O3: Kaivan Bintang Adipati

76 19 59
                                    

Pukul 09.30 pagi
Di sekolah ...

Kring ... Kring ....

Bel sekolah berbunyi, tanda jam istirahat telah tiba. Para siswa-siswi berbondong-bondong keluar dari kelas menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah berbunyi karena lapar.

"Thea, kantin yuk!" ajak Azel.

"Ayok!" seru Thea.

Thea dan Azel pun jalan beriringan menuju kantin sekolah.
Saat sampai di kantin, Thea bingung. Ia hanya mempunyai uang sisa kemarin, untung saja Thea membawa tumbler, jadi ia tak perlu membeli air mineral.

"Lo makan apa?" tanya Azel pada Thea.

"Gue beli siomay aja deh," jawab Thea.
Thea langsung mengantri di kios siomay.

"Yaudah, gue ngantri mie ayam dulu ya," balas Azel yang diangguki oleh Thea.

Antrian kios siomay ini lumayan panjang, hal ini karena siomay Mang Cecep itu selalu enak. Banyak yang suka dengan siomay buatan Mang Cecep, termasuk Thea.

Saat sedang mengantri, tiba-tiba ada yang memanggil Thea.
Thea menoleh. "Kaivan, kenapa?" tanya Thea.

Ternyata Kaivan ikut mengantri di kios siomay itu.
"Gak apa-apa, Kak," jawab Kaivan yang diangguki oleh Thea.

"Siomay ini emang enak, ya? Gue belum pernah cobain," ucap Kaivan yang bingung karena kios ini yang paling ramai.

"Rugi banget, siomay Mang Cecep selalu enak, Kai. Lo harus coba, siomay Mang Cecep tuh wueeenakk poll!" seru Thea dengan semangat seperti anak kecil.

Kaivan tersenyum tipis, Kakak kelas favoritnya itu sangat menggemaskan di mata Kaivan. Ini salah satu hal yang ia sukai dari Kakak kelas favoritnya, selalu semangat dalam hal apapun.

"Oke, karena Kak Thea bilang siomay Mang Cecep enak, gue bakal beli," ucap Kaivan.

"Nice!" balas Thea sambil mengacungkan ibu jarinya kepada Kaivan.

Tibalah saatnya Thea memesan siomaynya.

"Mang, kayak biasa ya. Tapi beli enam ribu aja," ucap Thea ketika memesan.

"Siap Neng," jawab Si Mang Cecep.

"Mang," panggil Kaivan.

"Iya?"

"Mang, buat mbaknya beli sepuluh ribu aja. Saya yang bayar," ucap Kaivan sambil mengeluarkan uangnya dari saku seragamnya.

"Kaivan, gak usah," tolak Thea dengan halus.

"Gak apa-apa, Kak," balas Kaivan.

"Gak usah, Kai. Takut ngerepotin,"

"Gak ngerepotin sama sekali," Theo tetap kekeuh untuk mentraktir Thea siomay Mang Cecep.

"Mang, jangan dengerin dia. Siomaynya enam ribu aja," ucap Thea kepada Mang Cecep.

"Rejeki jangan ditolak. Mang sepuluh ribu aja," sahut Kaivan.

Keributan kecil itu mampu membuat Si penjual, alias Mang Cecep kebingungan.

"Hampura, jadi meuli ieu?," tanya Mang Cecep disela-sela keributan kecil itu.

"Sebentar ya, Mang," ucap Thea.

"Kai, gak usah! Gue gak enak sama Lo," imbuh Thea.

"Udah gak apa-apa, Kak. Gue sama sekali gak keberatan. Anggep aja ini karena lo udah mau bantu band cukurukuk, Kak," balas Kaivan.
Tanpa Thea, band cukurukuk tidak akan memiliki vokalis se-keren Thea.

BEST PERSONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang