𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟒.

132 8 4
                                    

𝐎𝐧𝐞 𝐚𝐧𝐝 𝐎𝐧𝐥𝐲 || 𝐌𝐢𝐜𝐡𝐚𝐞𝐥 𝐊𝐚𝐢𝐬𝐞𝐫

______________________________




𝟎𝟎𝟒.





✧✧✧





Cahaya matahari masuk melalui jendela. Menandakan bahwa pagi telah datang.

[Name] membuka matanya, berusaha terbangun melawan rasa kantuknya. Ia melihat jam yang ada pada dinding. Pukul delapan pagi.

Ia harus meyakinkan suatu hal, jadi ia bangkit dari ranjang itu dan membuka pintu. Terkunci. Kaiser benar benar memastikan bahwa [Name] tidak bisa kabur dari genggamannya.

[Name] yang sudah menduga itu akhirnya ia pasrah dan pergi ke kamar mandi untuk cuci muka. Satu hal yang ia tidak tahu, kamar mandi milik Kaiser cukup bersih.

Setelah [Name] mencuci muka, ia masih memikirkan cara pergi dari kamar ini. Ia mengambil berbagai barang yang ada di kamar itu, berusaha membuka pintu yang terkunci itu. Ia mengambil hanger baju dari lemari.

Untungnya itu berhasil. [Name] segera keluar dari kamar itu. Ia sekarang sedang berada di ruang tamu.

Ketika ia tengah mengamati seisi ruangan ini. Ada sticky note yang terletak di meja dapur. 'Aku pulang jam 6,jangan kabur kalau mau makan ada di kulkas'

Ternyata Kaiser telah menduga bahwa [Name] bisa keluar dari kamar itu, untungnya ia telah mengunci pintu utama dari luar.

[Name] membuka kulkas, banyak sekali bahan makanan. Mungkin ia bisa membuat makanan dari itu semua.

𝘚𝘦𝘫𝘢𝘮 𝘣𝘦𝘳𝘭𝘢𝘭𝘶.....

Sekarang perut [Name] telah terisi kembali. Ia melihat beberapa buku yang tersusun rapih di rak berwarna putih. Ia mengambil dan membacanya di atas sofa sambil menunggu kepulangan Kaiser.

Aneh rasanya. 'Kenapa di saat ini, aku malah tenang ya' pikir [Name] sambil memijit kepalanya.

'Apa aku suka lagi sama dia, ga mungkin' [Name] menggelengkan kepalanya untuk menghapus pikirannya itu.

𝘰𝘩 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯, 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘵𝘦𝘱𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢 [𝘕𝘢𝘮𝘦] 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘒𝘢𝘪𝘴𝘦𝘳.

𝑵𝒂𝒓𝒖𝒎𝒊 𝒑𝒐𝒗 :

"[NAMEEE]!!" teriak Narumi yang sedang berada di depan pintu kamar temannya itu.

"Aneh banget perasaan, sekarang udah jam satu masa dia belum bangun sih kebo banget" cibir Narumi yang sudah berdiri selama tiga puluh menit di depan pintu itu.

"Apa benar dia di culik, ih tapi ga mungkin emang ada yang mau nyulik modelan kebo kek dia" Narumi menghela nafas panjang. Tiba tiba dirinya teringat suatu hal. "Oiya ya kan waktu itu kita pernah tukeran kunci cadangan" Narumi segera kembali ke kamarnya dan mencari kunci cadangan itu.

"Di mana ya" Narumi sibuk mencari ke sana dan ke sini.

"Perasaan kemarin di sini dah kok hilang ya" Narumi menggaruk kepalanya.

"Apa jangan jangan dicuri lagi, tapi sama siapa perasaan ga ada yang dateng ke sini"

𝘵𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶

"Bukannya terakhir kali Ness dateng ke sini buat main, tapi masa dia yang ngambil" Narumi semakin bingung


[Name] menghabiskan waktu dengan cepat. Sekarang jam menunjukkan lima. Sebentar lagi Kaiser akan pulang. Ia mencoba memejamkan matanya dan tertidur di atas sofa.

𝙘𝙚𝙠𝙡𝙚𝙠

"Lagi tidur ya" Kaiser melepaskan sepatunya dan segera menghampirimu.
Ia jongkok di depan sofa dan memperhatikanmu seakan menunggumu bangun.

[Name] mempunyai insting yang cukup kuat, jadi ketika ia sedang diperhatikan, ia akan merasakan itu.[Name] perlahan membuka dan mengerjapkan matanya. Ia tersontak kaget karena melihat Kaiser yang berada di depannya.

"E-eh, kamu udah pulang" [Name] refleks bangkit dari posisi tidur menjadi duduk.

Kaiser yang gemas melihat itu ia pun langsung menggendong [Name] ke kamarnya. Saat sampai, ia membanting [Name] ke kasurnya dan mulai membuka bajunya yang basah karena keringat.

Kaiser melempar bajunya ke sembarang arah dan menarik kepala [Name] lalu menciumnya. [Name] diajak beradu lidah dengannya. Ciuman itu panas sekali sehingga membuat wajah [Name] menjadi merah. Kaiser melepaskan ciumannya dan segera beralih membuka baju [Name].Karena tak tahan ia pun langsung merobeknya.

"Aku kangen badan kamu" Kaiser menyibakkan rambutnya ke belakang.

Wajah [Name] merona lalu ia segera memalingkan pandangannya. Kaiser mengambil dagu [Name] supaya gadis itu tetap memandangnya kemudian menciumnya lagi sampai [Name] kehabisan nafas.

[Name] mengigit bibir Kaiser "Gila ya kamu" [Name] menatap tajam walaupun dalam hati ia sedang ketakutan.

"aber es scheint dir Spaß zu machen" Kaiser mengelap bibirnya yang berdarah akibat gigitan [Name]
(𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘬𝘮𝘢𝘵𝘪 𝘪𝘵𝘶)

"Verdammt" [Name] terlihat kesal.
(𝘴𝘪𝘢𝘭𝘢𝘯)

Kaiser menggosokkan ketiga jarinya di klitoris [Name] yang masih terlapisi celana pendek.

"Mmhm mmsukin cptahn" [Name] mengerang kecil, sepertinya ia sudah tidak sabar.

"Ga sabaran banget sih" Kaiser tertawa kecil melihat [Name] yang tersiksa dibawahnya. Lalu ia pun membuka laci meja yang ada di samping kasur dan mengambil satu pil, ia memasukkannya ke dalam mulut [Name] secara paksa.

[Name] sontak terkejut, "Pil apaan itu" Ia menatap heran Kaiser yang sedang tersenyum puas.

Panas. Itu yang dirasakan tubuh [Name] sekarang. Ia membutuhkan sesuatu di bawahnya, akhirnya [Name] mengetahui bahwa itu adalah perangsang. [Name] belum pernah merasakan efek dari pil itu, ini adalah pertama kalinya ia merasakan sensasi kehausan, kenikmatan, kecanduan, dan keinginan untuk melakukan seks.

Karena tidak tahan dengan efek pil itu, [Name] membuka celananya dengan susah payah. "Basah sekali ya" Kaiser menatap [Name] yang tengah kepanasan membuat nafsunya meningkat drastis.

[Name] sudah tidak kuat, ia hampir ingin memasukkan jarinya ke dalam klitorisnya. Namun sebelum itu Kaiser menahan tangannya.

"Ga sabaran banget sih" Kaiser menyeringai lalu dengan sedikit tergesa ia memasukan tiga jarinya ke dalam klitoris [Name] yang cukup sempit.

Desahan [Name] memenuhi ruangan itu, seberapa kuat ia menahannya itu tidak terkendali. [Name] merasa dirinya telah hilang kendali atas kenikmatan yang Kaiser berikan.

"Mmh ahh kaiI" desah [Name] karena tempo yang digunakan Kaiser semakin cepat.

"Nenn mich Namen, Schlampe"
(𝘴𝘦𝘣𝘶𝘵 𝘯𝘢𝘮𝘢𝘬𝘶, 𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯𝘨)

"Ka-iimhm lebihj cpat lagih" mendengar hal itu Kaiser langsung mempercepat temponya dan ya, [Name] berhasil keluar.

[Name] terlihat kelelahan namun tidak dengan Kaiser yang staminanya tentu beda jauh dengan [Name].Ia bahkan belum mengeluarkan adik kecilnya yang sedari tadi sudah tidak tahan.

Kaiser membuka celananya dan terlihatlah adik kecilnya yang panjangnya bisa membuat [Name] pingsan.

[Name] yang melihat itu sudah pasrah, semoga saja esok pagi ia masih bisa jalan. Kaiser memasukkan miliknya ke dalam klitoris [Name].Desahan [Name] semakin kencang, tidak terkendali.

Mereka melakukan kegiatan seks itu sampai jam empat subuh. Beberapa kali [Name] sempat tertidur karena kelelahan namun Kaiser terus memukul [Name] supaya ia tetap bangun.

𝐎𝐧𝐞 𝐚𝐧𝐝 𝐎𝐧𝐥𝐲 || 𝐌𝐢𝐜𝐡𝐚𝐞𝐥 𝐊𝐚𝐢𝐬𝐞𝐫. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang