Prolog

645 322 289
                                    

Hallo Semuanya! 😄😄

Aku baru saja masuk dalam dunia kepenulisan. Setiap hari dan setiap saat aku selalu memiliki imajinasi yang tinggi.

Selama ini aku juga sudah belajar banyak hal tentang bagaimana cara menjadi penulis, dan bagaimana cara menciptakan sebuah karya yang cantik serta menarik.

Semoga kalian suka ya! Jika ada penulisan yang salah tolong diingatkan ya, Kak. Udah segitu aja yang ingin aku sampaikan. Terima kasih 😉

Happy Reading!

__________________________________________

Berbagai buku berserakan di lantai, membuat kamar itu seperti lautan ilmu. Ranjang dipenuhi dengan lembaran-lembaran kertas yang mulai kusut. Sedangkan di meja belajar terdapat seorang gadis cantik yang bekerja keras mengerjakan tugas mata kuliah yang mulai menumpuk.

Inilah resiko yang ditanggung oleh Mahasiswa. Mereka dituntut oleh berbagai tugas yang harus mereka kerjakan dalam kurun waktu tertentu. Apalagi, mereka juga harus menghadapi dosen mata pelajaran yang menyusahkan. Bahkan pernah ada yang bunuh diri karena tidak kuat menahan beban tugas yang ada.

Goresan tinta abstrak tercipta di atas kertas. Laptop terbuka lebar, memunculkan berbagai angka dan tulisan di layarnya. Gadis itu memijat pelipisnya berkali-kali, sembari menatap catatan buku di depannya.

"Tugas-tugas yang melelahkan!" gerutunya. Dia melemparkan bolpoin yang ada di tangannya dengan kasar.

Sinar bulan memancarkan pesona, bersama bintang-bintang malam yang menemaninya. Rasa dingin menembus dinding-dinding kulit yang mulai rapuh. Berhembus kencang menembus kain yang membungkus tubuh.

Buk ...

Dengan sebuah suara, gadis itu memalingkan wajahnya. Ternyata sebuah buku terjatuh dari rak buku. Sang gadis hanya menghembuskan napasnya pelan.

"Sepertinya, aku harus menutup jendela yang sudah mengizinkan angin kencang masuk kedalam ruangan," tuturnya.

Dia melangkahkan kaki kecilnya menuju jendela. Tangan mungilnya mencoba meraih gagang jendela kaca itu, lalu menutupnya. Hampir saja terluka, namun dia baik-baik saja.

Dengan hanya berbatasan dengan kaca, dia bisa melihat ada sebuah mobil hitam yang terparkir di bawah sana. Dia bisa melihatnya, sebab dia berada di lantai dua rumahnya.

"Itu mobil siapa ya ... mungkin tetangga sebelah." Dia mengedikkan pundaknya tidak peduli. Tak lupa, dia pun juga menutup kaca jendela itu dengan gorden.

Atensinya teralihkan kepada buku yang sempat terjatuh tadi. Dia berjongkok dan mengambil buku yang terjatuh di lantai marmer tersebut.

Itu adalah buku usang yang memiliki banyak butiran debu.

Puk ...
Puk ...

"Uhuk, buku ini sangat kotor dan berdebu. Uhuk ...."

Mata gadis itu, mulai mengamati sampul buku yang sekarang berada di tangannya. Di atas buku, terdapat goresan nama pemiliknya, yaitu dirinya sendiri.

'Elle'

Di bawahnya juga terdapat judul bukunya. Yaitu ...

'Lucid Dreaming'

Dia, yang tak laim bernama Elle, menepuk pipinya pelan. "Elle, sekarang itu waktunya mewujudkan mimpi, bukan hanya menjadi pemimpi," pungkasnya, lalu mengembalikan buku itu ke tempat asalnya.

Dia Elle. Seorang perempuan yang memiliki keahlian lucid dream sedari kecil. Lalu, apakah dia pernah mendapatkan mimpi yang buruk? jawabannya adalah tidak. Mimpi yang tercipta di sepanjang tidur, hanya berada di bawah kendalinya.

CASTLE : Unwanted Dreams [Revisi Part]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang