Istri Kedua

Empat mata

Seorang wanita cantik kini duduk di depan Anton.  Mereka berada di dalam kamar Anton, terduduk di atas kasur dalam posisi berhadap hadapan. Anton sebenarnya tidak ingin berbicara dengannya. Bukan karena tujuannya, tapi dia tidak tega melihat raut wajah sedih dan mata sembab itu lebi lama.

Melinda, istri dari pria yang akan menikahi Anton. Memiliki kecantikan khas dari luar daerahnya. Berkulit putih nerambut panjang sebahu di diwarnainya hitam kecoklatan. Rambutnya tampak acak acakan.

"Apa yang ingin kakak bicarakan?" Tanya Anton.

"Aku tahu ini semua terlalu sulit untuk dicenra. Dan aku juga tahu kamu pasti akan sulit menerimanya." Ucap melinda sendu. "Tapi aku mohon. Terimalah lamaran ini. Suamiku tidak hanya penting bagi organisasi, tapi dia juga sangat penting bagiku. Aku tidak ingin dia pergi meninggalkanku. Ku mohon, antara sesama wanita, tolong mengertilah.

Alih Anton sedikit berkedut mendengarnya. Sejak kapan dia menjadi seorang wanita. "Tapi aku...."

Belum sempat menyelesaikan perkataannya Melinda langsung menyentuh tangan Anton sambil berkata. "Kau akan menikah dengan suamiku. Tentu saja kau akan menjadi perempuan dalam hubungan itu. Jadi aku akan menganggapmu sebagai perempuan juga."

"Tapi kenapa kakak setuju dengan semua ini? Ini bukan saja poligami, tapi ini juga pernikahan terlarang kak." 

"Aku paham, jika aku di posisimu aku pasti juga akan menolaknya." Ucap Melinda lirih. Lalu raut wajahnya berubah serius. "Tapi jika kamu ada di posisiku pasti kamu akan melakukan hal yang sama seperti ini. Apapun akan kamu lakukan untuk orang yang kamu cintai. Suatu saat kamu pasti akan merasakannya. Tidak mudah menjadi istri Bli Surya (panggilan kakak)."

Anton hanya tertunduk mendengarnya. Dia paham sepenuhnya apa yang dilakukan oleh Kak Melinda adalah demi keebaikan orang yang dicintainya. Dan itu membuat Anton kagum kepadanya.

"Dan sebagai istri tertua, aku akan menjaga dan membimbingmu. Jadi kamu ga usah takut ya." Tutup Melinda dengan senyum tulusnya.