O5: Ayah Dipta

58 19 50
                                    

Pukul 19.30 malam ...

Thea serang berada di dalam kamarnya, ia baru saja selesai memakan makan malamnya.
Ia akan melanjutkan kegiatannya, yaitu mengerjakan tugas dari sekolah.

Akhir-akhir ini tugas Thea selalu menumpuk. Bukannya malas untuk mengerjakan, tapi saat Thea baru saja menyelesaikan tugasnya yang satu, tugas dari mata pelajaran lainnya akan terus berdatangan.
Thea hanya bisa menghela nafasnya, ini karena ia sudah kelas dua belas.

Thea harus memiliki nilai yang bagus, agar bisa masuk ke universitas impiannya di kota Bandung.

"Stop berhubungan sama laki-laki itu, Helena!"

Huft ...

Thea tidak bisa fokus mengerjakan tugasnya karena mendengar bentakan dari Ayahnya.
Thea ingin fokus mengerjakan tugasnya, maka ia mengambil earpods miliknya dan memasangkannya di kedua telinganya.

Mendengarkan musik sambil mengerjakan tugas itu hal yang menyenangkan.

"Kapan mereka bakal berhenti ribut?" gumam Thea sambil menulis jawaban pada buku tulisnya.

You're insecure
Don't know what for
You're turning heads when you walk through the door

Lagu What Makes You Beautiful terputar di earpods miliknya, lagu ini mengingatkan Thea pada Kaivan.
Entah mengapa belakangan ini, adik kelasnya itu selalu berputar di kepalanya.

Ingatannya berputar, membuatnya harus mengingat kejadian tadi sore bersama Kaivan.
Seketika kedua pipi Thea merah merona, mengingat Kaivan memasangkan helmnya di kepalanya.

"Masa iya gue suka sama anak kelas sebelas?" gumam Thea sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Tapi Kaivan ganteng, apalagi pas main drum." Sejujurnya, Thea juga tidak mengerti dengan perasaannya. Ingin mengatakan bahwa ia suka dengan Kaivan, tapi ia belum begitu yakin dengan perasaannya.

tok tok ...

Ketukan pintu membuat lamunan Thea menjadi buyar seketika.
Thea menoleh kearah pintu, ia mempersilahkan orang yang mengetuk itu masuk ke dalam kamarnya.

"Abang! Bikin kaget aja," gerutu Thea ketika Theo memasuki kamarnya.

"Lagi ngapain sih? Kaget banget kayaknya," tanya Theo yang kini sudah duduk di atas kasur milik Thea.

Thea melepaskan earpods miliknya yang terpasang di kedua telinganya.
"Lagi ngerjain tugas," jawab Thea.

Theo hanya mengangguk sebagai jawaban.
Sebenarnya, Theo sudah tahu bahwa Adiknya sedang mengerjakan tugas, karena Theo melihat beberapa tumpukan buku di meja belajar milik adiknya. Ia hanya ingin sekedar basa-basi saja.

"Tumben banget ke kamar aku, kenapa Bang?" Thea dibuat keheranan dengan Abangnya ini. Biasanya Theo akan langsung pergi ke kamarnya jika baru pulang.

"Besok Abang bakal interview di toko roti punya Mama-nya Jaka. Doain ya," jawab Theo diakhiri meminta doa kepada Sang Adik.

"Serius?!"

Theo mengangguk meyakinkan Sang Adik.

"Seneng banget aku, Bang! Semoga besok lancar interview-nya terus Abang diterima!" seru Thea kegirangan karena Abangnya akan segera mendapatkan pekerjaan.

"Amin ..."
Theo tersenyum melihat tingkah Thea, ia mengelus kepala Adiknya dengan penuh kasih sayang.

"Abang," panggil Thea.

BEST PERSONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang