BAB 2 BAD DAY

2.3K 98 1
                                    

Tidak aku sangka Pak Budio akan menghukumku dengan memberi pekerjaan sebanyak ini.

Pintar sekali dia mencari kesempatan dalam kesempitan. Aku tahu semua pekerjaaan yang sedang kukerjaan ini adalah pekerjaan Wina yang saat ini sedang berhalangan hadir. Jika tidak mengingat dia atasanku sudah kulemparkan semua tumpukan kertas ini ke muka keriputnya.

"May, udah jam makan siang," kata Linda menginagtkanku. Tanpa diingatkan pun aku sudah tahu, mana mungkin aku melupakan jam penting, hanya saja perkerjaanku saat ini masih banyak.

"Udah, biarin aja!! Gue pernah denger setumpuk kertas bisa buat perut kenyang kalau di makan," Nina yang mulai mengeluarkan suaranya. Semua kalimat yang keluar dari mulut Nina adalah penguji iman.

"Oh yaa, kamu pernah makan kertas?" tanya Arum dengan polosnya. Memang benar polos itu tidak beda jauh dengan Blo'on,  heeeehee pissss....

"Sebaiknya kalian segera enyah dari hadapan gue deh, mata dan batin gue sakit setiap liat kalian." Kataku yang sudah tidak tahan dengan mereka.

"Huh, temen macam apa lo?" tanya Nina.

"Hey, perkataan itu seharusnya keluar dari mulut gue," kataku.

............

Waktu makan siang sudah berlalu 35 menit, itu bearti jam makan siangku tersisa 25 menit, tapi perkerjaku masih tetap tak berkurang.

Ingin sekali aku mengutuk Pak Budio menjadi seekor kodok yang bodoh. Punggungku sudah terasa pegal ditambah mataku yang sudah sedikit sakit karena terlalu lama menatap layar monitor. Aku memutuskan untuk pergi ke cafe kantor sekedar membeli kopi,  persetan dengan pekerjaanku.

Kini aku sudah berada di cafe dengan membawa secangkir kopi hangat, aku mencari-cari dimana Nina, Arum dan Linda duduk, walau aku empet sama mereka, tapi cuma mereka yang mau duduk bareng denganku.

BRUKKK'

"Maaf-maaf aku tidak sengaja." kataku saat tidak sengaja menabarak seorang laki-laki dan menumpahkan kopiku ke jasnya.

"Kalau punya mata itu di pakai!" Laki-laki itu menepis tanganku yang sedari tadi sedang mengelap sisa kopi dijasnya dengan tisu.

Kasar sekali kata-katanya.

Kuberanikan diri melihat wajahnya.Siapa dia? ganteng banget. Batinku. Aku tidak bisa berbohong laki-laki dihadapanku memang super ganteng.

"Aku kan sudah minta maaf, dan aku juga tidak sengaja. Kenapa sesewot itu sih".

"Kamu pikir dengan kata maaf bisa membuat jazku bersih?"

"Huh, sombong sekali, kamu tuli atau budeg sih, kan aku sudah bilang aku tidak sengaja. Siapa sih kamu? kamu itu pasti karyawan baru, jadi nggak usah balgu deh," kesabaranku mulai habis, aku meralat mengatakan dia ganteng, sumpah dia jelek banget, laki-laki terjelek yang pernah gue temui dimuka bumi ini.

"Kamu tidak tahu saya" Tanyanya dengan ngotot.

"Nggak, dan nggak penting buat gue. Yang gue tahu, kamu adalah laki-laki yang menjengkelkan dan nggak punya hati. Gue nggak yakin kalo ada cwe yang tulus suka sama Anda" Terkadang jika aku sudah emosi semua kata-kataku tidak bisa ku kontrol.

"Kam......... Saya akan buat kamu menyesali semua kata-katamu," Laki-laki itupun pergi dari hadapanku, sejujurnya ngeri juga mendengar ancamannya. Tapi bukan Maya jika tidak bisa mengatasi laki-laki kutu kupret seperti dia.

Aku melihat sekelilingku, aneh, kenapa orang-orang melihatku dengan tatapan yang tidak bisa kuartikan, tak jarang juga diantara mereka yang saling berbisik.Ternyata aksiku menjadi tontonan yang hot. Aku berjalan kearah Nina, Arum dan Linda, aku mengambil gelas berisi jus melon yang aku yakin itu milik Nina, tanpa basa basi aku langsung meminumnya. Kulirik Nina, dia terdiam dengan mulut terbuka dan memandang kearahku. Kenapa dia?

Cinta sejatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang