018

1.5K 105 4
                                    

"aaaaaa kasian aaaaa kasiaaaaaaaan. ARGHHHHHHHHH" kesal Bara mengacak acak rambutnya frustasi.

"Ayah, Jan teliak teliak" ucap Renka mengingatkan.

Bagaimana tidak teriak teriak coba. Bara dari kemarin minta ikut kekantor tidak di izinkan, mau keluar jalan jalan ke taman kota juga di larang. Masion sebesar ini tidak ada yang seru malah membosankan.

"Ayah, no acak acak lambut. Anti akit" ucap Renka memegang kedua tangan sang ayah.

"Renka ayah bosen, sangat sangat boseeeeen" dengan muka muka ngeselin membuat Renka melihatnya mau tertawa.

Benar saja Renka tertawa melihat wajah konyol sang ayah, wajah lucu bara membuat Renka tertawa terbahak bahak.

"Lenka hic, uga bocen" sambil cegukan si Renka.

Renka membuang asal mainannya. Menarik tangan bara untuk berdiri. "Ayah tulun yuk" mengajak sang ayah turun keluar dari kamar.

Bara mengikuti tarikan sang anak. Dengan muka masamnya, Bara dan Renka turun lewat lift, mereka berada di lantai tiga.

Saat pintu lift terbuka yang mereka lihat hanya maid dan bodyguard di mana mana. Renka di gendong Bara.

"Ayah, Ita kabul aja. Anti ulangnya sebelum Daddy ulang" bisik Renka di telinga Bara. Dapat ide dari mana nih bocil? Di ajarin siapa nih?

Bara memikirkan ide sang anak. Renka menyuruh bara ke halaman belakang, yaaa memang cukup jauh.

Selang beberapa menit mereka sampai. Renka turun dari gendongan bara.

Lihatlah Renka celingukan seperti seekor anak kucing yang akan mencuri ikan asin. Renka memegang gagang pintu berwarna abu abu dan mencoba membukanya.

Bara yang melihat sang anak kesusahan membantunya. Pintu yang mirip dengan pembatas dinding itu terbuka, Bara dan Renka tersenyum senang dan membukanya. Mereka keluar dan tak lupa Bara menutupnya kembali.

Pintu itu dari luar tidak terlihat karena tertutup tumbuhan merambat. "Kita bisa jalan jalan Renka" ucap senang bara dan di teriki hore oleh Renka.

"Stttt jangan keras keras. Kita nanti ketahuan. Ayah akan pesan taksi" ucap Bara mengeluarkan ponselnya.

Bara memesan sebuah taksi. Bara tidak lupa membawa uang saku dong, apalagi uang jajan yang ia dapatkan dari daddynya sungguh banyak.

Selang setengah jam sebuah taksi tiba. Itu taksi yang di pesan Bara, kedua bocah itu dengan senangnya masuk. Mobil berjalan menjauhi mesion dan melintasi jalan yang dimana kanan kirinya masih pepohonan.

Mereka menuju Kota. Skip, selang beberapa waktu mereka sampai di alun alun kota, cukup indah menurut mereka.

Bara dan Renka keluar dari taksi. Dan bersiap akan menikmati hari dari pengawasan para bodyguard mereka dan kelima laki laki dan saudara mereka yang lain.

  Lihatlah senyum dan tawa mereka, yang asik menikmati jalan jalan mereka. Btw ini masih siang, mereka kabur siang siang bolong.

Kalau mereka ketahuan yaaaa udahlah nasib mereka bakalan di hukum. Doain kedua bocil itu ya kawan kawan semoga tidak kena marah dan di hukum.

Sekarang anak dan ayah itu sedang Anik delman, tak lupa Bara merekam kebersamaan mereka dengan judul kabur dari rumah untuk bersenang senang, seperti itulah.

Skip, setelah puas berkeliling mereka sekarang makan di pinggir jalan, di pedagang kaki lima. Mereka pesan gado gado kesukaan mereka.

Renka makan dengan lahap walau belepotan semuanya. Mereka benar benar sudah kenyang dan puas apalagi hari sudah menjelang sore.

the little prince of the sandyakala familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang