02

1K 140 11
                                    

☊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nama Indonesia sudah tersemat dibenak nya, tidak ada lagi nama lama yang diberikan orang tuanya. Kini Indonesia sedang menyusun piring dan menyiapkan bekal untuk adiknya. Jam sudah menunjukkan pukul 6, karena hari ini weekend ia tak begitu terburu-buru menyiapkan sarapan.

Indonesia meletakkan bekal di tas kecil yang sudah ada minuman didalam, remaja manis itu bergegas membangunkan Timor Leste yang sedang tidur di sofa, bocah itu memang sudah bangun tapi kembali tidur karena sarapan belum matang.

"Dek.. Bangun." Indonesia mengguncang pelan tubuh bongsor adiknya membuat sang empu langsung membuka mata.

"Ayo makan, setelah itu mandi." Titah nya yang langsung di turuti oleh Timor Leste. Mereka mendudukkan diri di kursi lalu menyantap makanan dengan Hening tanpa ada percakapan.

Beberapa menit berlalu, Timor Leste sudah menghabiskan sarapannya ia langsung ke kamar mandi untuk membersihkan diri sedangkan Indonesia membereskan meja makan dan mencuci piring piring serta gelas.

Setelah selesai, ia pergi ke kamar sang adik untuk menyiapkan pakaiannya, merapikan Kasur yang amburadul lalu mengambil pakaian kotor untuk dicuci. Ia mendengus ketika melihat tempat sampah penuh tisu.

"Dasar bocah, minimal dibuang ke pembakaran sampah kek."

Indonesia keluar dari kamar Timor Leste dan pergi ke mesin cuci untuk mencuci pakaian adiknya, Ia memilih melakukan nya pagi agar nantinya bisa bersantai.

....

"Huft.. " Indonesia menyeka peluh yang mengalir di pelipis nya. Padahal sekarang masih lah pagi tapi sudah panas saja. Setelah adiknya pamit ia melanjutkan beres beres rumah untuk menunggu waktu.

Indonesia merenggangkan tangannya kemudian mendudukkan diri di sofa, sekarang masih setelah 9 ia masih memiliki waktu untuk beristirahat sebelum pergi ke pertandingan Timor Leste. Selang beberapa menit ketukan pintu membuat nya mengernyit.

Ia langsung ke pintu masuk kemudian membuka nya. Yang mengetuk pintu ternyata Monaco, sahabat Indonesia.

Indonesia mengernyit ketika melihat wajah Monaco yang memerah dan penuh keringat, ia menarik monaco untuk masuk dan menyuruhnya duduk.

"kau habis berlari?" tanya Indonesia sembari menyerahkan minum ke Monaco.

Monaco meminum air nya hingga habis lalu menyengir, "Hehe iya, tadi dijalan, dikejar anjing."

Indonesia menggelengkan kepalanya, anjing atau anjing. "tumben gak bareng dia."

"Maksud lo, Poland? Maunya si bareng kesini. Tapi Pas gue samperin kerumah, orang nya gak ada." ia mengedikkan bahunya, kemudian menghirup oksigen dengan banyak. Nafasnya belum stabil.

Side RolesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang