Nyatanya, orang yang selalu terlihat bahagia, juga memiliki luka sisi rapuh di dalamnya
~Elle__________
Elle masih senantiasa berada di pelukan Dean. Panglima itu, membuat Elle seperti merasakan kenangan yang dulu pernah dia buat.
"Tuan Putri ... ini sudah sangat lama. Jika Pangeran Eden melihat kita seperti ini, Ia bisa salah paham," ucap tiba-tiba Dean.
Bukannya melepas pelukan itu, Elle malah mengeratkan pelukannya. Dean membuang napasnya panjang, lelah dengan sikap Elle yang tiba-tiba berubah menjadi manja.
'Aku ingin seperti ini, selamanya,' batin Elle.
Namun kemudian Elle sadar, ini bukan dunia itu, ini adalah dunia yang berbeda. Benar juga, jika Eden tiba-tiba muncul dan mengetahui hal ini, maka Dean pasti akan dihukum. Tak lama kemudian, Elle mulai melepaskan pelukan itu.
Dia memandang wajah Dean dengan mata yang sembab. "Tuan Putri, janganlah bersedih. Hamba juga memiliki batasan tentang hal ini." Hal yang dimaksud oleh Dean adalah tentang 'pelukan' tadi.
Elle menundukkan kepalanya. "Umm ... tapi jika Tuan Putri bersedih dan butuh teman curhat, maka hamba siap menjadi teman itu," imbuh Dean dengan suara lembut, menghanyutkan.
Dengan menampakkan senyum manisnya, Elle mengagguk. "Terima kasih. Maafkan aku yang lancang memeluk dirimu."
"Tidak, jangan minta maaf kepada hamba. Hamba tidak layak menerima itu."
Elle berdecak kesal. Mentang-mentang derajatnya lebih tinggi dari Dean, dia malah tidak bisa mendapatkan kebahagiaan yang sebenarnya. "Jika Kau menjadi raja, apakah Kau akan menghilangkan kesopananmu itu? Aku sungguh benci, jika Kau selalu merendahkan dirimu di hadapanku," sarkas Elle.
Dean terdiam sejenak dan kemudian tertawa hambar. "Tidak ada sejarah yang mencatat diri hamba sebagai raja, Tuan Putri."
"Tidak ada yang tau masa depan, kan? Mungkin aja ada kebetulan yang lewat. Kau menjadi raja, dan Kau yang akan balik merendahkan diriku."
"Aishh! Pokoknya anggap saja kita seperti teman dan jangan sangkut pautkan dengan perbedaan derajat. Ini perintah dari Tuan Putri! Jangan menolak," lanjut Elle dengan penekanan disetiap kalimatnya.
Setelah itu, Elle kemudian turun dari kereta kuda dan berjalan memasuki area pemakaman, bertujuan untuk menyusul Eden.
Sedangkan Dean, ia hanya memandang punggung kecil Elle dari belakang. Elle mulai menjauh dan kemudian hilang dari pandangannya. "Kau terlalu baik kepadaku. Aku jadi khawatir, jika nanti Kau akan dimanfaatkan oleh orang lain."
***
Elle mulai memasuki pintu pemakaman itu. Dari luar, pemakaman itu terlihat kecil. Tapi ternyata, setelah masuk ke dalam, tempat itu sangat luas. Di sana merupakan makam dari para leluhur keluarga kerajaan Wiston. Jadi semua bagian dari keluarga kerajaan, akan dimakamkan di tempat itu.
Elle mengedarkan pandangannya ke segala arah. Lalu sedetik kemudian, dia menemukan seseorang yang sedang dia cari. Elle mulai mendekat ke arah orang tersebut.
Saat kaki Elle menginjak sebuah ranting kayu, suara bariton Eden mulai bersuara dengan tegas. Tanpa berbalik badan, ia pun berkata, "sudah kubilang, jangan pernah menyusulku ke sini! Aku akan menghukum kalian, jika berani melangkahkan kaki sekali lagi!"
Terkejut? Iya, Elle benar-benar terkejut. Dia tidak tahu jika Eden melarang semua orang untuk mengikutinya masuk ke dalam area pemakaman. Pantas saja, tidak ada penjaga yang ada di dalam area pemakaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
CASTLE : Unwanted Dreams [Revisi Part]
RomanceApakah yang dimaksud mimpi? Mungkin beberapa dari kalian menyimpulkan bahwa mimpi hanyalah bunga tidur. Tapi bagaimana jika mimpi yang kalian anggap sebagai bunga tidur itu, malah menjadi suatu kehidupan yang dapat kalian kendalikan? Terdengar konyo...