016

2.1K 105 3
                                    

Absen dulu yang masih baca dengan emoticon ini 🍁

Terimakasih sudah berkunjung dan membaca bab ini

Jan lupa vote okey










Selamat membaca!!!



















































Mata yang sembab itu mulai terbuka, perlahan Bara mulai tersadar sepenuhnya.

"Haus" lirih Bara mencoba mengambil segelas air di meja.

Bukannya mendapatkan air, justru gelasnya jatuh berserta airnya.

"Ugh, sakit" rintih Bara merasakan perih di sekujur tubuhnya.

"Renka, mau Renka" ucap Bara mencoba untuk bangun dari tidurnya.

Suasana ruangan itu masih sama, Bara masih di ruang bawah tanah.

Rasa perih di tubuhnya sangat terasa.

"Apa ini?" Gumam Bara melihat rantai.

Bara berdiri dari ranjang, kakinya sangat sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bara berdiri dari ranjang, kakinya sangat sakit. Dia tidak bisa sampai pintu karena rantainya yang melingkar ke lehernya, Bara kembali lagi ke tempat tidur.

"Bang Aksa kejam, untung abangnya Renka kalau bukan gue tabok tuh muka" gumam Bara masih bisa mengancam, dan berakhir mencoba berbaring namun terasa perih.

"Auhhh, duduk aja deh" ucap Bara.

Tubuh Bara sangat lemas, kepala Bara pusing, demamnya belum turun. Anggota tubuhnya yang terkena cambukan sangat perih.

Dengan rasa lelahnya Bara kembali berbaring walau terasa sakit.

Bara meringkuk dan mencoba tidur.

_
_
_
_
_

"Renka buka mulut mu lebar lebar ak" ucap Aska menyuapi adiknya itu

Renka dengan senang hati menerima suapan itu. Dia mengunyah kue yang tadi di buat koki.

"Renka habis ini kita jalan jalan yaaaa?" Tanya Aska dan di angguki oleh Renka dengan mulut mengunyah makanan.

Setelah makan, Renka di gendong Aska menuju kamar. Di masion ada Renka sama Aska, eh Bara juga ada tapi di kurung.

"Ayah ana?" Tanya Renka

"Ikut Daddy baby, lagi kerja sama Daddy" ucap Aska bohong.

"Lenka mo ayah" ucap Renka.

"Kalau ayah Renka kerja artinya Renka gak boleh ganggu paham? Gimana kalau kita beli sesuatu untuk ayah Renka?" Tanya Aska dan di angguk setuju.

Aksa memandikan Renka, memakaikannya pakaian imut. Sebuah Hoodie berbentuk hiu berwarna biru.

the little prince of the sandyakala familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang