~18~

35 4 0
                                    

"Tuh kan,kakak sakit makanya jangan nerjang hujan,kak!" seru Blaze kepada Taufan. Ya,seperti yang dikira,pada malam itu hujan turun dengan deras,terpaksa mereka yang tengah dipasar malam,menerobos hujan.

"Ya maaf,kakak tidak tau. Kalo jadinya bakal sakit,hehe" terkekeh lemas,Taufan merasa kepalanya sangat pusing sekarang.

"Hujannya gk reda reda,kak?" Blaze menatap air hujan yang terus terusan menetes,dari atap balkon milik orang lain. "Yaudah deh,terjang aja!" Taufan melepas jaket yang melingkupinya.

"Pake ini,biar gk kehujanan terlalu banyak." ucap Taufan. Blaze menggeleng "kakak pake apa nanti?" tanya nya "kamu kan gampang sakit!udahlah ayo!" dengan cepat,mereka menerobos hujan yang deras.

"Kak ufan,ini ikut payungan juga pake jaket! Nanti kakak sakit!" seru Blaze melihat sang kakak malah asik berlarian tanpa menggunakan jaket ataupun payung.

Hanya kemeja tipis yang melindungi tubuhnya saat ini. Sampai dirumah,mereka basah kuyup kecuali Blaze yang mungkin hanya sedikit terciprat di kepalanya. Pakainya tak beda jauh dengan Taufan.

"Udah deh,kakak mendingan istirahat aja,nanti pagi gk usah sekolah." ucap Blaze

"Lah,kakak sendirian,gitu?" tanya nya tidak terima,bila harus tinggal dirumah sendiri. "Aku izin,jagain kakak. Udah ah,cepat istirahat!" perintah Blaze pada sang kakak.

Taufan tersenyum, lebih ke meringis melihat Blaze berubah menjadi seperti.

"Rambut kamu,dek. Panjang amat?" Taufan bertanya hati hati. "Hah,apa barusan ku potong kok-"

Mukanya memucat.

"MAMAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!"

Pecah gendang telinga Taufan saat ini.

.
.
.

Taufan bingung,katanya Blaze yang mau menjaga dia,karna dia sakit. Kok jadi taufan yang menjaga Blaze. Saat ini Blaze sedang menangis

"Udah Blaze, jangan menangis. Ih,tidak malu?" bujuk taufan,tangannya setia mengelus punggung yang bergetar.

"Itu,hiks..rambut..huh,hiks k-ku,ah..hiks..HUAAAAAA!!!"

Aih,taufan tau kalo bakal gini jadinya.

Taufan lagi asik asik ngetawain adiknya. Eh,tiba tiba ada yang menaboki pipinya. Siapa?

"Bangun kakak! Tidur dari siang,kok ini udah jam lima sore!?" dengan segala protesan,Blaze menarik selimut sang kakak.

"Ah,aku bermimpi!"

Dasar,padahal ini kesempatan nya untuk mendapat aib sang adik. Doakan saja Blaze tidak benar begitu!

Tbc.

Hay~
Ada yang nungguin up gk nih?
Maaf ya,makin kesini makin gk jelas.

Otak author lagi kebanyakan draf cerita baru.
Perkiraan chapter nyampe 20 aja sih,bisa gk yah?

~Pahlawan api kakak~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang