PROLOG

86 9 4
                                    

Prang!

"Apa-apaan ini. Kamu selingkuh?"

Sadipta Lembayung, Ayah dua anak yang hampir berumur lima puluh tahun itu marah besar kepada istrinya.
Dipta baru saja sampai di rumah, dan hendak mengistirahatkan dirinya. Ia mengira bahwa istrinya itu sudah terlelap, ternyata istrinya itu hanya pura-pura terlelap.

Nyatanya, setelah memastikan Dipta sudah terlelap, istrinya itu malah membuka ponselnya dan berkirim pesan dengan lelaki entah siapa.
Dipta merasakan adanya pergerakan dari sebelahnya, ternyata ia melihat istrinya sedang asik membalas pesan.

Karena penasaran, Dipta mengintip sedikit percakapan dari pesan itu. Melihat ada yang tidak beres, Dipta langsung merampas ponsel milik istrinya.

Istrinya terkejut dengan apa yang dilakukan oleh suaminya.
Dipta membaca semua pesan yang ada di ponsel itu, betapa sakit hatinya dia.

Dipta menatap tajam istrinya, meminta penjelasan. Sedangkan istrinya hanya bisa terdiam.

"Bisa jelasin?"

"Sudah punya dua anak, mereka juga sudah besar. Tapi kenapa kelakuan kamu kayak gini? Kalo anak-anak tahu, bagaimana?!" bentak Dipta kepada istrinya.

"Kamu mikir gak sih?"
Helena, istri Dipta hanya bisa terdiam mendengar semua bentakan Dipta.

Dipta semakin dibuat murka karena Helena tak kunjung menjawab.
"Kamu gak bisu kan?!" hardik Dipta.
Helena tetap tidak bergeming.

Bugh!

Dipta meninju dinding kamarnya.
Karena terkejut dan takut, Helena pun menjelaskan kenapa ia berbuat seperti itu.
"Aku muak, Dipta!" pekik Helena.

"Aku muak, kebutuhan kita semakin banyak. Tapi ekonomi cuma segini-segini aja. Kamu pulang kerja aja, bawa duit pas-pasan."

"Theo belum dapet kerja part time-nya, biaya sekolah Thea yang semakin membengkak. Belum lagi kebutuhan rumah, kamu mikir gak sih, Dip?!" bentak Helena.

"Apa susahnya bersyukur?" geram Dipta.
Ia pergi keluar kamar untuk meneguk segelas air untuk menyegarkan tenggorokannya yang kering.

Memang belakangan ini, ekonomi keluarga Lembayung sedang berada di bawah-bawahnya.
Tapi, memangnya pantaskah sampai berselingkuh seperti itu?

Pertengkaran tersebut dapat didengar oleh anak bungsu Dipta dan Helena, Matthea Putri Lembayung.

Matthea Putri Lembayung, lahir 21 April 2006, Bandung. Thea adalah seorang siswi SMA tingkat akhir. Thea bergabung di sebuah band di sekolahnya bernama band cukurukuk.

Mendengar pertengkaran tersebut, Thea menjadi sedih dan begitu sakit hati karena perilaku Bundanya. Seorang Bunda yang merawatnya sedari bayi dengan penuh kasih sayang, berbuat hal yang menurutnya menjijikan. Selingkuh.

Pintu kamar Thea terbuka, menampilkan Theo disana dengan wajah khawatir.

Mattheo Bimantara Lembayung, lahir 2 Oktober 2002, Bandung. Abang Theo yang selalu melindungi adiknya itu. Theo adalah seorang mahasiswa, mempunyai hobi bermain basket.
Theo kuliah di jurusan hukum.

"Dek?" panggil Theo.

Merasa terpanggil, Thea langsung mendekap erat tubuh Sang Abang.
"Bang, aku kecewa sama Bunda," ujar Thea sambil menangis di pelukan Theo.

Theo mengusap punggung Sang Adik dengan penuh kasih sayang.
"Adek jangan sampe benci Bunda, ya? Cukup kecewa aja, jangan sampe benci. Karena mau bagaimanapun juga, Bunda yang udah ngelahirin kita."

"Abang, kenapa ini terjadi di keluarga kita?" tanya Thea yang sama sekali tidak bisa Theo jawab.

"Udah ya? Sekarang, kita cuma harus saling jaga satu sama lain. Abang yakin, Tuhan lagi rencanain sesuatu buat keluarga kita," tutur Theo.

Thea mengangguk di dalam pelukan Sang Abang.

"Apakah ini awal dari hancurnya keharmonisan keluarga ku, Tuhan?"

to be continued.

Matthea Putri Lembayung (18 y

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matthea Putri Lembayung (18 y.o)

•••

Mattheo Bimantara Lembayung (22 y

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mattheo Bimantara Lembayung (22 y.o)

Note : setiap tokoh-tokoh baru akan muncul di beberapa chapter.

BEST PERSONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang