Penjelasan

4.4K 50 1
                                        

Matanya terbelalak. Baru pertama kali Anton mendengar sebuah lamaran seperti ini. Dimana segerombolan anggota ormas melamar seorang laki-laki untuk dinikahkan dengan laki-laki lainnya. Laki laki inipun sudah memiliki istri.

Anton menyadari bahwa dia bukanlah tipikal laki-laki alpha seperti orang-orang yang kini memenuhi rumah pamannya. Dia memiliki fisik yang kecil dan kurus. Bertubu pendek dan berkulit putih. Dia juga tidak memiliki otot yang besar. Namun tetap saja, dia buah lelaki homo yang bisa seenaknya mau dinikahkan dengan seorang laki-laki juga.

"Apa maksudnya pak?" Tanya Anton. Amarah mulai bergejolah dalam dirinya, namu semua itu tertahan karena rasa takutnya pada orang-orang ini. "Ini pasti salah kan? Saya bukan homo pak!"

"Dengarkan dulu penielasan saya." Ujar petinggi ormas tersebut. "Ini jalan satu satunya yang bisa kami lakukan untuk menyelamatkan ketua kami. Dia sekarang sedang sakit keras, dan hanya kamu yang bisa menolongnya."

"Apa urusannya dengan saya. Kenapa ketua kalian yang sakit justru membawa saya pada urusan kalian. Bukankan di negara ini sudah banyak dokter-dokter hebat. Berobatlah kesana!" Bentak Anton marah. Namun dian langsung tertunduk ketika menyadari tatapan penuh amarah dari pamannya.

Paman Sukadi memang orang yang galah menurut Anton. Dia merupakan ketua ormas ranting tempat tinggalnya dan merupakan sosok yang cukup berpengaruh di lingkungsn tersebut. Dia juga memiliki watak tempramental. Tak jarang dia menggunakan kekerasan untuk menyampaikan ide dan keinginannya. Tidak hanya kepada Anton yang merupakan keponakannya, dia bahkan bisa melakukan kekerasan pada anak kandungnya sendiri.

Melihat respon pamannya mendengar caranya berbicara, sekujur tubuhnya bergidik. Dia tidak ingin lagi merasakan sakit dari bogem pamannya.

"Saya mengerti kamu pasti bingun dan kesal mendengarnya. Namun kami sudah berkeliling rumah sakit dan dokter. Tidak ada yang mengetahui penyebab sakit beliau. Tidak ada juga pengonatan yang bisa meningkatkan kesehatannya hingga saat ini. Sampai kami memutuskan untuk berobat ke orang pintar."

Mendengar hal itu Anton makin terbelalak. Semua yang dilakukan orang-orang ini hanya berdasar pada keterangan dukun? Hal yang memang benar-benar tidak pernah dipercayai oleh Anton.

"Orang pintar ini mengatakan bahwa ketua kami memiliki hutang pada seseorang pada kehidupannya sebelumnya. Dia berjanji untuk menikahi perempuan pada masa lalu tersebut di kehidupannya selanjutnya. Yaitu sekarang." Ujar petinggi itu sambil menghela napas. "Kamii lantas menyadari bahwa perempuan tersebut telah berenkarnasi menjadi dirimu. Kamu pasti sudah sadar bahwa kamu adalah reinkarnasi dari buyutmu, yang dulu adalah seorang perempuan buka?"

Iya. Dalam kepercayaan mereka memang benar seseorang bisa berreinkarnasi, terutama pada garis keturunan selanjutnya. Dan meman benar juga, bahwa orang yang bereinkarnasi menjadi Anton adalah nenek buyutnya.

"Tapi ini tidak masuk akal. Ini berarti pernikahan sesama jenis. Ini tidak benar dalam agama kita." Jawab Anton.

"Ya kami sudah tahu itu!" Jawab petinggi dengan nada tegas dan cenderung kesal. "Tapi itu satu-satunya cara yang belum kami lakukan. Dan kita tidak akan tahu jika kita tidak mencobanya."

"Tapi kalian tidak memikirkan apakah aku bersedia dengan semua itu. Kalian hanya memikirkan ketua dan organisasi kalian."

"Ya itu memang benar. Prioritas kami adalah menyelamatkan organisasi ini. Dan kami akui kamu hanya alat yang sangat kami butuhkan."

Mendengar hal itu hati Anton terasa teriris. Kini mereka sama sekali tidak menjaga perasaannya.

"Tapi tenang saja. Semua kebutuhanmu akan kami penuhi. Kami akan biayai kuliahmu, dan akan kami berikan apapun yang kau mau. Dan saya bisa pastikan ketua kami akan menjalankan kewajibannya sebagai suamimu nanti."

Penjelasan itu sama sekali tidak membuat Anton berubah pikiran. Tidak ada yang bisa mengoyahkannya. Dia tidak ingin mengalami hal yang sama seperti teman KKNnya Dian. Terjerumus dalam dunia gelap yang nantinya pasti akan membuatnya gila.

"Paman sudah menyetujui lamaran mereka. Dan kau akan menika dengan Pak Surya, ketua kami." Ujar Paman Sukadi. Semua jerih payahnya meyakinkan orang-orang ini bahwa dia tidak ingin pernikahan ini terjadi telah sirna. Anton memiliki hutang budi yang sangat besar pada orang ini. Orang yang mau merawatnya setelah kedua orang tuanya membuangnya. Orang yang sepenuhnya memiliki hak atas apapun yang dimiliki Anton. Termasuk keinginannya untuk menentukan jalan hidupnya sendiri. Kini tidak ada lagi usaha yang bisa Anton lakukan.

Namun justru hal lain yang akhirnya mampu meluluhkan pendirian teguh yang Anton miliki. Saat seorang perempuan yang sejak tadi terus menangis, seorang perempuan yang melihat seorang lelaki sedang dilamar untuk menikahi suaminya sendiri berkata.

"Tolong, setujulah..."

Istri KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang