Tuhan selalu memiliki banyak cara untuk membuat makhluk ciptaannya bahagia.
_author A.A_🥀
Setelah melihat kelopak mata bulat tersebut terbuka Arsen segera menekan nurse call yang berada di dekatnya agar dokter segera datang.
"H..ha..us" ucapan lirih tersebut keluar dari bilah bibir Arven. Segera Arsa mengambil air yang berada di nakas dan membantu Arven minum dengan menggunakan sedotan.
Cklek
Suara pintu terbuka dan diiringi suara derap langkah yang mendekat mengalihkan pandangan orang orang yang berada di dalam ruangan. Orang tersebut adalah Arya diikuti beberapa perawat di belakangnya.
"Arsen, kalian bisa tunggu di luar dulu. Nanti kalian boleh masuk lagi setelah Arven papi periksa." Titahnya kepada Arsen dan teman temannya.
Setelah mereka keluar Arya segera memeriksa kondisi Arven.
Di luar ruangan.
"Sen gue sama Andra mau beli makan, Lo pada mau nitip nggak?" Tanya Dean.
"Boleh", "kalian gimana?" Lanjutnya kepada Arsa, putra, dan Tama.
"Yaudah deh boleh" jawab Tama di angguki semuanya.
"Yaudah gue keluar dulu, yok Ra!" Setelah itu Dean keluar dengan menarik lengan kembarannya, Dean hanya bisa diam dan menurut lagi pula jika dia menolak dia khawatir jika kembarannya di goda oleh Tante Tante girang di lampu merah. Nanti tidak ada yang menemaninya tidur jika mati lampu ༎ຶ‿༎ຶ, Andra ini takut gelap ingat itu!.
🥀
Di sini Arsa dan yang lainnya berkumpul minus Dean dan Andra. Semuanya sedang berebut untuk mengajak Arven berbicara, walaupun mereka tau Arven hanya akan sedikit menanggapi nya.
"Ven! Lo tau nggak gue khawatir banget sama Lo, apalagi waktu denger cerita nya Arsa yang bilang kalo..." Ucapan Tama terpotong ketika menyadari tatapan tajam yang berasal dari Arsa kepadanya.
"A..ah lupain aja, udah lewat juga. Yang penting sekarang Lo udah sadar" lanjutnya dengan menghindari tatapan Arsa yang seolah olah ingin melemparnya ke kandang harimau peliharaan milik ayahnya.
"Andra dimana?" Akhirnya setelah sekian lama terdiam Arven mengeluarkan suaranya meskipun dengan lirih, namun yang membuat mereka menatapnya tak percaya adalah yang di pertanyakan oleh Arven. Heii mereka sejak tadi mengajaknya bicara hingga mulutnya hampir berbusa tapi Arven tidak memperdulikan itu?. ingatkan mereka jika Arven baru saja terbangun dari koma jangan sampai mereka membuat Arven koma lagi ಥ‿ಥ.
"Ven, Lo.... Nggak dengerin kita ngomong apa?" Tanya Tama dengan nada mendramatisasi keadaan.
"Andra?" Tanya arven sekali lagi dengan menatap mereka semua meminta jawaban.
Arsa yg melihat tatapan bertanya dari Arven pun menghela nafas pelan, "hhhh, Andra lagi keluar sama Dean beli sarapan" jawabnya melangkah kan kaki ke sofa ruang rawat Arven. 'dia nggak nanyain gue gitu?' batin Arsa merasa miris.
Tak lama terdengar suara langkah kaki mendekat dan pintu yang terbuka.
Cklek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arven Ardian
Teen FictionSeorang remaja yang tidak lagi mendapatkan kasih sayang dari ayah dan juga saudara kandung nya setelah kematian sang bunda. Arven, seorang remaja yang belum mengerti apapun dituduh mencelakai sang bunda hingga nyawanya tidak dapat diselamatkan...