Hongkong

131 22 2
                                    


Hongkong, Lucas 21 tahun.

Sehun duduk diam menatap kosong pada jendela besar ruang kerjanya yang memperlihatkan kapal-kapal yang bersandar dengan bendera logo perusahaannya. Dia menghela nafas berat, terlihat sangat gusar. Ini hari minggu, bukan waktu yang seharusnya dirinya ada di kantor seperti sekarang ini. Tapi sepertinya tempat ini satu-satunya tempat yang bisa dia pakai untuk bersembunyi. Dan sudah enam jam Sehun ada di sini tanpa melakukan apapun. Hanya diam dengan terus saja menghela nafas seperti pundaknya memikul gunung tertinggi di dunia. Berat sekali rasanya.

Pintu ruangannya terbuka tanpa diketuk. Lagipula siapa yang akan mengetuk pintu di hari libur seperti ini?.

"Luke memintaku membawamu pulang. Kalian ada apa?" Itu suara Chanyeol lalu disusul Kris, suaminya berjalan dibelakang menyusul. "bertengkar? Berebut Jongin?"

"Kami baik...."

"Lalu apa?" kali ini Kris.

"Bagaimana aku harus menceritakannya hyung?"

"Bicara saja, apa susahnya? Kau terlihat seperti calon duda, kau tahu."

Sehun tidak merespon, dia beranjak dari kursinya lalu ikut bergabung dengan pasangan itu di sofa. Sehun benar-benar kusut sekali sekarang.

"Jongin hamil."

Mereka menoleh, tapi dengan keterkejutan yang berbeda. "Wah. Selamat kalau begitu!" chanyeol terlihat berbinar. Sehun tidak menjawab.

"Ck! Kita ada di usia yang sudah tidak pantas punya anak lagi hyung." Sehun berkata dengan sinis tidak lupa dengan alisnya yang berkerut. Sehun kesal sendiri.

"Bagaimana bisa?" Tanya Kris menghentikan pertikaian konyol Sehun dan Chanyeol.

Chanyeol menoleh pada Kris, mengerutkan kening. Apa-apaan pertanyaan suaminya ini?. "Sayang, Jongin seharusnya tidak mengandung lagi setelah Lucas..... rahimnya rentan."

Dan seperti teringat akan sesuatu yang lama dilupakan, Chanyeol menghela nafas panjang. Ya, dia baru saja melupakan hal bersar itu sangking bahagianya mendengar kabar yang selama ini sahabatnya itu inginkan. Dia hanya mengingat bagian Jongin sangat ingin memiliki anak lagi, sangat ingin, hingga ia lupa bahwa ada alasan kenapa anak itu tidak kunjung mendapatkan apa yang dia inginkan.

"Aku tidak tahu hyung, aku harus bagaimana sekarang?"

"Sudah berapa lama?" itu suara Chanyeol.

"Tiga minggu..." Sehun bersandar pada sandaran sofa samial memejamkan mata, dia pusing sekali rasanya. "Dan Jongin sedang marah sekarang padaku."

"Jadi itu alasannya kau disini?" Sehun mengagguk sebagai jawaban.

"Tanpa melakukan apapun disini? Apa gunanya?!"

Sehun mendengus, memang seharusnya dia tidak perlu berharap banyak pada Chanyeol. Orang ini tidak akan memberikan solusi.

Sehun mendengus keras. "Dia mengira aku tidak mau menerima anak kami diperutnya! Dia benar-benar mendiamiku. Aku harus apa?!"

"Memangnya apa yang kau rasakan?"

"Aku...... aku takut hyung. Sebenarnya tidak sepenuhnya salah juga jika aku tidak menginginkan bayi itu. Tapi kan itu karena aku takut terjadi sesuatu pada Jongin!"

"Itulah masalahnya...."

"Hah?"

"Kau belum bisa mempercayai Jongin.... Kau takut pada perasangkamu sendiri." Chanyeol sedang serius sepertinya.

"Lalu apa aku harus bersorak 'istriku akhirnya bisa mengandung seperti yang selama ini dia inginkan!' begitu?"

"Ya."

Gerbera Daisy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang