Petualangan ke Timur

25 3 0
                                    

Suatu malam, Elisabeth sedang menulis kepada Ingeborg perihal mengenai perkembangan Josephine Charlotte. Ia mengatakan bahwa Jo memiliki mata biru yang bundar, juga tidak henti-hentinya tersenyum bahagia, seakan seisi seluruh dunia ini adalah hiburan baginya. Belum selesai ia menulis, Albert masuk dan langsung menemui istrinya. Ia berkata, "Kita harus mengirim Leopold dan Astrid untuk mengunjungi Hindia-Belanda!" Terperangah, Elisabeth masih berusaha untuk mencerna kata-kata suaminya itu, "Apa aku tidak salah dengar? Apa yang baru saja kau katakan, Albert?" Albert mengulangi lagi perkataannya, "Mengirim Leopold dan Astrid untuk berkelana menuju Hindia Belanda." Elisabeth terkejut, segera ia berdiri dari duduknya dan mengatakan kepada dirinya sendiri untuk sabar. Ia memikirkan bagaimana nasib Josephine Charlotte yang belum berumur 1 tahun namun sudah harus ditinggal cukup lama oleh kedua orang tuanya. Elisabeth berkata kepada suaminya, "Tidakkah seharusnya menunggu Jo berumur 1 atau 2 tahun dulu? Baru mengutus mereka untuk mengunjungi negri yang jauh itu?"Albert menggelengkan kepalanya, ia tahu persis apa yang akan ia lakukan dengan kunjungan anak dan menantunya ke Hindia Belanda. Ia ingin Leopold dan Astrid untuk memahami lebih banyak tentang budaya orang Timur, dan melihat isi bagian dunia lain yang sebelumnya belum pernah mereka jamah.

Hingga hari itu, Leopold belum melangkah lebih jauh dari tur keliling Eropa. Pada suatu makan malam, Raja mengutus pasangan muda tersebut untuk melakukan perjalanan ke Hindia Belanda. Ia ingin putranya meninjau negeri Parijs van Java dengan didampingi istrinya. Albert berkata, "Papa ingin kalian untuk berkunjung ke Parijs, Parijs van Java." Leopold keheranan, ia merasa bahwa Paris adalah sebuah kota di Perancis tetapi mengapa Albert menambahkannya "van Java" di akhirannya. Ia berkata, "Parijs berada di Prancis, dan van Java berarti "di Jawa", jadi Papa ingin kami untuk berkunjung ke Parijs dan Java?". Albert tertawa, begitu juga dengan Elisabeth. Albert berkata kepada Leopold, "Tidak, Papa ingin kalian untuk mengunjungi Hindia Belanda." Leopold menyanggupi, dengan janji bahwa Josephine Charlotte akan dijaga oleh Albert dan Elisabeth. Mereka sepakat untuk setuju menghabiskan lebih banyak waktu dengan cucu pertama mereka.

Makan malam berlangsung dengan santai. Malam itu mereka menyatap daging domba panggang dengan saus asin, serta beberapa potong sayuran. Untuk hidangan penutup, mereka menyantap sebuah bolu coklat dengan es krim vanilla. Sesaat setelah menyantap hidangan penutup, Leopold bertanya, Kapan kita akan pergi? Dengan santai Albert menjawab, "Minggu depan.". Leopold menghentikan makanannya dan berkata, "Apa?! Papa..." Albert memotongnya, "Dengarkan aku Leopold, kau sudah harus berangkat Selasa depan."

Leopold tidak bisa berbuat apa-apa selain menyetujui perintah tersebut. Itu adalah perjalanan jauh pertamanya ke Timur, begitu juga dengan Astrid. Setelah makan malam selesai, Raja dan Ratu pergi ke ruang duduk mereka, dan Leopold serta Astrid juga pergi ke ruang duduk mereka sendiri. Keduanya sangat modis, antusias berdiskusi tentang apa yang akan mereka kenakan di negeri itu. Astrid memutuskan bahwa dia akan mengemas sendiri barang bawaannya, dan mengurusi juga milik Leopold. Beberapa hari sebelum keberangkatan mereka, Astrid menulis kepada kedua orangtuanya,

Makan malam hari ini, kami berdua mendapatkan keputusan yang mengejutkan dari Papa Albert. Kami akan pergi ke Hindia Belanda. Aku sendiri tidak pernah mendengar negri itu, dan aku sangat senang untuk berkunjung ke sana. Tapi, aku juga khawatir untuk meninggalkan Jo yang masih kecil sendiri, tetapi untungnya Papa Albert dan Mama Elisabeth bersedia untuk mengurus Jo selama aku dan Leopold pergi ke Hindia Belanda. Mungkin untuk beberapa bulan ke depan, surat yang ku tulis bertempat di tempat-tempat asing yang di mana Papa dan Mama, bahkan aku sendiri belum pernah dengar, dan suratku akan lebih lama sampai ke Swedia.

Ia segera mengemasi pakaian untuk kunjungannya ke sana. Sang putri membawa beberapa puluh gaun berbeda, masing-masing dengan topi dengan berbagai macam ukuran dan bentuk untuk ia kenakan di sana. Untuk perhiasan, dia hanya membawa anting, bros, dan kalung mutiara, tidak ada yang mewah. Dia tidak akan membawa tiara apa pun saat bepergian, karena dia takut kehilangannya, dan Astrid juga berpikir ia tidak akan mengenakannya. Leopold membawa beberapa seragamnya, dan sisanya sebagian besar setelan berwarna coklat, hitam, ungu, dan abu-abu tua, juga pakaian santai, karena musimnya hanya musim panas dan hujan. Astrid berkata kepada suaminya, "Bagaimana dengan Jo? Siapa yang akan merawatnya?" Leopold menjawab, "Tenang, Astrid, Papa dan Mama akan menjaganya selama kita bepergian ke sana. Sekarang, aku siap menghabiskan waktu bersamamu sendirian."Lalu Leopold menyeringai. Dia tertawa saat melihat wajah suaminya. Astrid membalasnya dengan muka mengejek.

AstridTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang