Mr. Genius Last Part

161 6 0
                                    

1 minggu kemudian
Hubungan Shania dan Faris berjalan seperti biasa. Hampir setiap hari Faris mengantar jemput Shania ke sekolah.

Farah dan karenina di keluarkan dari sekolah dan Dhira mendapat hukuman skorsing karena di anggap membantu. Haikal semakin protektif pada Gladys. Ia tidak ingin kejadian serupa terulang lagi.

Lambat laun perasaan Shania pada Haikal semakin pudar. Ia sudah tidak pernah merasa cemburu atau sakit hati ketika melihat Haikal dan Gladys bermesraan.

Hari ini Faris tidak bisa mengantar Shania pulang karena ada urusan dan laki-laki itu memaksa Shania untuk pulang bersama Haikal dan Gladys.

"Sorry ya dys, kak ,gue jadi gangguin kalian. Kak Faris tuh maksa banget, padahal kan gue bisa naik gojek aja" ujar Shania saat Haikal mulai menjalankan mobilnya. Ia sempat terkejut melihat Haikal dengan santainya mencium bibir Gladys saat mereka bertiga masuk ke mobil beberapa saat lalu. Shania jadi bertanya-tanya, jika di depan dirinya saja Haikal seberani itu, bagaimana kalau sedang berdua dengan Gladys?

"Santai, Sha. Si Faris juga udah ngomong kok" jawab Haikal.

"Iya, Sha, lagian ganggu apa sih? Emangnya gue sama kak haikal lagi rapat apa?" Tambah Gladys menoleh ke belakang.
Shania hanya tersenyum.

"Oh iya besok lo jadi pergi ke pantai sama si faris?" Tanya Haikal melirik Shania lewat kaca spion.

"Kayanya sih jadi kak. Kalian ga ikut?" -shania.

Haikal hanya tersenyum simpul tak menjawab, begitupun dengan Gladys. Shania lebih memilih memainkan ponselnya daripada mengganggu sepasang sejoli di depannya.

Sesampainya di rumah Shania, ternyata Andreas juga baru sampai rumah, entah dari mana.

"Hai kak.." sapa gladys. Andreas hanya tersenyum kecil dan mengangkat sebelah tangannya.

"Sha, gue langsung pulang ya, kak haikal mau latihan basket soalnya" tambah Gladys pada Shania yang berdiri samping mobil Haikal.

"Iyaa, pulang deh lo sono, jangan pacaran mulu" jawab Shania.
Gladys dan Haikalpun pergi dari rumah Shania.

Shania mendekati kakaknya yang masih menatap mobil Haikal yang semakin menjauh.

"Masih gamon ya?" Tanya Shania menaik turunkan alisnya di depan andreas. Laki-laki itu hanya berdecak kesal lalu masuk meninggalkan Shania.

Dari dulu Andreas memang menyukai Gladys, sayangnya Gladys tidak pernah menganggap Andreas lebih dari seorang kakak.

Ke esokan harinya Faris menjemput Shania jam 4 sore. Sebelum pergi, ia sempat bertemu dengan Andreas meminta izin untuk mengajak Shania pergi ke pantai. Awalnya Andreas ingin ikut, tapi saat Faris mengatakan bahwa gladys dan Haikal akan ada di sana juga, ia pun mengurungkan niatnya.

"Kakak kamu kenapa ga jadi ikut, Sha? Padahal ga apa-apa lho kalau mau ikut" ujar Faris menjalankan mobilnya keluar dari pekarangan rumah Shania.

"Ya orang ada gladys sama kak Haikal, ga bakal mau lah" jawab Shania membuat Faris mengerutkan dahi bingung.

"Kak Andre tuh suka sama gladys" tambah Shania membuat Faris terkejut.

"Terus gladys sama haikal tau ngga?" Tanya Faris lagi.

"Gladys sih ngga, kalau kak haikal kayanya tahu. Soalnya kalau mereka bertiga ketemu, kak Haikal tuh suka jadi protektif banget sama Gladys. Di tempelin terus. Terus liat kak Andre tuh kaya yang ga suka gitu." Jelas Shania. Faris mengangguk. Tak ada lagi percakapan hingga keduanya tiba di pantai.

Shania menghampiri Gladys yang sedang makan bersama Haikal di salah satu resto di pinggir pantai.

"Sorry ya Sha, gue makan duluan. Laper banget hehe" ujar Gladys begitu Shania duduk di meja mereka.

"Lo udah dari tadi ya di sini?" Tanya Shania melihat penampilan Gladys yang sudah tidak rapi. Gladys hanya tersenyum cerah menunjukan deretan giginya yang putih.

Setelah makan, ke empat remaja tersebut bermain di tepi pantai. Lebih tepatnya Gladys dan Haikal. Shania tersenyum melihat Gladys yang tertawa bahagia bersama kekasihnya.

"Udah ga cemburu lagi sekarang?" Tanya Faris pada Shania. Saat ini Faris dan Shania sedang duduk di atas pasir menonton orang-orang yang sedang bermain di pantai.

"Ngga kok. Sejak di pesta ulangtahun kak Farah itu aku udah ga pernah cemburu atau sakit hati lagi liat mereka. Mau mereka pegangan tangan, pelukan malah aku pernah liat mereka ciuman. Biasa aja sekarang."jawab Shania. Di tempatnya Faris tersenyum bahagia. Ternyata usahanya mendekati Shania selama ini tidak sia-sia. Ia juga harus berterimakasih pada Haikal yang secara tidak langsung membantunya.

Malam harinya Faris mengajak Shania makan malam di pinggir pantai. Gladys dan Haikal sedang membersihkan diri di hotel. Setelah memesan makanan, Faris meminta izin untuk ke toilet, meninggalkan Shania sendiri.

Shania memeluk tubuhnya sendiri karena udara yang cukup dingin. Ia menatap ke arah laut yang tampak gelap dan tenang. Shania terkejut saat tiba-tiba Faris memakaikan jaket miliknya pada bahu gadis itu.

Saat Shania berbalik, faris sudah berlutut dengan membawa buket bunga mawar raksasa. Tak lama kemudian datang 3 orang pengamen menyanyikan lagu Cinta luar biasa milik penyanyi Andmesh.

"Shania Aurora Pratama, let me be honest this time. Sejujurnya, aku udah suka sama kamu dari sejak kamu ikut kelas belajar dulu. Tapi aku terlalu pengecut buat deketin kamu. Aku terlalu bodoh untuk memulai semuanya. Apalagi waktu aku tahu kalau kamu suka sama Haikal. Aku ga punya keberanian buat bersaing sama dia"
Faris menjeda ucapannya.

"Sampai aku mutusin buat pacaran sama Farah supaya bisa lupain kamu. Tapi ternyata ga bisa, Sha. Aku masih aja mengharapkan kamu. Dan akhirnya, karena Haikal juga aku berani deketin kamu. Setelah Haikal secara ga langsung meyakinkan aku kalau aku harus perjuangin cinta aku buat kamu. Aku tahu sikap aku selama ini terkesan childish. Ga seharusnya aku minta kamu pura-pura jadi pacar aku"  Shania masih menatap Faris dalam diam. Detak jantungnya sudah berdebar tak karuan.

"Dan malam ini, aku mau minta izin sama kamu. Aku mau minta izin untuk jadi pacar kamu yang sesungguhnya, bukan pura-pura lagi. Apa kamu mau jadi pacar aku? Pacar yang beneran. Bukan pura-pura?" Faris mengakhiri kalimatnya. Menatap tepat mata indah milik Shania yang sudah berkaca-kaca.

Shania mengambil buket bunga dari tangan Faris dan menyuruh laki-laki itu untuk berdiri. Ketiga pengamen yang tadi bernyanyi sudah berhenti dan pergi entah kemana. Jantung Faris berdebar cepat menunggu jawaban Shania. Nyalinya kembali menciut karena Shania tak kunjung memberikan jawaban.

Faris menunduk lesu, berpikir Shania menolaknya. Tapi tiba-tiba Shania memeluk tubuhnya membuat keduanya matanya terbelalak.

"Aku mau kak. Aku mau jadi pacar beneran kamu." Ujar Shania dibahu Faris. Perlahan kedua tangan Faris membalas pelukan Shania. Membungkus tubuh gadis itu. "Makasih, Sha. Aku sayang kamu" bisik Faris di telinga Shania.

"Congratulation..." teriak Gladys menghampiri Shania dan Faris.

"Iih kok nangis.." ujar Gladys menggoda Shania.

Malam itu menjadi malam yang akan Shania dan Faris ingat selamanya. Malam dimana akhirnya Faris bisa mengungkapkan perasaan yang ia pendam selama kurang lebih 1 tahun dan malam dimana Shania akhirnya bisa melepaskan Haikal dan memulai hubungan dengan seorang laki-laki yang tidak pernah ia perkirakan sebelumnya.

Di tempat lain, Andreas yang pulang dari mini market tanpa sengaja bertemu dengan seorang gadis yang tengah menjadi korban bulli teman-temannya. Andreas menolong gadis itu dan mengantarnya pulang.
"Aku Farah. Makasih udah nolongin aku tadi. Kaka siapa?" Ujar Gadis yang di tolong andreas. Andreas hanya tersenyum dan mulai menjalankan motornya meninggalkan rumah gadis tersebut.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang