12. Masa lalu?

187 15 0
                                    

Bosan. Itu satu kata untuk mendeskripsikan seorang gadis yang tengah melamun di kamar. Ia Ayra, Ntahlah ia tidak ada kerjaan satu pun, ia tidak diperbolehkan keluar sebab masih dalam keadaan belum sehat. Ndalem saat ini sepi, Gus zayyan yang tengah mengajar, Abi sedang mengisi kajian, sedangkan Ummi pergi ke Asrama putri, biasanya banyak Mbak Ndalem yang bersliweran, namun saat ini mungkin ada yang sekolah, maupun mengisi kegiatan Pesantren, dan lain-lain.

Ayra menghela napas. "Gue gak nyangka bisa jadi bagian keluarga Pesantren ini,"

"Kelakuan gue yang absurd gini kaya gak ada cocok-cocoknya jadi menantu Pesantren." sambung Ayra sembari memandang langit-langit kamar, sekarang ia berada di Kamar Gus zayyan.

Dengan tingkah keras kepalanya Ayra berjalan keluar Ndalem, untuk mengisi kegabutannya yang melanda.

Ayra keluar Ndalem dengan wajah santainya, membuat ada beberapa santri-santri yang mengernyit bingung.

"Kok Ayra keluar dari Ndalem habis ngapain ya? Bukannya Ndalem sepi?"

"Mungkin disuruh piket?"

"Heh jubaidin, jadwal piket itu pagi sama sore, ini udah siang"

"Biasa aja kali, Mungkin ada keperluan lain"

"Tapi mungkin aja dia mau nyol--"

"Heh jangan suudzon sapri!"

Bisikan-bisikan segerombolan santri mulai terdengar, masa bodo, ia menulikan pendengarannya.

Ia berjalan ke luar gerbang berniat ingin membeli makanan, namun dipertengahan jalan, di Kantor utama pesantren, matanya menyipit kala melihat seseorang yang sangat familiar, Agaknya seseorang itu santriwan baru.

Ayra menempis pikirannya.
"Masa dia sih? Ah gak mungkin! Mirip aja kali."

Netra mata keduanya bertemu, sontak membuat Ayra mendelik tak percaya.

"AYRA!"

*****

"Gue masih cinta sama lo." Laki-laki itu meyakinkan seorang perempuan yang ada disampingnya, kini mereka berada di taman belakang pesantren.

Ayra membuang napas kasar. "Setelah lo khianatin gue, lo ngemis kaya gini? Cih najis, dasar brengsek! " Ayra memalingkan wajahnya, dadanya terasa sesak, kejadian 4 bulan lalu membuat ia sangat benci kepada laki-laki ini.

Raka memegang kedua tangan Ayra.
"Tapi gue udah putus sama dia ra! Kasih kesempatan lagi buat gue, Please" Tatapannya tulus, berharap Ayra luluh.

"Ka, jangan kaya gini!" Ayra hampir goyah pertahanannya karena melihat tatapan laki-laki tulus itu, tapi ia tahan! Tidak boleh luluh! Ia sudah mempunyai suami!

"Jujur gue waktu itu memang lagi cinta-cinta nya sama lo, dan sayang banget sama lo, tapi? pas gue liat foto lo sama cewe lain gue jadi benci sama lo ka! benci!" Sambung Ayra dengan mata yang memerah.

Raka mengeratkan lagi kedua tangan Ayra, berusaha meyakinkan.
"Kasih gue kesempatan lagi ra! Gue masih cinta sama lo, gue mohon."

Ayra menempis kasar tangannya.
"Lepas! Nanti kuman lo nempel di tangan gue."

"Ra plis lah, jangan kaya gini."

Ayra menatap tajam lelaki dihadapannya ini.
"Gue kaya gini juga gara-gara lo Raka!"

Ayra berdiri, berniat meninggalkan Raka yang masih duduk. "Ra tunggu dulu ra!" Sentaknya memegang pergelangan tangan kanan Ayra kuat-kuat.

ZAYYANAYRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang