Dua minggu sudah kejadian aku bersama CEO gila itu berlalu, semenjak itu pula aku tidak pernah bertemu dengannya. Kangen? tentu saja tidak. Justru aku berharap tidak akan pernah bertemu dengannya, oh shitt, baru saja aku menyebut namanya, kini ponselku sudah berdering tanda panggilan masuk dengan kontak nama 'BOSS-ok' yang tidak lain adalah pak Dimas Anggoro.
"Hallo, ada yan....."
"kita harus ketemu". Bossku ini kebiasan, selalu memotong perkataanku.
"I-iyah, tapi ini kan hari Minggu, Pak" Jawabku. Kalau sudah bertemu dengannya pasti aku akan sial, aku tidak ingin hari liburku menjadi hari sial.
"Siapa yang bilang hari kamis." Dengar saja jawabanya, menjengkelkan bukan? ingin rasanya kusumpel mulutnya dengan remot Tv.
"Tap-tapi sa-saya" Sial, kenapa setiap berbicara dengannya aku selalu menjadi wanita gagap seperti ini.
"Saya tidak ingin mendengar penolakan, ingat janjimu, atau kamu ingin saya pecat?" Katanya dengan menekankan kata janji.
Jika sudah bicara mengenai pecat memecat akupun cuma bisa pasrah. "Baikalah, di mana kita bertemu?"
"Restauran jepang dekat kantor, jam 10 kamu sudah harus datang".
"Oke, jam 10 ya?" Aku melirik jam di layar ponselku 9.35...APA??
"Maaf pak, jarak dari rumahku ke kantor itu lumayan jauh, aku harus naik angkot, trus naik ojeg, abis it..."
"Sudah naik taxsi saja, biar nanti argonya saya yang bayar"
"Iya, tapi masalahnya sekarang saya belum mandi, belum dan...."
"Ok-ok, kamu ini cerewet sekali, kalau gitu kita ketemu jam 10 lewat 15 menit." Hueekkk dasar sinting,kalau tambahan waktunya cuma 15 menit itu sama saja bodong.
"Baiklah, kalau begitu segera tutup telponnya, waktu saya terbatas" Ucapku dan.....
TUT....TUT....TUT
..............................
Hari Mingguku benar-benar hancur, lihat saja pagi-pagi aku sudah harus mengeluarkan uang delapan puluh ribu hanya untuk membayar taxi, sesuai janji, nanti aku harus minta ganti rugi pada boss sialanku itu.
Aku merapikan rambutku sebelum aku masuk ke dalam Restaurant, karena terlalu terburu-buru aku jadi tidak sempat memilih baju, alhasil kali ini aku hanya memakai kaos oblong dan celana jeans. Tanpa harus mencari lama, aku sudah berhasil menemukan pak Dimas.
"Pak Dimas," Panggilku.
"Kamu terlambat 10 menit" Kata Dimas tanpa menoleh ke arahku.
"Iya maaf, tadi saya terkena macet"
"Kamu in- " tiba-tiba Pak Dimas menghentikan ucapannya setelah melihat ke arahku, dia terus memandangiku dari atas ke bawah, dari bawah ke atas. "Kamu tidak bisa berpakaian lebih rapi dari ini?"
Sudah kutebak ini pasti gara-gara pakaianku. "Maaf, waktu yang bapak berikan itu sangat singkat, masih untung saya sempat berpakaian"
"Sudahlah, lebih baik kamu cepat duduk, sebentar lagi orang tua saya akan segera datang"
Aku pun duduk disamping Dimas, aku baru sadar jika Dimas memesan meja untuk Empat orang dan APA tadi dia bilang, orang tua? Apa hubunganya dengan aku? kenapa harus bertemu dengan orang tuanya .
"Tadi bapak bilang orang tua, saya tidak mengerti, apa itu berarti kita akan makan bersama orang tua bapak?"
"Anggap saja begitu, sebenarnya saya malu mengenalkan kamu, tapi.... ah, pokoknya kamu cukup mengikuti sandiwara saya saja nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta sejati
RomanceCinta adalah sebuah perasaan yang berlebih yang dimiiki oleh sepasang manusia. Cinta sejati adalah cinta yang ditakdirkan untuk kita. Bagaimana kehidupan Amanda Mayangsari yang harus terikat pernikahan dengan Dimas Anggoro, CEO baru diperusahaan tem...