𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟑.

122 11 0
                                    

𝐎𝐧𝐞 𝐚𝐧𝐝 𝐎𝐧𝐥𝐲 || 𝐌𝐢𝐜𝐡𝐚𝐞𝐥 𝐊𝐚𝐢𝐬𝐞𝐫

______________________________



𝟎𝟎3.






✧✧✧





Malam ini bulan bersinar terang seakan menyinari tubuhnya di tengah kegelapan yang melahapnya.

"Mmph" [Name] meringis kesakitan seperti ada sesuatu yang membuatnya tidak bisa bergerak dengan bebas. Dan itu membuatnya terbangun.

Ternyata sekarang ia tengah berada di kamar asing dengan tangan dan kakinya yang terikat. Dia berusaha melawan ikatan yang ada pada kaki dan tangannya itu.

'Sialan, apalagi ini' pikir [Name] yang sedang mengamati sekelilingnya. Berusaha mengenali ruangan asing itu namun usahanya sia sia.

𝙘𝙚𝙠𝙧𝙚𝙠

Ia mendengar suara pintu yang terkunci sedang dibuka. Perlahan cahaya memasuki ruangan itu dan membuat mata [Name] silau.

Orang itu melangkahkan kakinya ke dalam ruangan dan membuat mata [Name] membulat.

"Brengsek ya lo, mau apa lagi sialan" ringis [Name] sambil menendang nendang kakinya, berharap ikatan itu terbuka.

"Shhh, tenang dulu dong sayang" Kaiser menghampirinya dan memegang dagu gadis itu berniat menciumnya namun sebelum itu.

"Lepasin!" teriak [Name] di depan muka lelaki yang bersurai pirang kebiruan.

Kaiser membungkam mulut [Name], "Gue penasaran kalo di ranjang suaranya bisa sekenceng itu ga ya" tatap Kaiser sambil memiringkan kepalanya.

Seketika ruangan itu hening. Perkataan itu membuat [Name] membisu namun tidak dengan matanya yang terus tajam.

Perut [Name] tiba tiba merengek. [Name] baru ingat, ia belum makan.

"Gue ambilin makan dulu, gausah mikir bisa kabur dari sini" Kaiser beranjak pergi dari ruangan itu.

Air mata menghiasi wajah sang puan sekarang. [Name] takut, jika suatu saat ia tidak akan bisa melihat wajah temannya, Narumi dan kedua orang tuanya yang walau sedikit kasar tapi [Name] tetap menyayanginya.

[Name] bukan tipikal orang yang mau bercerita kepada orang lain saat punya masalah. Ia lebih memilih memendamnya karena tidak mau membuat orang lain risih akan ceritanya itu.

𝙩𝙖𝙥 𝙩𝙖𝙥 𝙩𝙖𝙥

Suara langkah kaki terdengar mendekat. Kaiser membawa piring berisi makanan beserta dengan gelas yang berisi air.

Ia menaruh piring dan gelas itu di meja dekat ranjang lalu ia membuka tali yang mengikat kaki dan tangan [Name].Kaiser mendudukkan [Name] di pinggir ranjang itu.

"Nih makan dulu" Kaiser memegang sendok yang mengarah ke mulut [Name].

[Name] tidak berkutip malahan ia menggeleng pelan.

"Makan, ga usah sok kuat" Kaiser sedikit menaikkan suaranya supaya [Name] menurutinya.

Dengan cepat [Name] membuka mulutnya.

Enak.
Ia bahkan tidak tahu kalau Kaiser bisa memasak.

"Besok gue ada latihan, lo diem di sini, ga usah mikir bisa kabur" Kaiser melihat wajah [Name] yang tidak bisa melakukan apapun.

Kaiser melanjutkan perkataannya, "Nanti setelah lo lulus, ikut gue" [Name] mengepalkan tangannya.

"Ga mau, aku mau tinggal sendiri" [Name] berusaha memberanikan diri.

"Gue ga butuh izin dari lo" ucapan itu sedikit membuat [Name] terkejut, "Lo itu milik gue. Ga ada yang boleh milikin lo selain gue" ucap Kaiser dengan nada sedikit kasar.

"You're really crazy Kaiser"

"Yes, just for you"

Kaiser mengambil gelas yang ia taruh di meja dan memberikannya kepada [Name].

Kaiser menarik selimut dan menutupi perut sampai kaki [Name]. Tidak ada satu kata yang keluar dari mulutnya, setelah itu ia keluar dengan piring dan gelas. Ia membiarkan [Name] beristirahat karena pastinya sebentar lagi kejadian itu akan terulang lagi.

𝐎𝐧𝐞 𝐚𝐧𝐝 𝐎𝐧𝐥𝐲 || 𝐌𝐢𝐜𝐡𝐚𝐞𝐥 𝐊𝐚𝐢𝐬𝐞𝐫. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang