O6: A Messy Day

50 17 53
                                    

Thea berjalan di koridor sekolah. Tidak terlalu ramai dan tidak terlalu sepi, karena jam masih menunjukkan pukul setengah tujuh. Bel akan berbunyi pukul tujuh.

"Hai Thea!" sapa Azel ketika Thea baru saja memasuki kelasnya.

"Eh mata lo kenapa sembab gitu, habis nangis ya?" tanya Azel.

"Nggak ya, mata gue kecapekan kali. Udah ah, gue mau duduk." Thea segera mengalihkan topik dan berjalan cepat kearah kursinya.

"Lo kenapa ih?" Azel mengikuti Thea dan kembali bertanya kepada Thea.

"Gue gak apa-apa, Azel ku yang paling cantik ceweknya Jake Enhypen," jawab Thea dengan sedikit menekan kata-katanya.

Thea pun duduk di kursinya, menunggu bel berbunyi. Sedangkan Azel sudah salah tingkah karena Thea memanggilnya dengan sebutan ceweknya Jake Enhypen, bahkan hampir melakukan salto.

"Padahal gue lagi backstreet loh sama Jake, kok lo bisa tahu sih?" tanya Azel dengan tingkat kehaluan yang sangat tinggi.

"Halah pala mu ada serebu, Jake kenal lo aja kagak. Sok-sokan backstreet sama Jake," ejek Thea.
Hati Azel terpotek seketika mendengar ucapan Thea.

"Sakitnya hati ini," ucap Azel yang sedang dalam mode alay tingkat dewa.

"Bercanda sayangku," ucap Thea.

Teringat akan sesuatu, Azel segera memberitahukan sesuatu kepada Azel.
"Thea, tadi Kaivan dateng nitipin sesuatu gitu," ucapnya sambil mendudukan dirinya di bangku sebelah Thea.

"Nitipin apaan?" tanya Thea bingung.

Azel mengindikkan bahunya tanda tak tahu.
"Dia ngasihnya pake paper bag, gak keliatan isinya. Itu barangnya ada di laci meja lo, ambil dah."

Thea mengangguk, ia mengambil paper bag yang dimaksud oleh Azel di laci mejanya.
Saat diambil, ukuran paper bag itu ternyata tidak besar. Karena penasaran, Thea membuka paper bag kecil itu agar bisa melihat isinya.

Mata Thea berbinar ketika melihat isi dari paper bag kecil itu.
"Ajeell!!! Ini lucu banget!" pekik Thea gembira saat melihat di dalamnya terdapat beberapa jepitan berwarna kuning dengan berbagai motif yang menggemaskan, dan terdapat sebuah gantungan kunci bermotif bunga matahari.

"Ini sih bakal gue pake tiap hari!" ucap Thea dengan semangat, ia memakai salah satu jepitan itu di sisi kanan rambut lurusnya.

"Iyalah, kan dari ayang," goda Azel.

"Apalah dia ini." Thea tidak peduli dengan godaan Azel barusan, ia sibuk menatap dirinya di layar ponselnya. Lebih tepatnya, melihat jepitan kuning pemberian Kaivan yang sudah terpasang indah di rambutnya.

Tiba-tiba Azel teringat dengan tugas Bahasa Indonesia yang belum ia kerjakan. Dan yang lebih parahnya, mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah jam pertama.

"Wahai temanku yang paling cantik sejagad raya." Sebenarnya Azel sedang merayu Thea. Ia berharap Thea sudah mengerjakan tugas Bahasa Indonesia, agar Azel bisa meminta jawabannya.

"Belum ngerjain tugas Bahasa Indonesia kan lo?" Teman Azel satu ini sangat peka.

Azel tersenyum sampai menunjukkan gigi-giginya.
"Aduh! Udah cantik, peka lagi. Kaivan makin suka ini mah."

Thea pun mengambil bukunya dari dalam tasnya, ia berikan bukunya pada Azel. "Kalo ada yang salah maapin ya."

"Terima kasih wahai temanku, makin cinta deh!" Azel mengambil buku milik Thea dan segera menyalin tugasnya.

Thea mengambil kembali paper bag tadi yang sempat ia taruh di atas mejanya, Thea mengambil gantungan kunci bermotif bunga matahari itu. Ia memasangkan gantungan kunci itu di tasnya. Melihat gantungan kunci itu sudah terpasang, Thea tersenyum kecil.

BEST PERSONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang