XIX - Ketiduran

363 36 0
                                    

*Ting..

Rony

Kamu belum sampe cafe ya?

Perasaan bilangnya tadi mau ngabarin :')

Ya udah aku tinggal tidur ya.
Kalau masih di jalan hati-hati 

Sedari tadi Dyraa masih sibuk menatap ponsel di  genggamannya, mungkin ia merasa sedikit khawatir menunggu kabar dari calon tunangannya. Pasalnya sejak pesan terakhir mereka, Azka sama sekali belum memberi kabar apapun kepada Dyraa.
Bahkan pesan yang ia kirim sejak 3 jam yang lalu pun tampaknya sama sekali belum terbaca.

Dyraa merasa sangat kesal dengan Azka, ditambah lagi saat ini ia sedang merasakan senggugutan dikarenakan jadwal datang bulannya.

Jam sudah menunjukkan pukul 22:45 dan Dyraa memutuskan untuk ikut tidur bersama Difha yang sudah lebih dulu terlelap.

Sesaat setelah Dyraa terlelap dalam tidur nya, tiba-tiba Difha tersentak ketika mendengar suara ponsel milik Dyraa.

"Sepertinya ada panggilan telepon yang masuk ke hp kak sal. Bangunin ga ya? Tapi kayak nya kak sal baru banget nyenyak, kasian kalau aku bangunin" ucap Difha pelan kemudian ingin mengangkat ponsel milik Dyraa

Difha yang memang masih mengantuk pun beranjak dari tempat tidurnya untuk menerima panggilan telfon tersebut

"Assalamualaikum, halo dyr? Maaf aku ganggu kamu malam-malam begini. Kamu lagi sibuk ga? Ada yang mau aku tanyain sama kamu" ucap suara perempuan

"Waalaikumsalam kak, maaf sebelumnya kak Dyraa nya udah tidur kak." Ucap Difha pelan dan sedikit merasa tidak enak karena sudah lancang memangangkat panggilan telepon itu

"Loh kamu siapa? Kok hp Dyraa bisa sama kamu?"

"Ah- iya kak saya saudaranya kak Dyraa, kebetulan hari ini lagi nginap di rumah nya kak Dyraa"

"Oh yaudah deh kalau gitu. Maaf ya jadi ganggu tidur kamu juga"

"Eh- iya gapapa kok kak"

"Ya sudah, assalamualaikum"

"Waalaikumsalam kak"

Panggilan telepon itu pun terputus, Difha langsung menaruh kembali ponsel milik Dyraa di tempat semula.

Baru saja hendak kembali pada tempat tidurnya, lagi-lagi ponsel milik Dyraa kembali berbunyi. Difha pun mengurungkan niatnya untuk kembali tidur melainkan ia berjalan kembali mendekat kearah ponsel yang kembali berdering, tetapi untuk kali ini Difha seperti mengenali suara dari panggilan telepon tersebut

"Assalamualaikum sal, maaf aku baru ngabarin soalnya tadi hp aku lowbat. Ini juga masih di cafe tapi udah mau balik"

Ketika mendengar suara pria barusan, ia pun sontak melihat nama yang tertera pada ponsel milik Dyraa  dan ternyata benar, bagaimana Difha tak kenal dengan suara itu, orang itu adalah suara Abang kandung sendiri. Siapa lagi kalau bukan bang Rony.

"Halo sal? Kamu kok diem aja? Kamu marah ya?" Tanya Azka yang masih belum sadar kalau yang mengangkat panggilan telepon nya bukan Dyraa melainkan Difha adik perempuannya

"Habis buat salah apa lu sama kak Salma bang?" Tanya Difha dengan nada ketusnya

"Loh, kok hp Salma bisa sama kamu dif? Kak Salma mana?"

"Kak Salma udah tidur, kasian lagi datang bulan perutnya sakit mood nya juga lagi kurang bagus di tambah lagi di tinggal main sama cowoknya sampe ga ada kabar"

"Ga gitu dif"

"Ga gitu gimana? Aku yakin dari tadi pasti kak Salma nungguin kabar lu bang, tapi lu malah enak-enakan main. Di cafe mana lu? Sama Bella lu kan? Makanya sampe lupa ngabarin kak Salma" cecar Difha yang sudah terlanjur emosi

"Ga usah nuduh yang aneh-aneh dif. Udah mending kamu tidur bareng kak Salma. Sekalian besok Abang titip kak Salma dulu ya, soalnya abang ada urusan di cafe"

"Ga bisa, Besok aku balik jam 5 pagi soalnya ada latihan dadakan untuk persiapan FLS2N di sekolah"

"Di jemput siapa?"

"Ayah"

"Yaudah kalau gitu, besok Abang aja yang jemput"

"Ga usah, aku udah bilang ayah. Assalamualaikum"

"Wa-" baru saja hendak menjawab salam, panggilan telepon itu pun di putus oleh Difha yang sudah kesal dengan abangnya.





*06.30

"Ehm" suara lenguhan dari bibirnya Adyraa yang sudah mulai terbangun dari tidur lelap nya.

Ia pun meraba tempat tidur di sebelah nya,

"Perasaan semalam aku tidur bareng Difha deh, terus ini kok kosong ga ada orang?" -batin Dyraa

"Dif, kamu di kamar mandi?" Tanya Dyraa yang sudah mendapatkan kesadaran nya

"Dif."

Hampir 5 menit Dyraa menunggu sahutan dari panggilan nya, tetapi nihil. Ia tidak mendengar suara siapa pun.

Alhasil ia memilih untuk mengambil telepon genggam nya untuk mencoba menelpon Difha

Tetapi sesaat setelah melihat ponsel nya, Dyraa pun tersenyum ketika membaca notes yang di tinggalkan oleh sang adik perempuan dari calon tunangannya itu

*Notes Difha
Assalamualaikum kakak ku yang cantik nan manis
Pasti kak sal udah bangun ya waktu baca note Difha ini hehe
Maaf ya kak, Difha balik nya ga pamit kakak.
Soalnya ada kegiatan dadakan ke sekolah jadi harus balik sekarang.
Difha ga tega bangunin kak sal jadi Difha pamit dari sini aja ya.
Semalam juga Difha izin agak lancang ngangkat panggilan telepon kakak, mau bangunin kak sal, tapi kakak baru aja nyenyak. Maafin Difha ya kak
Cepat sembuh sakit perutnya ya kak, nanti kita nonton Drakor bareng lagi ya xixi
Sayang kak sal 🫶🏻

"Kamu manis banget dif, sama seperti Abang kamu" - batin Dyraa

"Eh- iya tunggu dulu. Tiba-tiba jadi keinget Rony, dia kemana ya?"

Dyraa pun mengambil ponsel miliknya ingin membuka room chat nya dengan Rony. Yaps lelaki yang ia tunggu kabar nya tadi malam sampai ketiduran.

Tapi raut wajahnya pun kembali sedih karena tak ada satu pesan pun yang masuk dari Rony, hanya ada satu riwayat panggilan semalam. Mungkin panggilan ini yang di bilang Difha tadi.

"Ah sudah lah dari pada pusing mikirin itu, mending mandi siap-siap berangkat ngampus"

Mencoba BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang