi siswa mencolok, ia hanya ingin menjadi Siswa biasa agar tidak terlibat hal merepotkan.

Remaja manis itu membalikkan halaman buku seraya bergumam ketika membaca kalimat yang menurut nya menyebalkan. Pada halaman ke 441 di paragraf akhir, menimbulkan kerutan di dahi mulus terletak jelas dengan tatapan tak suka saat membaca paragraf tersebut.

Sebuah kalimat bertulisan Epilog mengakhiri kegiatan membacanya, raden menutup novel dengan mood buruk karena cerita yang tidak sesuai ekspektasi nya. Ia meletakkan novel itu di kolong meja lalu menumpu kepalanya dengan tangan.

"Aishh.. Membuang waktu saja." Raden bergumam lesu dengan bibir yang mengerucut dibalik masker.

Remaja manis itu menatap penjuru kelas. siswa siswi kebanyakan tidur dibawah, yang tertidur ditempat duduk hanya beberapa. Saat melihat sekeliling mata nya sedikit menyipit ketika melihat seseorang di jendela depan kelas.

Deg!

Mata mereka bertemu. Keduanya saling bertatapan dengan Mata hitam legam yang terkunci oleh Mata merah darah yang seperti menariknya kedalam sebuah dunia yang berbeda, hingga raden tersentak beserta merinding secara bersamaan saat orang itu menyeringai disertakan tatapan yang sulit diartikan.

'Aneh.' Batin Raden seraya bergidik ngeri. ia langsung mengalihkan pandangan karena tidak ingin membuat nya semakin kalut.

Saat mata nya kurang fokus sebuah sapuan dingin membuat Mata nya entah mengapa mengantuk, Mata bulat sayu itu mengerjap agar tetap terjaga, ia tidak ingin tidur tapi matanya benar-benar mengantuk. Kepala yang awalnya menumpu di meja tiba-tiba saja bergerak seperti di kendalikan, kepala yang dikendalikan itu menelusupkan wajah nya diantara kedua tangan mungil kemudian Mata bulat itu semakin memberat.

Kesadaran Raden perlahan hilang tapi sayup-sayup ia mendengar bisikan seseorang yang begitu jelas di telinganya.

"Berbaiki lah takdir mu yang sesungguhnya, Indonesia."


•••••

【 PROLOG SELESAI 】

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PROLOG SELESAI

Hai~ selamat datang di book baru gue, semoga kalian betah baca book ini. Btw ini book country human, yaguys.

visual Raden

〔 Raden Mahendra 〕〔 16 tahun 〕〔 169 cm 〕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raden Mahendra
16 tahun
169 cm

Side RolesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang