Pt-11

110 16 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.

Rambut berantakkan,tubuhnya terasa lebih lelah dari biasanya,baju lengan pendek berwarna putih yang ia kenakan terdapat sedikit bercak darah dibahagian bawah perutnya

Setelah mendapat kesadaran penuh,manik cinnamon itu menatap kian kemari membiasakan mata dengan biasan cahaya mentari yang berhasil menerobos masuk kedalam kamar asramanya

"Oh,aku tertidur di asrama,ya?", gumam nya pada dirinya sendiri

Rongga itu terbuka lebar seiring suara baritonnya menggelegar untuk menguap,tubuhnya ia regangkan beberapa saat

Tiba-tiba....

"Kumohon Porco!! Hentikan!!

"Eh?

"Tolong!! Kumohon!! Porco!! Jangan renggut paksa kehormatanku-

Kepala nya mulai memutar ulang ingatan menyeramkan yang terjadi sebelum ini

"Maafkan aku,[Name].Aku mengambil sesuatu yang belum Marcel ambil darimu", tungkainya menuntun ia menuju wastafel untuk memperbaiki penampilan

Saat berada didepan cermin kaca yang tertempel diatas wastafel,pantulan disana tak hanya memantulkan setengah dari tubuh atasnya,tapi juga sesuatu yang ditinggalkan kejadian semalam

Bercak darah...

Porco memilih menanggalkan singlet putih itu,keran air wastafel ia putar hingga mentok

Wajah bantalnya ia basahkan dengan air keran,rambut undercut nya ia sugar kebelakang dengan kedua tangannya

Setelah selesai berkumuh dan menggosok gigi,ia memilih keluar kamar dan berjalan menuju lantai atas asrama untuk bertemu dengan pejuang lainnya

Saat akan sampai pada kepala tangga,dirinya dikagetkan oleh sosok wanita berambut panjang yang bergerak dengan kedua lutut dan kedua tangannya

"Eaaarrggh!! aakkh!

Porco yang terkejut hampir terjungkal kebelakang jika tangannya tidak dengan sigap berpegangan

"Oh? Selamat pagi,Pokko"

"Pieck,kau sedang apa?

"Aku lebih terbiasa begini,mengagetkanmu,ya?"

"Pieck,kumohon berdiri dan berjalanlah dengan benar,oke?"

Ruang Rapat

"....Strategi untuk menyerang pulau itu harus dipikirkan matang-matang.Jika tidak, kejadian yang seperti ini akan terus terjadi",Theo Magath,selalu Kapten dari semua tim pejuang berdarah Eldia mengutarakan pendapatnya didepan para petinggi militer

"Ya,tak kusangka senjata yang kita pakai untuk meneror dan membunuh bangsa Eldia didalam tembok,malah menjadi boomerang bagi kita",ujar salah satu petinggi militer yang berseragam sama dengan Kapten Magath

"Armada laut beserta tiga kapal terdahulu sudah menyerang sesuai strategi dengan menyerang dari masing-masing sudut pulau,tapi hasilnya tetap sama.Titan-titan murni itu seakan menghuni seluruh dataran pulau hingga ke ujung-ujungnya",timpal lainnya

"Jika mengerahkan satu armada lagi,maka kekuatan militer Marley akan melemah total.Kita sudah banyak kehilangan prajurit dalam perang selama lima tahun ini",ucap lainnya

"Menurut peta,setidaknya ada empat sudut atau ujung pulau yang tercetak berdasarkan letak 12 distrik yang dibuat dalam masing-masing tiga tembok itu.Tiga diselatan,tiga diutara,tiga ditimur dan tiga juga dibarat",ujar Pieck menimpal

Porco Galliard X reader_-_[SNK FINAL_SEASON_1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang