H-2

104 24 4
                                    

Chanyeol duduk diam menatap Jongin yang sedang menangis tersedu-sedu dihadapannya, melipat lengan didepan dada, Chanyeol jengah juga dengan semua ini lama-lama.

"Katakan apa maumu sekarang?"

"Sehun....."

"Apa maumu?" ulang Chanyeol dengan suara yang terdengar menyebalkan diteliinga Jongin.

"Sehun. Aku mau Sehun, hyung!" dan suara tangisan kembali terdengan dari buntalan selimut diatas tempat tidur.

Chanyeol menjadi orang ketiga yang selalu berada didekat Jongin setelah Sehun dan Lucas belakangan ini. Dan menginjak trimester ketiga ini Jongin bertambah cengeng dan menyebalkan sekali menurut Chanyeol. Dia akan menangis saat suaminya itu tidak terlihat olehnya bahkan saat Sehun harus bekerja, Jongin seperti tidak bisa menolerir juga, dia tetap menangis.

"Demi Tuhan Kim Jongin! Suamimu itu sedang bekerja. Uangnya juga diberikan kepadamu, kenapa kau menangis seperti bayi begini?!"

"Oh Jongin. Dan kenapa kau marah padaku?!"

"Aku tidak marah!"

"Tapi kau berteriak!"

Sahut-sahutan suara itu berakhir dengan hening beberapa saat dan Jongin tetap menangis, suaranya terdengar begitu memprihatinkan dan mengundang belas kasihan. Tidak tahukah orang-orang bahwa Jongin juga tidak ingin begini? Ini kan faktor hormonal. Ini sebenarnya bayinya saja yang menginginkan Sehun! Bukan dirinya. Sedikit sih sebenarnya.

"Oh, ada apa ini? Kenapa suram sekali? Hai bibi Jongin...."

"Ya! Berhenti memanggilku bibi! Panggil aku paman, anak jerapah!"

Tidak ibunya, tidak anaknya, sama-sama menyebalkan. Itu tadi Sungchan, anak tunggal Chanyeol dengan Kris. Sungchan hanya tersenyum lalu berajak keatas ranjang mendekat pada Jongin.

"Ada apa Paman? Kalian kenapa marah-marah?"

"Papi mu menyebalkan.... Dia berteriak padaku..." adu Jongin, bibirnya melengkung kebawah. Beruang cengeng.

"Sudah, biarkan saja... Papi kan memang menyebalkan?" Jongin mengangguk mengiyakan, Chanyeol memang menyebalkan seperti yang dikatakan Sungchan.

"Wu Sungchan! Kau mau berubah jadi batu? Kau durhaka tau."

"Sudah Papi, jangan marah-marah terus.... Nanti cepat keriput. Diluar ada Ayah, sana kesana saja..." Chanyeol hanya mendengus lalu keluar meninggalkan Jongin dan Sungchan. Demi Tuhan kesabaran Chanyeol sudah banyak dikuras hari ini oleh hormone hamilnya Jongin itu.

"Lucas dimana? Kalian tidak pulang bersama?"

"Hari ini jadwal kami berbeda, jadi aku duluan yang pulang.... Paman sudah makan?"

"Sudah.... aku makan dengan Papimu tadi,"

"Bagus.... Kenapa Paman menangis? Rindu Uncle Se lagi?"

Jongin mengangguk, matanya kembali berkaca-kaca. Demi bokser jelek Chanyeol, Jongin sangat ingin melihat Sehun sekarang, rasanya seperti akan mati. Menyebalkan sekali.

Dulu saat hamil Lucas, Jongin tidak sampai seperti ini. Sehun bahkan pernah meninggalkan Jongin keluar kota dan keluar negeri selama hampir sebulan penuh dan dirinya tetap baik-baik saja. Kali ini hanya ditinggal untuk bekerja yang beberapa jam saja rasanya sulit sekali.

Saat Jongin tidak mendapati Sehun dalam jarak pandangnya, semua tubuhnya terasa sakit, tulang-tulangnya terasa linu dan Jongin lemas sekali. Semua ini tidak nyaman rasanya, dan itu memicu dirinya untuk menangis. Chanyeol itu sama sekali tidak mengerti hal ini. Aneh memang, karena nyatanya ini hanya bawaan bayi. Seminggu yang lalu saat awal Jongin merasakan keluhan ini Lucas segera membawanya ke rumah sakit namun setelah diperiksa Jongin ternyata baik-baik saja dan tidak ada yang salah. Namun ternyata hal ini juga terjadi pada beberapa ornag yang hamil. Ini murni karena bayi dan hanya perasaan ibunya saja. Tapi dokter tetap membenarkan apa yang dirasakan Jongin, perasaan tidak nyaman itu memang terjadi dan memang membuat Jongin merasa kesakitan. Hal ini akan hilang dengan sendirnya saat Sehun datang dan memberikan sentuhan kecil yang bersifat menenangkan Jongin yang sedang hamil.

Gerbera Daisy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang