"Martha! Ayo kita bangun rumah pasir lagi, seperti yang kita lakukan kemarin.."
Dua orang anak perempuan berlarian menuju bagian taman yang berpasir, yang dibuatkan orang tua mereka untuk dimainkan oleh anak-anaknya. Keduanya sedang menuju ke pasir ketika mereka mendengar kakak perempuan mereka memanggil dari pintu. "Martha, Astrid! Jangan main-main lagi, ini hampir jam makan siang. Ayah dan Ibu sudah menunggu kita untuk bergabung di meja!" Adik perempuannya kembali ke rumah utama.
Dengan pakaian yang penuh keringat, mereka berganti pakaian lagi, dan berdandan seperti boneka dengan pita di masing-masing kepalanya. Sampai di ruang makan, orang tua mereka sudah menunggu mereka untuk memulai makan siang bersama. Pola asuh yang hangat di keluarganya sungguh membuat anak-anak merasa disayangi.
Namanya Astrid, anak ketiga Pangeran Carl dari Swedia and Putri Ingeborg dari Denmark. Carl adalah anak dari Raja Oscar II dari Swedia and Norwegia. Ingeborg adalah putri kedua calon Raja Frederick VIII dari Denmark. Ibu dari Ingeborg, Lovisa adalah seorang putri Swedia saat lahir, dan dia berhasil membuat putrinya menikah dengan sepupunya, Pangeran Carl, Adipati Vastergotland.
Lovisa sering menyentil perihal mengenai pernikahan salah salah satu putrinya dengan pangeran dari tanah kelahirannya. Anak perempuan pertamanya, Louise menikah dengan seorang pangeran berkebangsaan Jerman. Tidak pupus harapan, Lovisa mencoba memperngaruhi anak perempuan keduanya, Ingeborg untuk menikah dengan seorang pangeran dari Swedia. Tanpa sepengetahuan Ingeborg, Lovisa berkata kepada Frederick untuk menjodohkan Ingeborg dengan sepupunya. Kandidat yang dipilih adalah anak bungsu dari Raja Oscar II, yaitu Pangeran Carl dari Swedia.
Perbedaan umur yang cukup jauh membuat Frederick berpikir dua kali mengenai perjodohan tersebut. Frederick berkata kepada istrinya, "Tidakkah kau pikir usia mereka berdua terlalu jauh?" Lovisa menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku tidak melihat adanya masalah dengan perjodohan mereka. Usia mereka tidak terlalu jauh. Tahun ini Ingeborg akan berusia 17 tahun, dan aku harap kau sudah memiliki rencana pernikahan untuknya, Frederick."
Setelah bernegosiasi dengan Oscar, mereka setuju untuk menjodohkan anak mereka. Frederick segera mengirimkan undangan untuk Carl mengunjungi Denmark. Kedatangan Carl di Denmark disambut oleh Frederick dan Lovisa. Rakyat menerima pangeran itu dengan sangat baik dan antusias. Sesampainya di Istana Frederensborg, Carl langsung menemui Raja Christian IX dan Ratu Louise. Mereka terlihat senang dengan calon suami untuk cucu mereka, dan mereka dengan sangat hangat menerima Carl. Ketika Carl bertanya, kapan ia bisa bertemu dengan Ingeborg, Ratu Louise berkata, "Malam ini."
Hari kedatangannya di Denmark bertepatan dengan hari ulang tahun Ingeborg yang ke-17. Lovisa membisikkan sesuatu kepada ayah mertuanya, Christian tertawa dan mengangguk-anggukan kepalanya. Carl tidak mengerti dengan maksud mereka, namun ia juga tertawa. Lovisa berkata kepada Carl dalam bahasa Swedia, Nanti kau juga akan mengetahuinya. Lalu Carl menganggukan kepalanya sambil tertawa.
Malam hari tiba, Ingeborg bersiap-siap untuk makan malam hari ulang tahunnya. Pertama kalinya ia menata rambutnya dan tidak membiarkannya terurai. Dengan bantuan Lovisa, ia mengenakan sebuah gaun berwarna satin. Rambutnya ditata dengan sisir hias berwarna perak dengan bertaburkan mutiara. Ia mengenakan kalung mutiara yang diberikan pagi itu sebagai hadiah ulang tahunnya.
Memasuki jam makan malam, Ingeborg turun didampingi oleh kedua orangtuanya. Hari itu, ia pertama kali bertemu dengan Pangeran dari Swedia itu. Ia sedikit tersipu melihat Carl yang tampan. Saat makan malam bersama menyambut kedatangan Carl di Denmark, Ingeborg melihat kakeknya, Raja Christian IX berdiri dan mengangkat gelas. Di luar dugaan semua orang, ia berkata dengan suara yang lantang,
Merupakan kebahagiaan besar bagi saya untuk mendeklarasikan pertunangan cucu perempuan saya, Ingeborg dengan Carl dari Swedia.
Semua terperangah mendengarnya, termasuk juga Carl dan Ingeborg. Mereka tidak tahu menahu soal pertunangan mereka, dan begitu tiba-tibanya pengumuman tersebut dibuat. Pengumuman itu segara dibuat publik, dan rakyat Denmark merespon baik kabar pertunangan itu. Ingeborg menulis pada Carl sesaat setelah kepulangannya ke Swedia,
KAMU SEDANG MEMBACA
Astrid
Historical Fiction"Kau harus tahu, Anna sayang, betapa takutnya aku menghadapi kematianku sendiri, aku belum siap memikirkannya, tapi..." Perempuan itu terus menerus membicarakan tentang kekhawatiran akan masa depannya. Anna hanya bisa menghiburnya saat dia merasa ge...