Mr. Genius Pt. 3

115 6 0
                                    

Shania menatap pantulan wajahnya di cermin. Dengan polesan make up tipis hasil karya Gladysta paramitha hussein semakin menambah kecantikan Shania.

"Gimana? Lo suka ga? Itu make up lo udah tipis banget, gue pake soft color semua" tanya Gladys dari belakang Shania.

"Suka banget, dys, jadi cantik gini gue" jawab Shania mengundang tawa Gladys.

"Lo tuh emang cantik tau. Lo aja yang suka insecure. Padahal kalau lo mau, dapetin kak haikal juga bisa" ujar Gladys asal. Tapi bagi Shania, ucapan Gladys tersebut mengandung arti lain. Apa selama ini sahabatnya itu tahu bahwa ia menyukai kekasihnya?

Shania menatap sendu Gladys yang tengah mencatok rambutnya. Perasaan bersalah tiba-tiba muncul di hati Shania. Selama ini Gladys selalu terlihat ceria, tapi apa isi hati Gladys memang selalu seceria itu?

"Udah, selesai. Cantik banget deh temen gue yang satu ini. Gue yakin kak Faris dan semua cowok di sana nanti pasti bakal terpesona liat lo. Lo pilih deh tuh salah satu" lanjut Gladys setelah selesai mencatok rambut Shania.

"Sekarang giliran gue deh yang dandan, biar kak Haikal ga berpaling. Hehehe"
Hati Shania semakin tidak nyaman dengan perkataan Gladys.

"Dys, gue mau ngomong sesuatu" ujar Shania yang kini duduk di kasur. Matanya menatap Gladys yang sedang dandan lewat cermin. Gladys hanya mengangguk mempersilahkan.

"Sebenernya.. Gue sama kak Faris udah jadian"
Gerakan tangan Gladys yang hendak memakai foundation terhenti di udara. Dengan gerakan cepat Gladys berbalik hingga berhadapan dengan Shania.

"Lo gila ya? Kapan pdkt nya? Masa tiba-tiba jadian. Ga usah ngaco deh" balas Gladys setelah menatap Shania beberapa saat.

"Gue serius. Waktu kak Faris balikin dompet gue, dia nembak gue. Katanya dia udah suka sama gue dari waktu gue sama dia gabung di kelas belajar" Shania sudah tidak tahu lagi apa yang ada dipikirannya sampai bisa mengarang cerita selancar ini.

"Terus lo terima gitu aja? Emang lo suka sama kak Faris? Lo bukannya suka sama kak Haikal?" Gladys menutup mulutnya. Gadis itu tanpa sengaja mengungkapkan isi hatinya.

Suasana hening seketika. Jantung Shania berdebar kencang. Benar dugaannya, Gladys sudah tahu.

"Sorry dys.."

"Sorry Sha.."

Gladys dan Shania kembali diam saat tanpa sengaja keduanya mengucapkan kata maaf bersamaan. Shania lebih dulu menarik Gladys ke pelukannya.

"Maafin gue, dys. Maaf" ujar Shania pelan. Air mata sudah membasahi pipi kedua gadis tersebut.
"Gue yang harusnya minta maaf, sha. Selama ini lo selalu ngalah sama gue, tapi gue ga bisa ngelakuin hal yang sama buat lo. Waktu gue sadar kalau lo suka sama kak Haikal, gue pernah coba buat jauhin dia, bikin dia benci sama gue, tapi ga berhasil, gue udah terlanjur sayang sama kak Haikal. Maafin gue Sha, gue udah egois" Gladys mulai terisak.

Selama ini Shania selalu merasa dirinya yang tersakiti karena hubungan Gladys dan Haikal, tapi ternyata Gladys merasakan sakit yang sama. Shania bersukur karena Haikal tetap mempertahankan Gladys. Dan ia berharap semoga Haikal akan mencintai Gladys seperti ini untuk selamanya.

"Lo ga egios, dys. Gue yang bodoh karena udah suka sama cowok orang. Mulai sekarang lo ga usah berpikir buat jauhin kak haikal apalagi bikin dia benci sama lo. Kak Haikal tuh bucin banget sama lo, dys. Dan lo sama kak haikal tuh udah paling serasi, paling cocok. Lo juga ga usah mikirin perasaan gue, karena sekarang gue udah punya kak Faris." Jelas Shania menghapus air mata Gladys dan air matanya.

Gladys hendak protes tapi Shania lebih dulu menggeleng.
"Sekarang lo cepetan make up terus bantuin gue benerin make up gue. Bikin gue kaya tadi lagi. Kita bikin cowok kita ga bisa nengok ke sana ke mari selama di pesta" Gladys mengangguk semangat dan mulai merias wajahnya.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang