Part 9

982 112 9
                                    


"bang, lagi ada masalah ya?" tanya sean menatap putra sulung nya yang melamun.

"hah?" beo aran "eng- engga kok pah, kenapa nanya gitu" aran menatap netra sean gugup

mereka sedang melakukan sarapan pagi, tetapi karena putra sulung nya itu sedari tadi hanya bengong dan tidak memakan sarapannya dengan benar, sean menjadi curiga.

"apa masakan mama gak enak, bang?" timpal gracia menatap sedih kearah aran

aran membulatkan matanya panik "eh, engga kok mah ini enak banget, sumpah!" aran yang limbung panik bukan maen langsung memakan sarapan miliknya dengan gesit yg membuat adik-adiknya itu terkekeh

"haha kocak banget anjir, makanya kalo makan yang bener bang" ejek aldo menertawakan komuk aran yang panik

aran tersenyum masam dengan mulut yang penuh, hanya terlihat matanya yang berbentuk bulan sabit.

"kapok nah bikin paduka ratu sedih" zean terkekeh lalu memasukkan suapan nya ke dalam mulut.

senyum sean terserat, meskipun tipis dia merasa senang karena kehangatan keluarganya "sudah sudah, cepet abisin makan nya nanti kalian telat" lerai sean yang di angguki mereka dan langsung melanjutkan acara sarapan paginya itu dengan tenang hingga selesai.



"aduh gimana ini cok, lu udah belum tugasnya" panik ollan bertanya kepada mirza yang sedang duduk di bangkunya

"udeh lah, gua mah gak pernah males kalo soal bu gebi" jawabnya bangga yang membuat ollan berdecih menghampiri nya lalu duduk di sebelahnya.

"cih, giliran bu gebi aja cepet lu. btw bagi dong, hehe" cengir ollan yang disuguhi tatapan malas sahabatnya.

"yeu.. bambang same aje lu" telapak tangan oniel mendarat tepat mengenai belakang kepala ollan

"ck, apasi goblok main geplak-geplak, sakit bego" sungut ollan, mengusap kepala belakang nya yg di sambut cengiran oniel

"emang lu udah nil?" tanya mirza mengalihkan pandangan nya dari ollan pada oniel yang ikut duduk di hadapan nya, menggondol bangku kosong yang ada di sisinya.

"ya udah lah, gua dibantuin ayang mbeb indah" ucapnya tersenyum bangga

"idih najis bucin!" ollan menatap geli teman nya yg sangat bucin dan alay, dasar jamet pikirnya.

padahal lu juga jamet!

kaga ngaca.

---

"eh bang, itu chika tuh" senggol zean kepada aran yg kini berada di tengah tengah dirinya dan juga aldo, mereka sedang berjalan menuju kelasnya.

aran menelan ludahnya kasar, dia berusaha bersikap biasa saja dan tetap melanjutkan jalannya sejajar dengan adik-adiknya. "ya terus?" ucap aran acuh padahal hatinya tengah berdegup kencang saat ini.

kejadian malam itu kembali terlintas dipikiran nya yang membuat wajahnya terlihat kaku karena gugup, kini mereka sudah berada dihadapan ke-tiga gadis yg mengharuskan mereka menghentikan langkahnya.

aran menatap perempuan yang berada di tengah tengah mereka, perempuan yg tengah mengganggu pikiran nya akhir akhir ini.

"hai, kalian tumben udah disekolah jam segini" sapa perempuan lain yang berada di samping kanan chika, sementara chika tengah menatap aran yang menatapnya datar.

"udah ilang kali setan nya, makanya tobat" eli dari sebelah kiri chika menyaut yang langsung di pelototi zean "heh kutu kupret, enak aja lo bilang kita ada setan nya, elu noh banyak setan nya makanya kesurupan mulu" sarkas zean dengan wajah tak terima, lalu pandangan nya beralih kepada perempuan di sebelah kanan chika yang menyapa mereka tadi,

ALGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang