Shania duduk dengan gusar di kafe Alaska. Tempat kemarin ia tanpa sengaja meninggalkan dompetnya. Tadi siang Faris mengiriminya pesan.
"Kalau lo mau dompet lo balik, dateng ke kafe alaska pulang sekolah."
Singkat, padat dan jelas. Sesuai kepribadiannya. Padahal sebelumnya, Shania butuh waktu 2 jam merangkai kata-kata untuk mengirim pesan padanya.
Kalau saja dalam dompet berwarna beige tersebut tidak ada benda rahasia milik Shania, mana mau dia bertemu dengan Faris seperti ini.
Masalahnya di dompet tersebut Shania menyimpan foto dirinya di pesta ulangtahun Gladys tahun lalu. Sekilas tidak ada yang aneh dengan foto yang di ambil secara candid tersebut. Tapi jika di lihat lebih dekat, dalam foto tersebut ada Haikal yang duduk di belakang Shania sedang tersenyum ke kamera. Tampaknya saat itu ia sadar bahwa dirinya sedang di foto. Tapi tidak sadar bahwa Shania juga ada dalam foto itu.
Yang sebenarnya terjadi saat itu adalah, setelah foto tersebut di ambil, Gladys datang dan Haikal memberikan kado berupa kalung dengan liontin berbentuk hati. Selain itu, Haikal juga mencium kening Gladys didepan semua orang. Membuat suasana riuh.
Dan kemungkinan besar yang membuat Shania rela datang ke sini adalah Faris si genius itu mengerti maksud dari foto tersebut. Shania datang sendiri karena Gladys di ajak Haikal ke tempat lain.
Jantung Shania berdegup kencang saat melihat Faris masuk ke kafe. Mata tajam laki-laki itu sudah memerangkap Shania sejak ia menjejakkan kakinya.
Shania tidak berani melihat ke arah Faris yang sudah duduk di hadapannya. Faris mengeluarkan dompet Shania dari tasnya dan menyodorkan benda tersebut ke hadapan Shania yang menunduk.
"Di cek dulu. Jangan baru bilang ada yang hilang setelah gue pulang" ujar Faris.Perlahan kedua tangan Shania mengambil dompetnya yang ada di meja. Shania menghela nafas lega saat melihat foto yang ia takutkan masih berada di tempatnya.
"Masih lengkap kak, makasih udah balikin dompet saya. Maaf juga atas perkataan saya kemarin. Saya permisi. Assalamualaikum" Shania sudah berdiri dan siap pergi tanpa melihat Faris sedikitpun.
"Lo suka sama Haikal?" Pertanyaan dari Faris berhasil menghentikan langkah Shania.
"Ngga" Jawab Shania singkat dan berniat melanjutkan langkahnya.
"Kalau lo ga suka sama Haikal ngapain nyim.. ."
Shania membekap mulut Faris sebelum ia menyelesaikan ucapannya. Shania tengok kanan kiri memastikan tidak ada yang mendengar percakapan mereka.Jantung Shania kembali berdegup kencang saat menyadari jarak wajahnya yang cukup dekat dengan wajah Faris. Tangan Shania masih menutup mulut Faris. Dan dari jarak sedekat ini, Shania bisa melihat bahwa wajah tampan yang dimiliki Faris bukan hasil operasi plastik seperti dugannya. Kulit dan bentuk setiap indera di wajah Faris terlalu sempurna untuk hasil oplas.
Shania mengerutkan dahi saat mata Faris melirik ke arahnya dan ke kursi di depannya berulang kali. "Huh?" Shania yang akhirnya sadar segera melepaskan tangannya dari bibir Faris.
"Duduk" titah Faris. Shaniapun kembali duduk ke tempatnya semula.
"Gue tau lo diem-diem suka sama Haikal"
Shania mengangkat kepalanya hendak mengelak tapi Faris lebih dulu menempelkan jari telunjuknya di depan bibir, menyuruh Shania diam."Bukan cuma karena foto di dompet lo itu. Tapi dari cara lo liat Haikal. Gue rasa bodoh banget kalau sampai orang-orang ga nangkep. Padahal udah kelihatan jelas lo punya perasaan lebih buat cowo sahabat lo sendiri"
Shania mendengus kesal dengan cara bicara Faris yang menekankan kalimat 'cowo sahabat lo'.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story
RomansaMasih tentang Gladysta Paramitha Hussein Shania Aurora Pratama Githa Putri Ramadhan Andhira Salsabila Zein kumpulan short - semi long story Mix Couple