9. Ngambekan!

205 18 0
                                    

Seperti perintah Gus zay tadi sore, mereka menjalani hukumannya, kini mereka sedang berjalan menuju Ndalem, dibarengi dengan canda tawa mereka sepanjang jalan.

Tiba-tiba. Brukk

Ayda menahan tawa. "Pftt,"

"Aduh, pantat mulus gue." Ringis Ayra memegangi bokongnya yang jatuh kepleset karena ada kulit pisang. Kini Ayra malu tujuh turunan, bagaimana tidak? Banyak sekali yang melihat kearahnya karena ngaji kitab diliburkan, jadi masih banyak santri yang berkeliaran, mana jatuhnya tidak ada aesthetic-aesthetic nya lagi.

"Siapa sih yang naro kulit gedang disini?!" Dengusnya.

Ayda tak bisa menahan tawanya. "HAHAHAHAHAHHAHAHA" Begitupun yang lainnya ikut tertawa. Tetapi tawa Ayda lebih kencang diantara mereka.

"Tolongin kek." Sedihnya menahan malu.

Melihat itu Kayla yang baik hati dan tidak sombong membantu Ayra berdiri. "Sini aku bantuin." Nina pun ikut membersihkan sarung Ayra yang kotor terkena tanah.

Ayra menerima uluran tangan Kayla. "Aduh thanks Kay, Nin lo baik banget deh." Jawab Ayra sembari merangkul Kayla.

"Gak kaya si onoh!" Lanjut Ayra menatap kesal Ayda.

"HAHAHAHAH," Tawa Ayda semakin kencang.

"Aduh, duh, perut gue sakit banget sumpah." Ayda memegangi perutnya yang terlalu lama tertawa.

"Udah Da, kasian Ayra. Ayo langsung ke Ndalem, takutnya ditungguin." Nasehat Kayla. Mereka pun mulai melanjutkan jalannya.

"Pftt," Ayda masih tidak bisa menahan tawanya, mengingat kejadian tadi membuat tidak bisa menahan tawanya, membuat Ayra menabok pundak Ayda hingga tersungkur ke depan.

"HAHAHAHAHAHAHAHAH." Kini tawa Ayra terdengar menggelegar melihat Ayda tersungkur ke depan.

"Makanya, kualat kan lo!" Tawa Ayra semakin terbahak-bahak, begitupun santri yang lain melihat aksi mereka sedari tadi.

Ayda berdiri dibantu Nina dan Kayla, tetapi wajah mereka masih menahan tawa "Diem lo Nin, Kay," Melihat itu, mereka langsung kicep, tetapi masih mati-matian menahan tawanya. "Aduh, mana pipi gue sakit banget, kena tanah." Ringisnya memegangi diarea pipi nya.

"Aduh maaf ya Da, sakit ya?" Ayra khawatir lalu mendekat ke arah Ayda serta memegang kepalanya, tanpa aba-aba Ayra menonyol kepala Ayda, lalu Ayra segera kabur karena pasti akan ada teriakan maut Ayda.

Satu

Dua

Tiga-

"AYRAA!! AWAS LU YE!!" Teriak Ayda lalu ikut berlari mengejar Ayra.

Kayla dan Nina hanya terkekeh melihat tingkah laku absurd mereka. "Yoklah Kay, susul mereka." Ajak Nina yang diangguki Kayla.

*****

"Aku bagian dapur, Ayda bagian Ruang tamu, terus Nina bagian belakang, kamu Ayra bagian lantai 2, tapi kamarnya saja." Jelas Kayla membagikan tugas mereka masing masing.

"Ashiap!" Ucap Ayra langsung melincir ke lantai 2, begitupun yang lain. Mereka

Ayra menaiki tangga ke lantai 2, terlihatlah halaman yang luas, Ayra mengrrnyit bingung, ada dua pilihan, disini Ada pintu berwarna putih dan coklat, Akhirnya Ayra memutuskan untuk membersihkan pintu berwarna coklat terlebih dahulu.

Ceklek

Kamar yang sangat luas, sepertinya ini kamar utama, dengan paduan warna sage dan putih. Ayra berjalan sembari melihat-lihat ternyata ada bingkai foto! Ayra semakin mendekat ke Bingkai foto tersebut.

ZAYYANAYRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang