"Kakak ngerasa ada yang ngikutin kita gak?" tanya Timor, matanya bergulir melihat sekitar walaupun masih berjalan dengan arah kedepan tanpa menoleh.
Indonesia menghentikan langkah nya sebentar kemudian melanjutkan kembali. Ia mengangguk kecil. "Abaikan saja. "
Mau tak mau Timor Leste menurut walaupun ia yakin jika orang yang mengikuti mereka memiliki niat jahat. Ia berfikir sejenak kemudian meraih tangan mungil kakaknya lalu menggenggam nya. Menarik pelan tangan itu, Timor Leste mempercepat langkahnya dengan Indonesia yang hanya diam membiarkan tangannya ditarik.
Meski perasaan nya sedikit gelisah karena yang mengikuti mereka bukanlah orang yang sama saat di sekolah. Indonesia berusaha menghilangkan gelisah nya, feeling nya mengatakan agar mereka cepat pulang sebelum terjadi hal buruk menimpa mereka.
Ia tahu diluar sana masih ada orang orang yang mengincar keluarga nusantara yang tersisa, termasuk orang yang mengikuti mereka. Walaupun ia masih tak yakin jika orang itu mengincar mereka karena ingin menghilangkan keluarga nusantara yang tersisa, Namun ia harus tetap waspada. Indonesia mengaktifkan kamera kecil yang berada di baju bagian punggung nya.
Kamera itu terhubung dengan ponselnya, setelah kamera itu aktif, Ia bisa melihat dari ponselnya, ada seseorang berbaju hitam dengan lambang dua pistol bersilang di lengan kiri. Matanya melebar namun hanya sesaat, ia menggoyang pelan tangan yang digenggaman adiknya.
Timor Leste menoleh, Indonesia sedikit memepetkan diri ke Timor Leste lalu menunjukkan gambar yang ada diponsel nya ke sang adik. Timor Leste langsung terkejut sebentar. Indonesia mengode adiknya untuk pergi ketempat yang ramai, Timor Leste yang paham mengangguk kecil. Ia menarik kakaknya ke pusat perbelanjaan yang tak jauh dari mereka.
Mereka memasuki keramaian, beruntung hari ini mall sangat ramai sehingga mereka tak perlu repot mencari tempat ramai yang jauh. Timor Leste masih menggenggam tangan Indonesia, sedangkan Indonesia melihat sekitar.
Mata merahnya melihat orang yang mengikuti mereka terlihat kelimpungan mencari mereka, ia tersenyum sinis kemudian menarik Timor Leste ke tempat toko pakaian untuk menyuruh bawahan nya yang berada disana menyingkirkan orang itu, Indonesia menatap penuh isyarat ke penjaga mall yang aslinya bawahan nya. Yang ditatap langsung mengangguk mengerti.
Penjaga itu menyuruh rekannya yang lain untuk menutupi keberadaan mereka dan menghantarkan mereka ke pintu tersembunyi. Salah satu penjaga yang mengantar kakak-beradik itu membuka pintu berwarna merah.
Sebelum keluar lewat pintu tersebut, Indonesia menoleh ke penjaga yang mengantar mereka, "bunuh orang itu."
Para penjaga itu mengangguk, "berhati-hati lah, tuan muda."
"Hm." ia melanjutkan langkah nya bersama dengan Timor Leste. Keduanya langsung menuju rumah mereka yang sudah tak jauh. Setelah masuk kerumah, keduanya menghela nafas lega.
"Cepat mandi, kakak akan memasak dulu." titah nya, Timor Leste mengangguk ia sejenak merilekskan pikiran nya lalu berjalan ke kamar mandi. Sedangkan Indonesia pergi kedapur untuk memasak makan malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Side Roles
Teen FictionRaden merasa tubuhnya bergerak tanpa kendali, seolah dikendalikan oleh kekuatan luar. Dia hanya bisa pasrah, hingga tiba-tiba, kesadarannya berpindah. Tidur di kelas, ia terbangun di tempat asing, dalam tubuh yang bukan miliknya. Apa sebenarnya tuju...