1. Qobiltu?

558 25 4
                                    

-
-
-

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Halo semuanya! Selamat Datang di cerita pertama saya, ini murni dari pikiran saya sendiri yak, maaf kalo typo bertebaran dimana-mana, karena dimana-mana hatiku senang, xixi berchandyaa. Kalo kurang suka, ya harus disukain lah hehe punten,
Semoga suka

-
-
-

Ali bin abi thalib berkata:

"Jodoh adalah pilihan terbaik yang direncanakan oleh Allah untuk memuliakan hidup manusia"
-
-
-
Selamat membaca!

*****

"Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka binti Ayra Zhafeena Sanjaya alal mahri 'asyarotun jiromatun minad dzahabi hallan."

"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha Ayra Zahafeena Sanjaya binti Agam Sanjaya alal mahril madzkuur wa radhiitu bihi, wallahu waliyyu taufiq." Seorang lelaki mengucapkan kalimat Ijab Kabul dengan suara lantang.

" Seorang lelaki mengucapkan kalimat Ijab Kabul dengan suara lantang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana para saksi? Sah?"

"SAHH."

"Barakallah."

Seorang lelaki di hatinya mengucapkan banyak banyak bersyukur atas kelancaran akad yang sederhana ini dan tanpa mempelai wanita.

Dia Zayyan Arif Al-ghifari yang merupakan anak Tunggal Kyai Ali Dan Nyai Zahro, berhasil mengucapkan kalimat sakral, walaupun di hadiri hanya beberapa orang saja, ia telah berhasil menuruti permintaan kedua orang tua nya untuk menerima perjodohan ini, Ia tidak tau bagaimana istrinya itu, wajahnya, perilaku nya, latar belakangnya itu tidak tau, bagaimana bisa tau, Bertemu saja belum pernah.

Laki-laki dengan wajah datar, terkesan dingin, cuek kepada yang bukan Mahram nya. Ingat, yang bukan Mahram ya. Ia Dikenal tegas di kawasan Pesantren Abinya.

Gus Zayyan berjalan menuju seorang wanita pertama, yang sangat amat ia cintai dalam hidupnya. "Umi..." Suaranya melirih.

Umi Zahro, matanya berkaca-kaca, ia tidak menyangka, putra kecilnya sudah mempunyai Istri, yang artinya mempunyai tanggung jawab besar.

"Terimakasih Mi, terimakasih, sudah membesarkan putra Umi ini, melahirkan, menyusui, semuanya. Umi mendidik Zay dengan sabar, dengan ketulusan, Zay suka. Begitu banyaknya pengorbanan Umi, Zay tidak bisa menyebutkannya satu-satu, itu terlalu banyak. Intinya Zay banyak mengucapkan terimakasih, Maaf kalau Zay belum bisa jadi anak yang baik." Gus Zayyan berlutut, mencium kaki sang perempuan yang amat ia cintai pertama kali dalam hidupnya.

Dengan gesit, Umi langsung menarik bahu sang putra untuk berdiri. "Berdiri, Nak."

Gus Zayyan menurutinya, diciumnya tangan sang Umi. "Selamat  Nak, Umi seneng liatnya, semoga pernikahan kamu Berkah, Sakinah Mawadah Warahmah, maafin Umi kalo kamu terpaksa nerima perjodohan ini."

ZAYYANAYRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang