008

5K 232 0
                                    

Lihat lah kedua laki laki manis ini tengah memegang perut mereka masing masing karena kenyang. Eh, kekenyangan, karena ulah kelima laki laki bermuka datar.

Mereka berdua tengah duduk di sofa ruang keluarga. "Ayah, Nyang" ucap Renka memegang perut buncitnya.

"Hem, sama. Perut Renka sama kayak ayah. Bulet" ucap Bara membuat Renka terkekeh.

"Yah pulang" ucap Renka

"Sekarang?" Tanya bara karena kelima laki laki keluarga itu tidak ada katanya kembali ke kamar. Dan di jawab anggukkan oleh Renka.

Bara mengendong Renka menuju pintu keluar. Lihatlah senyum bahagia mereka, saat membuka pintu. Namun, mereka malah di kagetakan oleh orang di depan mereka.

Renka malah tertawa. Karena, ekspresi wajah ayahnya. Yang kaget sambil memegang dadanya.

"Tuan muda? Tuan kecil, kalian mau kemana?" Tanya Bima

Tuan kecil yaitu Bara dengan Renka. "Mau pulang" ucap Bara.

"Memang sudah minta izin ke tuan" tanya Bima penuh selidik

"Terserah kami mau pulang, bukan urusan anda. Minggir" ucap Bara melewati Bima.

Belum berapa langkah, Bima menghentikan langkah Bara yang akan pergi. "Saya, tidak bisa membiarkan kalian keluar sebelum tuan Arga mengizinkan kalian" ucap Bima menarik masuk Bara dan Renka

"Kami mau pulang. Pulang" mencoba memberontak namun kalah tenaga.

Berakhirlah mereka kembali masuk rumah. "Ada apa Bim?" Tanya Arga dari  arah tangga.

"Mereka mau kabur" ucap Bima Santai.

Arga melangkah mendekat, dengan berhadapan dengan Bara. Arga menjulang tinggi di hadapan Bara.

"Mau kemana?" Tanya Arga

"Pulanglah pakeknayak" ucap Bara songong dikit gpp lah.

"Sopan dikit sama orang tua" tutur Bima

"Bodo amat, mau pulang gw sama Renka" melangkah menjauh.

Arga memegang baju belakang Bara, membuat Bara menghentikan langkahnya. "Tinggal di sini" tegas Arga

Arga mengambil alih gendongan Renka. Berebut sudah kedua bapak bapak itu. Eh, yang bapak bapak tuh Arga, bukan Bara yeee, Bara masih muda.

Mata Renka Sudah berkaca kaca siap menangis.

1

2

3

"Huwaaaaaaaaaa ayah" teriak Renka.

Menangis sudah Renka yang di rebut dua laki laki gila ini. Arga mendapatkan Renka dan mengendongnya ala koala, sambil mengelus punggung belakang Renka. "Cup cup cup, Daddy di sini okey. Jangan menangis nanti tenggorokan nya sakit" ucap Arga.

"Kembalikan anak ku" ketus Bara mau merebut Renka dari Arga.

Namun tangannya di pegang oleh Aska. "Waktunya tidur siang" ucap Aska mengendong Bara ala karung beras.

"Turunkan. Renka tolong ayah" teriak Bara yang di bawa menjauh dari Renka.

Renka menoleh melihat Ayahnya di gendong. "Ayah. Ayah. Mo ayah om. Mo ayah" ucap Renka menarik telinga   Arga.

"Jangan Renka sakit. Panggil om Daddy" ucap Arga memegang tangan Renka

"Coba panggil Daddy" ucap Arga

"Daddy?" Ucap pelan Renka

"Benar, anak pintar. Mau permen baby?" Tanya Arga dan dianguki Renka.

"Ikut" ucap Bima.

"Lu udah bapak bapak gak usah ikut, balik ke kantor Sono lu" ketus Arga

"Yaudah, tinggal telvon adek" ucap Bima si tukang ancam.

"GK, lu macem macem awas yaaa. Mentang mentang Abang kesayangan" sindir Arga.

"Emang kenapa? Serah gue lah. Gue gak istirahat gara gara lu gak masuk ke kantor. Sana masuk kekantor jadi CEO yang bertanggung jawab" ketus Bima.

Btw Bima Sama Arga nih saudara an, walau mereka di adopsi sih dan tidak sedarah. Kalau udah bad mood si Bima pakai gw lo dah bahasanya. Kalau profesional sih tuan atau bapak ke Arga.

"Cih, setelah beliin Renka permen gw kesitu. Sana lu, jan Deket deket sama anak gw. Nanti ikut blo'on kayak lo" ucap Arga sambil mengejek.

Bima memutar bola matanya malas.




































_
_
_
_
_

Di sisi lain di kamar Aska, Bara terus terusan memberontak. "Diam" kesal Aska

"Gw mau pulang, kembalikan Renka" ucap Bara yang terus terusan memberontak di atas tempat tidur.

"Gak ada pulang pulang. Kamu adik ku jadi diam di sini atau aku ikat" kesal Aska.

"Cih, ngaku ngaku lu. Gak peduli mau pulang" ucap Bara berhasil menendang dada Aska sampai Aska terjungkal ke belakang.

Bara berlari menuju pintu namun pintu tidak bisa dibuka kalau tidak ada kata sandinya. Aska berdiri menuju lemari, tidak peduli dengan Bara yang berusaha membuka pintu.

"Bara adik ku yang imut mau pakai ini atau ini" ucap Aska menunjukan sarung tangan berbentuk telapak kaki kucing.

"Udah gila Lo" ucap Bara kembali mengedor gedor pintu agar ada yang membukakan pintu.

"Ini ruangan kedap suara. Jadi, percuma mau teriak, mau nangis. Gak ada yang dengar. Sekarang menurut lah. Mau warna putih atau hitam?" Tanya lagi Aska.

'udah gila nih orang siapapun tolongin gue'  batin Bara

Aska semakin mendekat dengan tersenyum semirik. Bara akhirnya belari, dan terjadilah aksi kerjar kejaran.

"Menjauh dari gw dasar orang gila" teriak bara belari.

Aska mengejar Bara, sungguh mereka seperti Tom and Jerry.


























_
_
_
_
_

Terlihat wajah cemberut masam. Bara di ikat diatas ranjang oleh Aska.

"Hobi lu gila" kesal Bara.

Tangan bara terkepal karena sarung tangan yang di pakaikan Aska, dengan bando kucing yang bertengger ke kepala Bara.

"Dari dulu gw mau mendandani adik gw kek gini. Sayang muka mereka kayak tembok" ucap Aska.

"Lepas, tangan gw sakit" rengek Bara.

"Ntar habis ini" ucap Aska keluar dari kamar.

Bara meneriaki Aska karena meninggalkan dirinya sendiri.

Selang beberapa lama Aska kembali dengan membawa dot  berisi susu coklat.

"Minum susu setelah itu tidur siang" ucap Aska membuat bara membulat kan matanya.

"Gw bukan bayi. Gw bisa minum dari gelas" kesal Bara.

"Terserah gw, lo adek gw jadi harus nurut" tegas Aska

"Maksa doang bisanya" kesal Bara.

Aska tidak peduli, Aska memposisikan tubuh Bara ke pangkuannya dan memaksa bara minum susu dari dot.

'dah gila nih orang, nurut aje deh nanti di lepasin gw kabur' batin Bara.

Berakhirlah sudah Bara cosplay jadi bayinya Aska.

























































Tbc
__________________

Yuhuuu maap nih kurang nyambung idenya tiba-tiba hilang

Terimakasih yang udah baca dan vote.

Jangan lupa vote dan komen.

See you Babay

the little prince of the sandyakala familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang