O4: Theo and Friends

66 19 51
                                    

Pukul 16.00
Di rumah Jaka ...

"Theo, lo udah ngabarin orang rumah kalo lo ada disini?" tanya Jaka.

Azakha Sekala, atau sering disapa Jaka. Jaka adalah teman Theo sejak mereka duduk di bangku SMA kelas sepuluh. Jaka memiliki hobi yang sama dengan Theo, yaitu bermain basket. Jaka kuliah di jurusan kedokteran, ia ingin menjadi dokter yang menyelamatkan pasien-pasiennya dan menjadi dokter yang bertanggung jawab kelak.

Jaka lahir di keluarga yang berada, Papanya seorang manajer di sebuah perusahaan yang cukup terkenal di kota Bandung, sedangkan Mamanya memiliki toko roti yang sangat enak. Prestasi Jaka sangatlah luar biasa, di bidang akademik maupun non akademik.

"Belum sih," jawab Theo sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Si pinter, izin dulu lo! Setidaknya orang rumah harus tahu lo lagi di rumah temen lo!" timpal Jaya.

"Iya-iya," Theo membuka ponselnya dan memberi kabar lewat grup keluarga.

Adhijaya Langit Saputra, atau sering disapa Jaya. Jaya merupakan teman Theo sejak mereka masih di kelas sepuluh SMA. Kuliah di jurusan manajemen bisnis, karena ingin meneruskan perusahaan Papinya sebagai direktur utama.

Jaya sama seperti Jaka, berasal dari keluarga yang berada. Maminya mempunyai butik yang cukup terkenal. Jaya orangnya gampang terbawa emosi. Walaupun begitu, Jaya selalu menghormati orang di sekitarnya, ia akan terbawa emosi kalau ada yang memancing amarahnya.

"Udah gue kabarin," ucap Theo sambil menaruh kembali ponselnya di atas meja.

"Kabar om sama tante gimana, Te?" tanya Reksa.

Areksha Narendra, atau sering disapa Reksa. Berteman dengan Theo sejak mereka duduk di bangku SMA kelas sepuluh. Sama seperti Theo, ia kuliah di jurusan hukum, katanya pengen jadi pengacara. Mempunyai bakat yang keren yaitu ice skating, Reksa sudah membawa pulang banyak medali, piala, dan sertifikat hasil dari kejuaraan ice skating saat ia masih duduk di bangku SMP.

Reksa merantau dari Jakarta ke Bandung sejak SMA. Ia tinggal sendiri di sebuah kostan yang letaknya tak jauh dari kampusnya. Reksa sama seperti Theo, berasal dari keluarga yang sederhana. Walaupun berasal keluarga yang sederhana, Reksa selalu dikirimi uang dari Jakarta. Karena Reksa tidak ingin membebani orang tuanya, ia bekerja paruh waktu di Bandung sambil kuliah.

"Bentar lagi cerai, mungkin?" jawab Theo, setelahnya ia mengedikkan bahunya acuh tak acuh.

"Kunaon éta?" tanya Jaka yang terkejut mendengar jawaban dari Theo.

"Nyokap selingkuh, Jak," jawab Theo sendu.

"What?!" pekik Jaka, Jaya, Reksa secara bersamaan.
Theo terkejut kerena pekikan ketiga temannya.

"Apa sih? Kaget gue," decak Theo.

"Naha kumaha?" tanya Jaya. Ia dan teman-teman yang lain membutuhkan penjelasan dari Theo.

"Perasaan kemaren pas lulus-lulusan, nyokap bokap lo masih baik-baik aja dah," timpal Jaka.

"Jelasin buruan!" sahut Reksa.

"Nyokap ketahuan chattingan sama cowok lain, akhirnya belakangan ini nyokap sama bokap sering berantem. Yaudah, mungkin sebentar lagi cerai," jelas Theo dengan singkat.

"Kemaren, Si Thea juga denger kalo nyokap lagi telfonan sama cowok lain di kamar. Pake sayang-sayangan pula," lanjut Theo.

"Kok bisa? Maksud gue, kenapa nyokap lo bisa gitu?" tanya Jaya yang masih terheran-heran.

BEST PERSONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang