XII - Curhat

287 29 0
                                    

"Aku di jodohin sama orang tua ku" ucap Dyraa

Adyraa mulai menceritakan awal dari bagaimana ia di jodohkan oleh papa nya. Mulai dari ia yang mendapat pesan oleh orang tuanya, kemudian ia yang terburu-buru untuk balik kerumah padahal saat itu ia bisa balik bareng Nab. Menceritakan bagaimana proses pertama kali mereka bertemu sampai kejadian tadi pagi yang di lihat oleh Nab.

Tampaknya kedua sahabat nya itu sangat fokus menatap Dyraa. Mereka sama sekali tidak bersuara ketika Dyraa mulai bercerita tentang perjodohannya. Mereka takut kalau mereka bersuara yang ada sahabatnya ini tidak akan melanjutkan ceritanya.

Semua Adyraa ceritakan pada kedua sahabatnya itu. Ia pun sebenarnya bingung, mengapa ia menjadi seterbuka ini pada sahabatnya. Padahal biasanya Dyraa paling enggan untuk menceritakan persoalan pribadi nya.

Tetapi sepertinya Azka yang membuat ia menjadi begini. Sedikit banyak nya Adyraa juga mulai berubah, ia bisa menjadi terbuka untuk kedua sahabatnya. Sepertinya ini awal perubahan yang baik untuk Dyraa.

"Tadi kamu bilang kalau kamu menolak perjodohan ini, terus kenapa sekarang kamu mau terima Dyr?" Tanya Novi

"Awalnya memang aku menolak Nov, tapi aku ga tega buat nolak langsung ke papa ku. Aku takut beliau kecewa. Dan lagi setelah aku mengenal Azka, mungkin ia juga merasakan apa yang aku rasakan. Kami sama-sama tidak mau perjodohan ini tapi kami tidak punya alasan untuk membuat kedua orang tua kami kecewa. Jadi satu-satunya cara adalah kami harus menerima keputusan ini." Jelas Dyraa

"Terus cowok itu dengan gampangnya terima perjodohan kalian?" Ucap Novi

"Kalau menurutku sih pasti ga gampang kak Nov. Cuma mereka berdua ini sama-sama ga punya pilihan lain selain menerima nya. Bener ga?" Sambung Nabira

"Iya begitulah kira-kira" jawab Dyraa

"Kamu yakin sama dia Dyr?"

"Inshaallah Nov." ucap Dyraa

"Jangan terlalu cepat mengambil keputusan Dyr. Apalagi kalau bukan dari hati kamu sendiri" ucap Novi

"Iya Nov" jawab Dyraa

"Udah lah, makan dulu kita. 10 menit lagi masuk" ucap Novi

"Oh iya nanti kita jadi kerja kelompok kan?" Tanya Nabira

"Jadi lah Nab. Deadline nya besok kan?" Tanya Novi

"Iya kak Nov. Ngerjain dimana kita?" Ucap Nabira

"Cafe dekat kampus aja kek biasa ya. Pada setuju kan?" balas Novi

"Oke kak. Tapi nanti aku bareng sama kak Aro ya. Soalnya hari ini aku ga bawa motor" ucap Nab

"Yaudah Nab, aku juga nanti bareng sama Dimas ya. Gabung kayak biasa. Kamu nanti tartig sama aku ya Dyr. Kamu lagi ga bawa motor kan hari ini?" ucap Novita

"Eh ga usah Nov, kita jumpa disana aja nanti. Soalnya habis ini aku mau ke kampus dulu cari buku buat bahan teori kita nanti." Ucap Dyraa

"Yaudah nanti aku temenin sekalian." Ucap Novi

"Enggak usah Nov. Aku sendiri aja bisa kok. Kamu amanin tempat sama makanan aja hahaha"

"Kalau urusan makanan serahkan aja sama aku semua" ucap Novi

"Yakin kamu kesana sendiri Dyr?" Tanya Nabira

"Yakin. Aman kok" ucap Dyraa

Setelah nya, mereka kembali fokus menyantap makanan milik masing-masing dan kemudian bergegas masuk ke ruang kelas untuk lanjut mata kuliah kedua.

"Aku gerak Luan sama Dimas ya gais" pamit Novi pada kedua sahabatnya dan di balas dengan anggukan mereka sebagai jawabannya. Setelah itu Novi pun berjalan menuju kelas sang kekasih.

"Kalau gitu aku ke perpus dulu ya Nab. Mau cari buku." Tanya Dyraa

"Hmm.... Aku ikut kamu aja deh Dyr. Kayak nya kak Aro ga jadi jemput aku."

"Emang belum kamu kabari?"

"Udah dari tadi. Tapi chat ku belum di bales-bales sampai sekarang"

"Mungkin lagi di jalan kali Nab"

"Berapa menit di jalan Dyr? Perasaan kos kak Aro ga jauh-jauh amat. Paling 5 menit nyampe. Sedangkan aku chat dari 20 menit yang lalu. Kesel banget aku. Dia yang bilang mau nganterin giliran di kabarin malah ngilang" omel Nab

"Hmm.. yaudah dari pada kesel ikut aku aja ke perpus. Ngeri aku kalau kamu udah ngomel gitu Nab hahaha"

"Kesel tau Dyr. Dia yang bilang dia juga yang ngilang. Semoga aja calon tunangan kamu ga kayak kak Aro ya Dyr." Ucap Nab

Dyraa yang mendengar ucapan sahabat nya itu cukup terkejut. Pasalnya ia juga lupa mengabari Rony untuk menjemputnya sesuai dengan pesan calon tunangannya tadi pagi. Tampaknya Dyraa jadi bimbang untuk mengabari Rony, ia takut ketika mengabari Rony malah berakhir kecewa seperti Nabira.

Sepertinya Dyraa lebih memilih untuk pergi sendiri saja nanti. Ia tak mau merepotkan orang lain. Terlebih lagi ia takut terlalu berharap.

"Dyr... Jadi kan ke perpus nya?" Ucap Nab yang membuat Dyraa tersadar dari lamunan pikirannya.

"Eh- iya jadi Nab ayo" sambung Dyraa lalu menggandeng tangan sahabatnya itu untuk berjalan menuju perpustakaan.

Baru beberapa langkah mereka berjalan tiba-tiba saja ada yang memanggil salah satu nama di antara mereka.

"NAB" ucap seseorang dari arah parkiran yang posisinya di belakang mereka

Sontak saja sang empunya nama menoleh ke belakang saat mendengar namanya di panggil oleh seseorang yang sudah pasti ia kenali suaranya. Tak lain dan tak bukan yang memanggil nya adalah orang yang membuat hatinya kesal hari ini. Setelah 20 menit lalu hilang bak di telan kasur tanpa kabar, tiba-tiba seenaknya saja sudah berdiri disini sambil meneriakkan namanya.

Nabira pun mempercepat langkah kaki nya dan sedikit menarik tangan Dyraa yang masih mencoba memahami perasaan sahabatnya ini.

"NAB TUNGGU!" teriak kak Aro sambil berlari kecil ke arah perempuan nya

Dyraa yang mulai paham dengan situasi ini pun menarik tangannya dari genggaman sahabatnya yang mengakibatkan Nabira menghentikan langkah kakinya.

"Kok malah berhenti Dyr? Ayo cepat katamu mau ke perpus" ucap Nab dengan mencoba menarik tangan sahabatnya kembali.

"Ayo lah Dyr bantu sahabat mu ini. Kamu tau kan aku lagi kesal sama kak Aro. Kenapa kamu malah berhenti si. Mana kak Aro jalan ke arah sini lagi" batin Nabira

"Aku tau kamu kesal sama kak Aro Nab tapi kalau kamu begini apa bedanya kamu sama dia? Sama-sama mengabaikan satu sama lain. Kalau kak Aro mungkin tidak sengaja mengabaikan pesan mu karna ada alasan. Sedangkan kamu secara sadar mengabaikan nya" ucap Dyraa menatap kedua mata sahabat nya itu. Sesungguhnya ia tak ingin mencampuri urusan asmara sahabatnya. Tapi kalau sudah kepalang begini mau tidak mau Dyraa juga harus menyadarkan sahabatnya ini.

Setelah mendengarkan ucapan dari Adyraa, Nab pun menatap ke arah kak Aro yang masih berjalan menuju ke arahnya. Sepertinya ucapan sahabat nya itu sedikit menusuk hati nya yang membuat ia merasa bersalah pada kak Aro.

"Ga boleh lari dari masalah Nab, kesal boleh tapi kamu harus dengar penjelasan nya dulu. Kamu disini aja, biar aku yang naik ke perpus sendiri." Ucap Dyraa dengan menepuk pundak sahabat nya dan berjalan menuju tangga perpus.

Baru saja ia membalikan badannya dan hendak melangkah tiba-tiba gerakannya pun terhenti ketika mendengar suara teriakan Nabira
   
   
 

"KAK AZKA!" teriak Nabira

 
     
 

"Kak Azka? Azka siapa?" - Batin Dyraa

Mencoba BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang